Pagi ini Alan sudah bangun, kebetulan sekali laki-laki ini bangun pagi-pagi buta dan mendengar alarm berdering, biasanya tidak pernah terdengar meski begitu keras Ia bunyikan.
"Mau kemana, Lan. Tumben udah cuci motor?" tanya Ibu tirinya dari ambang pintu
"Mau ajak balikan mantan, Mah." ucap Alan di iringi kekehan
"Yasudah kalau udah selesai, kamu mandi. Mamah siapin sarapan buat kamu," ucap Ibu tirinya mengusap kepala Alan sebelum pergi ke dapur
Selesai mencuci motornya Alan masuk ke kamar dan mulai membersihkan diri agar terlihat rapih dan wangi, tidak lupa parfum yang selalu Ara sukai. Tepat pukul 09:40, Alan berjalan ke dapur dan langsung menyabar roti gandum nya.
"Mau kemana kamu, biasanya jam segini masih tidur. Jangan lupa besok kamu sudah harus mengurus perusahaan Ayah yang di surabaya." ucap Ayahnya yang sedang berjalan di tangga
"Kenapa Alan sih, Yah?" tanya Alan, sungguh saat dia ingin kembali memperjuangkan Ara. Tapi, keadaan tidak pernah memihak.
"Kamu masih muda, kamu juga pandai dalam mengurus perusahaan. Selain bekerja di sana kamu juga akan Ayah kuliahkan di sana." ucap Ayahnya meminum secangkir kopi yang sudah di sediakan.
Alan pergi begitu saja, muak rasanya pertunangan yang batal akan menjadi peluang besar untuknya kembali bersama Ara. Tapi, dia kembali harus menjauh dari perempuan yang akan Ia perjuangkan kembali.
Sesampainya di rumah Ara, Alan membuka gerbang kecil itu dan mendorong motornya untuk masuk, lalu kembali ingin menutup pintu gerbang, sebelum suara memberhentikan langkahnya.
"Eh, ngapain di tutup?" tanya Ara yang baru keluar dari rumahnya.
"Lo bakal marah kalau gue ga nutup pintu gerbang." ucap Alan menghampiri Ara
"Gak perlu, mau keluar juga nanti di buka lagi. Mau masuk dulu?" tawar Ara
"Bang Abi ada?" tanya Alan, Ara hanya menggelengkan kepalanya.
"Kemana?" tanya Alan kembali
"Katanya sih ada kerjaan, gue juga udah izin buat keluar sama lo." ucap Ara
"Yaudah langsung berangkat aja," ucap Alan, yang di angguki Ara.
Sejak tadi Alan tidak hentinya memandangi wajah Ara, penampilan yang sederhana namun sopan, dengan ria sana wajah yang natural.
"Ngapain ke sini, lo tau gue gak bayak bawa uang." ucap Ara yang melihat Alan mengajaknya kesebuah restoran.
"Terus lo maunya kemana?" tanya Alan
"Kemana aja asal jangan yang mahal," Jawab Ara.
Akhirnya Alan memilih untuk pergi ke dermaga yang pernah Ara dan Alan datangin saat mereka masih menjadi sepasang kekasih, tempatnya masih sama tidak berubah sedikitpun. Perjalanan dari rumah Ara, dan dari restoran ke dermaga cukup memakan waktu sekitar satu jam setengah.
"Tempatnya masih sama dan datang sama orang yang sama." ucap Alan melirik Ara yang sedang berdiri melihat suasana siang yang mendung.
"Apa yang mau lo bicarain?" tanya Ara to the point
"Gue kangen sama suasana kaya gini sama lo, Ra." ucap Alan yang memeluk Ara dari belakang, menmpelkan dagunya di pundak Ara.
Ara membalikkan badan, berusaha menjauhkan diri dari Alan, Ara tau ini tidak di benarkan karena sekarang Ara bukan siapa-siapa nya lagi dan Alan sudah menjadi milik perempuan lain. Saat Ara membalikan badanya, Alan mengunci pergerakkannya.
"Lan, kamu udah punya calon-" ucapan Ara terpotong
"Airin meninggal, Ra." ucap Alan tak berani menatap wajah Ara, begitu mendengar pernyataan dari Alan membuat Ara menutup mulutnya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN B'S {SUDAH TERBIT}
Teen Fiction⚠️BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN🙏 eittss!! (Follow dulu sebelum baca) Alan Bramstha & Kayara Gramantha Dua orang yg berkepribadian sama, lebih mementingkan ego, keras kepala, And ya suka seenaknya. Alan, sosok laki-laki yg berw...