~~~ Happy Reading ~~~
(Name) berada di dalam sebuah ruangan. Tempat dimana dia menyimpan seluruh senjata miliknya. (Name) berjalan ke arah sebuah meja rias. Dia mengucapkan sebuah mantra dan membuat kastil iblis Delsgade bergetar. Misha dan Sasha menjadi panik sedangkan Anos tampak biasa saja.
"Tenanglah, ini cuma getaran biasa saja," kata Anos dengan santainya.
Sebuah busur berwarna biru muda (kaya punyanya Miya di mobile legends) melesat melewati mereka bertiga dan terbang masuk ke dalam sebua ruangan. (Name) langsung menangkap busur tersebut.
"Walaupun aku sudah tertidur selama 2000 tahun, kau masih mengingatku rupanya." (Name) mengelus busur panah miliknya.
(Name) menyimpannya dibelakang tubuhnya dan berjalan menghampiri kedua temannya juga suaminya yang sedang menunggunya.
"Itu bukannya busur panah legendaris? Kalau tidak salah namanya busur keadilan," kata Sasha.
"Aku pernah membacanya di buku tentang busur keadilan. Katanya busur keadilan menolak siapapun yang mencoba memegangnya kecuali pembuatnya sendiri," kata Misha.
Sasha menatap ke arah busur yang ada di tangan (Name). ''Sosok yang di hormati sekaligus paling ditakuti. Dia akan kembali bersama dengan Raja Iblis Tiran, pada saat itu juga kemenangan akan berada di tangan Iblis. Kalimat itu yang paling aku ingat saat membaca buku kuno."
Misha dan Sasha menatap ke arah Anos dan (Name). Mereka masih belum percaya kalau sosok yang dimaksudkan itu adalah (Name) dan Raja Iblis Tiran itu adalah Anos.
"Sepertinya kau perlu memperlihatkan siapa yang sebenarnya kepada mereka, (Name)." Anos merangkulnya sambil tersenyum lebar.
(Name) menganggukkan kepala dan melepaskan penutup matanya. Kedua Necron itu terkejut melihat warna mata (Name) yang menurut sangat indah. (Name) mengeluarkan bola mata sebelah kirinya dan menghancurkannya. Anehnya setelah bola mata kiri milik gadis itu berubah menjadi ribuan butiran cahaya dan membentuk sebuah layar hologram. Bola mata kiri (Name) yang tadinya tidak ada di dalam lubangnya, kembali terbentuk lagi.
Dari layar hologram tersebut menampilkan siapa yang sebenarnya Anos dan (Name) di masa lalu. Kini Sasha dan Misha tahu siapa kedua orang yang selama ini menjadi teman tim mereka. Setelah selesai, layar hologram tersebut seketika menghilang dari pandangan mereka.
Anos tertawa melihat wajah Misha dan Sasha yang menatap tidak percaya ke arahnya juga (Name). "Jadi bagaimana? Apa kalian berdua sudah tahu siapa kami yang sebenarnya?"
Kedua Necron itu mengangguk kepala dan meminta maaf kalau mereka bersikap tidak sopan. Misha lalu menatap ke Sasha dan memberikan sebuah jubah Phoenix.
"Ini untuk ulang tahunmu," kata Misha.
"A-aku bahkan tidak menyiapkan apapun untukmu." Sasha cukup terkejut karna Misha memberikannya sebuah hadiah sedangkan dia tidak.
"Aku tak butuh apapun."
"Terima kasih, Misha. Aku sangat senang. Aku akan menghargainya seumur hidup." Mata Iblis Penghancur Sasha sekilas muncul, "Boleh aku pakai?"
Sasha menyadari kalau masih ada Anos.
"Seorang wanita mau ganti baju, loh!" tegur Sasha.
"Dasar, bikin repot saja," kata Anos.
"Kalau begitu, aku akan pergi berjelajah lagi." (Name) pergi dengan menggunakan teleport.
(Name) pergi mengambil beberapa peninggalan miliknya yang masih tertinggal di dalam kastil selama 2000 tahun. Dia merasa senang karna tak ada satupun iblis yang berhasil menyentuh salah satu dari senjata yang dia simpan. Setelah semuanya sudah selesai, dia kembali ke tempat Anos dan yang lainnya. Tapi setibanya dia, (Name) melihat Misha yang sudah keadaan terluka akibat ditikam di dada dan pelakunya tak lain adalah Sasha sendiri.
