9. YANG SELALU ADA

149 12 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

❝Kita punya keinginan tapi semesta punya kenyataan.❞
— Maira Arcelia Jessinia.

...

Kamar bernuansa hitam milik Iki— kini sudah ramai dengan kedatangan sahabat-sahabat nya.

Mereka yang sedang berada dikamar Iki itu— seperti biasa, yang mereka lakukan jika sedang bersama adalah bermain dengan game nya masing-masing. Menatap fokus pada layar ponsel nya masing-masing yang dibuat miring itu. Heran! Jadi untuk apa mereka bertemu? Jika hanya fokus pada ponsel nya masing-masing.

Namun belum lengkap.

Ada satu orang lagi yang belum datang— dia Arfan, apa yang Arfan bilang digrub tadi benar? Jika dia tidak boleh keluar malam-malam katanya.

"Arfan mana dah. Dia beneran gak dibolehin keluar?" tanya Iki pada sahabat-sahabat nya.

"Gak mungkin banget anjir, tu anak liar," kata Abi.

"Ntar lagi juga pasti dateng." saut Wafa.

Mereka berbicara tanpa saling menatap. Mereka tak memalingkan mata nya dari layar ponsel nya masing-masing.

"Ah bosen. Laper gue," seru Abi lagi seraya mematikan layar ponselnya dan melempar ponselnya asal.

"Yaudah beli makan lah. Diujung jalan sini ada nasi goreng langganan gue, beli aja disitu. Siapa yang mau jalan?" seru Iki pada ketiga sahabatnya.

"Yaudah gue sama Abi ajalah," jawab Wafa.

Abi setuju, dia menganggukkan kepalanya.

Abi dan wafa pun berdiri dari tempat duduk asal nya lalu akan beranjak keluar dari kamar milik Iki.

Namun belum sampai pada pintu, pintu itu sudah terbuka dengan sendirinya.

CKLEK

Terlihatlah wajah Arfan dari balik pintu tersebut dengan membawa banyak kantung plastik yang berisi snack dan makanan untuk ia berikan kepada keempat sahabatnya.

Ah memang dia sahabat yang baik!
Mengerti saja apa yang sahabatnya inginkan.

Arfan pun berjalan dari depan pintu— masuk kedalam kamar Iki dan menghampiri sahabat-sahabat nya.

"Mau kemana?" tanya Arfan pada Abi dan Wafa yang sedang berjalan menuju.

"Niatnya mau beli nasi goreng depan gang, terus malah papasan sama lo," Wafa yang menjawab.

"Gak perlu," sargah Arfan.

"Ini udah gue bawain nasi goreng lima porsi, lengkap sama minuman sama snack nya." tutur Arfan seraya mengangkat kantung plastik yang dibawa nya.

MAIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang