Chapter 7

248 60 2
                                    

Saat di rumah sakit Ara terus berdiri depan ruangan yg bertulis IGD, dia sangat cemas dengan kondisi Kakaknya itu. Dokter dengan jas putih keluar dari dalam ruangan.

"Dok, gimana keadaan Abang saya?" Tanya Ara

"Dimana orang tuanya?"tanya Dokter itu

"Orang tua kita udah ga ada Dok, jadi gimana keadaanya?"tanya kembali Ara

Dokter itu menghela nafas berat "Kondisi pasien sangat lemah, apa dia telat menjalankan kemotrapi?"tanya dokter itu

"Abang tidak pernah menjalankan kemotrapi"ucap Ara, membuat dokter itu terkejut begitu juga Nemo dan Alan.

"Sebaiknya pasien di rawat dan menjalankan kemoterapi rutin"ucap Dokter itu lalu pergi.

Brankar Abi keluar dari UGD dan di pindahkan ke ruang rawat inap,Ara masuk kedalam diikuti Alan juga Nemo, di sana terdapat Abi dengan alat-alat di tubuhnya.

"Thanks udah nolongin Abang gue,"ucap Ara duduk di samping Abi

"Sama-sama"ucap Alan juga Nemo

Ponsel Alan bergetar kembali, Ia keluar untuk mengangkat seseorang yang menelponnya, Nemo menghampiri Ara mengusap punggung gadis itu.

"Abang lo pasti sembuh, kalau ada apa-apa telpon gue atau Alan,"ucap Nemo

"Thanks, Nem" Ucap Ara mengalihkan pandangan pada Abi yg tertidur.

"Nem, ke markas"Ucap Alan dari ambang pintu

"Gue pergi dulu, kalau ada apa-apa telpon gue"Ucap Nemo

"Iya, hati-hati"Kata Ara, sebelum pergi dia mengacak rambut Ara dan terkekeh, melihat interaksi Ara dan Nemo membuat hati Alan terbakar.

"Gue kenapa sih"batin Alan

"MANA BOS SIALAN LO"Laki-laki itu teriak di depan markas Aresto

"Di sini, ada urusan apa lo?"ucap Alan lantang dari belakang kerumunan mereka

"Lo lagi?"tanya Laki-laki itu

Alan mengulurkan tangan memperkenalkan diri "Alan"Ucapnya.

"Ga usah basa-basi, anak buah lo udah bikin temen gue masuk rumah sakit, dan lo juga gagalin gue deketin cewe Pertiwi!" Ucap Afizar

"Temen gue ga akan buat dia masuk rumah sakit kalau dia ga temen lo yang mulai"ucap Alan

Seseorang dari belakang Afizar memukul salah satu Anggota Areso sebelum di perintah, karna tidak terima Akhirnya mereka memukul satu sama lain.

Afizar sudah terkapar di tanah dengan muka yg penuh lebam, Afizar berdiri dan menyuruh anak buahnya pergi dari sana.

"Urusan gue sama lo belum selesai"ucap Afizar

"Gue tunggu"teriak Alan saat Afizar mulai menjauh

Semua orang berkumpul di dalam markas, hening tidak ada suara sedikitpun sampai Alan berkata.

"Siapa yang udah habisin anak Leamord?" Tanya Alan

Leamord adalah Gang yang di ketuai Afizar. Seseorang berjalan ke depan dengan takut.

"Gue yang udah buat anak leamord masuk rumah sakit" ucap cowo itu

"Gue cuma ngasih dia pelajaran, saat itu gue liat dia bawa cewe SMP ke gudang, gue liat dia mau lecehin cewe itu" ucap Cowo yang bernama Gibran.

Areso tidak akan bertingkah kalau memang tidak di usik.

"Gue ga sendiri dan mereka juga berlima, gue sama Deo ngikutin mereka sampai gudang. Di sana gue liat gadis itu terus memberontak, dan yg lo harus tau kenapa gue ngikutin mereka karna gadis itu adiknya Deo" ucap Galang melirik Deo yg berada di belakang.

Seisi ruangan sangat terkejut, tidak salah bukan Gibran untuk menghabisi anak Leamord seperti itu?

***

Sepulang dari markas Alan sudah berbaring di tempat tidurnya, melihat benda pipih yang jarang iya sentuh itu, Ia membuka room chat banyak sekali nomor yang tidak Ia kenal masuk ke ponselnya, tapi Alan tertuju pada Nomor yg sempat mengirimkannya pesan.

"Thanks udah nolongin gue"

Alan mengetik dan menyimpan Nomor itu ponselnya, baru kali ini Alan menyimpan nomor perempuan selain ibunya.

"Gimana kondisi Abang lo?"

Pesan masuk dari ponsel Ara yang sedang menyuapi Abi, ia melirik ternyata Alan

"Membaik"

Alan tersenyum baru kali ini juga ia berinteraksi dengan perempuan di ponsel kecuali ibunya.

"Kenapa lo belum tidur?"

Alan kembali mengirimkan pesan pada Ara, dan ponsel Ara kembali bergetar.

"Siapa sih,Ra?" Tanya Abi

"Bukan siapa-siapa"Jawab Ara lalu menyuapi Abi kembali, memberikan obat dan menyuruh Abi istirhat.

"Kenapa ga dia bales?"tanya Alan pada dirinya sendiri

"Sorry, tadi abis nyuapin abang dulu. Ada apa? Tumben lo chat gue?"

Pesan kembali masuk ke dalam ponsel Alan, membuat Alan terkejut Ia harus menjawab apa, Lama Alan berfikir dan keluar ide.

"Gue mau tanya besok pelajaran apa?"

Alan merasa bangga bisa mengelak dari pertanyaan Ara.

"Besok minggu, bego"

Pesan itu masuk membuat Alan melirik ponselnya dan Ia melihat hari di ponselnya, benar besok minggu.

"Anj*ng, kenapa gue bisa lupa"batin Alan

Alan tidak membalas pesan dari Ara, Ia mematikan ponselnya dan tertidur, sungguh dia sangat malu.

"Abang Ara izin ke kantin dulu ya mau beli minum" bisik Ara pada Abi yg sudah tertidur.

Saat Ara di koridor rumah sakit Ia melihat Nemo keluaran dokter dan di belakanganya Nemo ada seorang dokter.

"Tetap semangat, kamu harus rajin-"Ucapan dokter itu terpotong saat Ara menyapa Nemo

"Hai Nemo, lo ngapain di sini?"Tanya Ara

"E-eh Ra, gimana keadaan abang lo?"lalu menarik Ara menjauh dari dokter itu.

"Lo ngapain sama dokter itu?" Tanya Ara

"Gapapa, lo mau kemana?" Tanya Nemo

"Gue mau ke kantin beli minum sekalian mau makan" ucap Ara

"Yaudah gue temenin"Ucap Nemo

Ara tidak masalah, mereka berjalan beriringan ke kantin. Banyak yang mereka bicarakan apalagi lawakan receh dari Nemo, dan membongkar Aib Raka yang banyak menggoda cewe.

-Alan-

ALAN B'S {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang