[ SEBELUM MEMBACA, FOLLOW DULU YA BESTIE ]
...
❝Sebenarnya merangkai kata-kata bukanlah keahlianku, keahlian ku adalah tersenyum saat dunia tak berpihak padaku. Dan kamu adalah satu-satunya kesalahan yang pernah aku cintai.❞
...
Ini kisah tentang- �...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
...
❝Biarkan cahaya menuntun langkahmu, menuju rumah tempat kamu bersandar, tempat kamu berkeluh kesah, dan aku berharap bahwa itu adalah aku.❞ — Maira Arcelia Jessinia.
...
Di atas motor.
Amad dan Maira membelah jalanan ibu kota yang ramai— Ditemani dengan angin sore yang menerka-nerka masuk menerobos kulit mereka berdua— bak dua sejoli yang sedang mabuk asmara, dunia serasa milik berdua.
"Jangan ngebut-ngebut!" pekik Maira sedikit keras tepat ditelinga Amad karena takut suara nya tak terdengar.
"Oh kamu mau nya lama-lama an bareng aku?" goda Amad seraya terus melajukan motor nya.
"Apaansi Amad, kalo ntar nabrak gimana?" jawab Maira lalu mencubit lengan Amad dari belakang.
"Ampun-ampun," kata Amad terkekeh.
Tanpa ada pembicaraan lagi.
Amad terus melajukan motor nya ketempat penjual bambu— ia sudah mengetahui tempat penjual bambu tersebut dari lokasi yang tertera di internet.
...
Akhirnya— Amad dan Maira pun sampai pada tempat yang dituju nya, tempat penjual bambu.
Amad memarkirkan motor nya— setelah mesin motor itu mati, Maira turun dari motor ninja milik Amad tersebut, membuka helm nya dan meletakkan helm tersebut diatas motor ninja Amad. Begitu juga Amad.
Mereka melangkah bersama memasuki toko tersebut— mencari sang penjual.
"Pak," panggil Amad.
Bapak sang pemilik toko itupun datang menghampiri anak muda yang memanggilnya.
"Cari apa Mas?" tanya Bapak tersebut sopan.
"Mau cari bambu yang kuat Pak dan jangan yang terlalu panjang, biar bawa nya gak terlalu ribet," anjur Amad.
"Ada Mas, sebentar saya ambil kan ya...," seru Bapak tersebut, lalu meninggalkan dua pemuda dihadapannya itu.
Bapak pemilik toko itu kembali masuk kedalam toko nya, mengambil apa yang Amad dan Maira inginkan.
Tak berselang lama— Bapak pemilik toko tersebut datang kembali, dengan bambu ditangan nya.