"Apa yang kau lakukan, Sasha?" - (Anos)
"Laki-laki itu sangat sederhana. Tentu saja kulakukan untuk mendapatkan posisi teratas dalam ujian dungeon ini, kan? Apa menurutmu aku ingin akrab dengan boneka rusak itu? Hadiah ulang tahun? Itu sangat membuatku muntah." - (Sasha)
'Dasar gadis aneh.' - (Name)
Tangan Misha sekilas masih bergerak.
"Oh? Kamu masih hidup? Keras kepala sekali." - (Sasha)
"Kau sangat pandai berakting, Sasha. Tapi, metode pengkhianatan ini terlalu lemah. Jika kau berniat, seharusnya kau membunuh Misha, memotongnya kecil-kecil dan menyegel setiap bagiannya di dalam sebuah batu. Kau harus menyebarkannya ke seluruh dunia dan mungkin itu baru membuatku sedikit kesulitan." - (Anos)
"Anos-kun, kau terlalu berlebihan." - (Name)
"Benarkah? Tapi jika dia menikam dadanya dengan pisau kecil, kenapa dia bisa sangat sombong begitu? Aku sama sekali tak mengerti. Lagipula jika kau membawa benda itu, hak kepemilikannya masih ada di ketua sepertiku." - (Anos)
"Aku mencabut Zecht kami." - (Sasha)
"Seharusnya itu tidak mungkin. Tapi aku sangat tertarik." - (Anos)
"Memangnya kalian bisa terus santai begitu? Kalau dibiarkan, dia akan mati loh." - (Sasha)
"Oh? Kau terkesan seperti tak ingin membiarkannya mati." - (Anos)
Sasha menertawakan ucapan Anos.
"Apa yang kau katakan? Dengar, benda itu hanya tercipta untuk kumanfaatkan. Dia akan digunakan sampai usang dan dibuang. Dia adalah boneka sihir rendahan yang menyedihkan."
(Name) mencoba untuk tidak menggunakan sihirnya.
"Hey, kau masih hidup?" Sasha menatap ke arah Misha, ''Karena ini saat terakhir, aku akan mengatakannya. Kamu tahu? Sikap baikmu yang selalu percaya kepadaku meski aku sering menipumu....sama seperti serangga najis, aku sangat membencinya!"
Anos memegang tangan (Name), setelah dia melihat tangan gadis itu mulai mengeluarkan aliran petir. (Name) mulai tenang setelah merasakan tangan Anos yang memegang tangannya. Dia memilih untuk menenangkan diri.
"Sasha, kau sudah berpikir kalau kau takkan bisa lepas begitu saja, kan?" - (Anos)
"Rent!" - (Sasha)
"Sihir pengkondisian, ya? Jika kau melakukan sesuatu pisau itu akan masuk lebih dalam, kan?" - (Anos)
"Ne, Anos-kun. Apa yang harus kita lakukan kepadanya?" - (Name)
"Apa kalian tidak peduli dengannya? Bahkan orang seperti kalian untuk merusak penghalang sihir dan menyembuhkan luka Misha, kalian butuh waktu 10 detik, kan? Itu sudah cukup untuk membuatku kabur." - (Sasha)
Sebelum Sasha terbang melarikan diri, Anos sudah duluan menahannya. Luka dan pisau yang tertancap di dada Misha seketika menghilang.
"Padahal aku sudah mengaktifkan Rent... kenapa lukanya?" Sasha terkejut melihat sihirnya yang tidak menghilang.
"Aku menyembuhkan Misha saat aku melihatnya berbaring. Yang kau lihat itu hanyalah ilusi buatanku. Kalaupun Misha mati, (Name) bisa menghidupkannnya kembali." jelas Anos.
(Name) berjalan menghampiri tubuh Misha dan mengeluarkan sedikit sihir energi ke tubuh gadis itu.
"Mata Iblis Kehancuran akan aktif saat emosimu meningkat, kan? Seharusnya kau merasa bahagia saat dia membahas ulang tahunmu. Tapi matamu baru aktif, setelah kau menerima jubah itu. Mungkin, saat itu kau memutuskan untuk menikam Misha. Selain itu, meski kau menghina Misha dari tadi tapi mata iblis itu tak pernah aktif sama sekali."
Jari-jemari Misha perlahan mulai bergerak.
"Artinya kau masih tenang dan mempertahankan aktingmu. Baiklah, saatnya mengungkapkan kebenarannya."
~~~ Bersambung ~~~