45.

1.2K 210 23
                                    

Vote,komen dan follow
Maafkan typo
Selamat membaca

Jiyong kembali mengetuk kaca jendela mobil itu, hingga mau tidak mau Jisoo menurunkan kaca mobil tersebut.

"S...selamat malam om"
Jisoo menelan ludahnya gugup ketika matanya bertemu dengan mata tajam Jiyong yang membuatnya merasa terintimidasi. Gugup dan malu itulah yang dirasakan Jennie dan Jisoo saat ini.

Sedangkan Jennie, ia mengubah ekspresinya menjadi datar walaupun nyatanya ia merasa sangat malu.

Jennie benci dengan Jiyong yang selalu melarangnya dekat dengan Jisoo. Ia benci ketika Jiyong memarahi Jisoo tepat di depannya.

Jisoo tidak pantas diperlakukan seperti itu. Ia sudah cukup diperlakukan buruk oleh semua orang.

"Ikut saya"

"B..baiklah om"
Jisoo memberi kode ke arah Jennie agar ikut dengannya juga.

***

Kini disinilah mereka berada, Jiyong duduk di sofa dan di sebelahnya lagi ada Chaerin yang juga sedang menatap ke arah dua sejoli itu.

Jisoo menundukkan kepalanya malu, rasanya ia ingin menghilang dari sini sekarang juga. Jennie pun merasakan hal yang sama ia menundukkan kepalanya dalam, sangat memalukan ketika ia melakukan hal tersebut dengan Jisoo lalu tertangkap basah seperti tadi.

"Sekarang jelaskan apa yang kalian lakukan di mobil tadi"
Jiyong berkata dengan nada dingin, wajahnya datar tanpa ekspresi. Ia tau dan ia juga melihat apa yang mereka lakukan tadi tapi entahlah ia hanya senang bermain main dengan keadaan dua sejoli ini.

"Memangnya apa yang mereka lakukan di mobil sayang?"
Chaerin bertanya, lalu Jiyong pun memberi kode lewat matanya dan istrinya itu mengerti.

"Katakan apa yang kalian lakukan tadi hm?"
Chaerin menatap kedua orang itu yang sedang menunduk dengan tatapan bertanya.

"K...kami berciuman"
Jisoo berkata pelan sangat pelan bahkan hampir tidak terdengar menundukkan kepalanya semakin dalam, tangannya meremas ujung jaket yang ia pakai.

"Keraskan suaramu, saya tidak bisa mendengarnya"

"Orangtua sialan!"
Jennie mengumpat dalam hatinya ketika, Jiyong yang bersikap seolah ia mengintimidasi Jisoo.

Setelah meyakinkan dirinya dan menarik nafas beberapa kali, Jisoo mengangkat wajah dan menatap Jiyong yang tengah menatapnya dengan raut wajah dingin.

"Kami berciuman"

"Maafkan saya om"
Jisoo kembali menundukkan kepalanya. Bukan karena ia takut, ia hanya merasa malu dan tidak enak dengan orangtua dari pacarnya Jennie.

"Apa benar yang dia katakan Jen?"

"Huh? A..apa? Oh i..iya"
Gadis bermata kucing itu terbata ketika menjawab pertanyaan daddy nya sendiri.

"Sepertinya kalian sangat menikmatinya"
Jiyong tersenyum miring ketika melihat wajah dua orang itu semakin memerah.

"Katakan pada daddy Jen bagaimana rasanya hm?"

"Manis?"

"Candu?"
Jiyong tertawa pelan lalu menyalakan rokoknya.

"Ayo jawab bagaimana rasanya"
Jiyong memaksa, ia menatap dua sejoli itu bergantian.

"Kau bisa pulang sekarang"

"I..iya baiklah"
Jisoo dengan gugup berdiri lalu sedikit membungkukkan badannya hormat.

"Saya permisi, selamat malam om, tante"
Jiyong diam dengan ekspresi yang tidak terbaca, tak ada niat sedikitpun menjawab ucapan Jisoo tersebut.

"Hati hati di jalan Ji"

Beautiful & Annoying {Jensoo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang