8.

2.1K 416 270
                                    

Vote, comment and follow

Jisoo mengusap dahinya yang berpeluh, ini sudah malam tapi ia baru saja selesai bekerja, tidak biasanya bengkel sangat ramai seperti hari ini.

"Lelahnya"
Jisoo duduk di salah satu bangku yang ada di bengkel tersebut sambil mengipasi wajahnya yang kusam dan berkeringat.

"Nak,ini upahmu"
Seorang pria tua memberikan upah untuk Jisoo yang bisa dibilang sangat kecil, jika dirupiahkan hanya sekitar Rp. 30.000 saja, tapi Jisoo sangat bersyukur karena ia masih bisa membeli obat dan makanan untuk ia dan appa nya.

Jisoo berdiri lalu mengambil upahnya tersebut.

"Terimakasih pak"
Pria tua tersebut tersenyum lalu kembali membuka suaranya.

"Pulanglah ini sudah malam, terimakasih sudah bekerja keras hari ini"
Jisoo mengangguk lalu menaiki motornya, ia sempat berteriak ke arah temannya Bobby.

"Bob aku duluan ya!"

"Yoi!"
Bobby membantu pria tua tersebut membereskan beberapa barang di bengkel.

***

Jisoo memasuki rumah kecilnya yang terdapat di sebuah gang sempit, sambil menenteng tas plastik berisi obat dan makanan yang ia beli di warung kecil pinggir jalan tadi.

"Aku pulang"
Jisoo memasuki kamar appa nya, dan seperti biasa sang appa hanya terbaring lemah di atas tempat tidur, asal kalian tau appa Jisoo mengalami cedera pada kakinya dan sering sakit sakitan jika terlalu memaksakan diri untuk bekerja.

Awalnya appa Jisoo bekerja sebagai pengantar barang di salah satu kantor, tapi karena suatu insiden, kaki appa Jisoo mengalami cedera dan tak kunjung sembuh.

Sang appa beranjak perlahan untuk duduk tapi Jisoo membantunya.

"Bagaimana harimu?"
Pertanyaan yang sama selalu dilontarkan pria itu setiap harinya, ketika Jisoo pulang kerja.

"Seperti biasa"
Jisoo menunjukan senyumannya, seolah ia merasa tidak lelah sama sekali dengan hari ini.

"Kau lelah?"
Appa Jisoo mengusap pipi putrinya tersebut yang kotor terkena oli.

"Tidak"
Jisoo menggenggam tangan appa nya, appa nya tau Jisoo pasti lelah dilihat dari raut wajahnya.

"Kau pasti lelah, mandilah lalu makan"
Jisoo menggeleng ia membuka makanan yang ia beli tadi.

"Apa makanlah dulu"
Tidak mau membuat anaknya khawatir pria tersebut segera memakan makanannya.

"Appa tau, hari ini aku datang ke rumah temanku, rumahnya besar appa"
Jisoo berkata dengan antusias dan sang appa yang mendengarnya hanya tersenyum.

"Aku sangat ingin memiliki rumah seperti itu, aku berjanji suatu saat nanti aku akan membeli rumah besar juga untuk kita berdua, tapi apakah uangku bisa cukup?"
Nada bicara Jisoo melirih, ia menunduk, bagaimana ia bisa membeli semua yang diinginkannya jika upahnya bekerja sangatlah kecil, sepatu sekolahnya saja sudah rusak bahkan bisa dibilang sudah tidak layak dipakai.

Lama terdiam Jisoo kembali membuka suaranya.
"Sudahlah lupakan saja"
Ia mendongakkan kepalanya lalu tersenyum.

"Kau bekerja sangat keras nak"
Appa Jisoo tersenyum menatap wajah putrinya yang kusam.

Ya Jisoo memang sosok pekerja keras dan penyayang, di umurnya yang masih sangat mudah ia sudah bekerja keras demi bertahan hidup di tengah kehidupan kota yang kejam menurutnya.

"Jika eomma mu masih ada, pasti dia sangat bangga denganmu"
Mendengar kata eomma membuat mata Jisoo berkaca kaca, bisa dibilang Jisoo cengeng jika diingatkan tentang kedua orangtuanya.

Beautiful & Annoying {Jensoo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang