Chapter 2

400 82 7
                                    

Bel pergantian pelajaran sudah berbunyi, Alan tertidur sejak jam pelajaran pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel pergantian pelajaran sudah berbunyi, Alan tertidur sejak jam pelajaran pertama. Ara menarik tangannya untuk membangunkan Alan tetap di tarik kembali karna dia takut jika Alan akan marah lagi padanya.

Tidak berselang lama guru masuk ke dalam kelas Ara, beliau tersenyum, lalu menyapa semua muridnya. Ara tidak membangunkan Alan karena ingin balas dendam dengan sikap sombongnya.

Sudah lima belas menit berlalu tetapi Alan tidak terusik sama sekali, Ara melirik ke aeah Alan memperhatikan Alan yang tertidur pulas dengan buku yang menghalangi wajahnya. Ntah ada dorongan dari mana Ara mencolek hidung Alan yang sedang tertidur, beberapa detik kemudia dia Ara menarik kembali tangannya dan menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kamu geleng-geleng kepala?" Pertanyaan guru itu sukses membuat semua murid memperhatikan Ara

"Eummm.. saya, anu... Saya itu, bu" Ara bingung harus menjawab apa

"Anu itu anu itu apa?" Tanya guru itu kembali

"Bu lihat ini, Alan tidur di jam pelajaran ibu," repleks Ara memberi tahu guru itu

Guru itu berjalan ke arah meja Ara juga Alan, "Alan Bangun!" Tegur guru itu

"Alan Bangun!" Sekali lagi ibu guru itu berbicara. Membuat Ara cemas

"Kamu bangunkan dia," ucap guru itu pada Ara

Ara mengaguk, Ara berfikir untuk memukul bahu Alan dengan keras sekaligus menyalurkan rasa emosi pada cowo itu. Tetapi mengapa rasanya sulit sekali untuk mengakat tangan saja. Jantungnya dag dig dug.

"Cepat bangunkan sekarang!" Sekali lagi guru itu memerintah.

Ara memejamkan matanya dan mengambil pulpen di atas meja, dia mengetuk kening Alan menggunakan pulpen tersebut, tetapi korban tidak kunjung bangun.

"Cepat saya tidak mau tau dia harus bangun sekarang!" Perintah guru itu lagi

"I-iya,bu" Ara mengumpukan keberaniannya.

"EEH.. BANGUN," ucap Ara tepat di telinga Alan

Alan mulai bergerak. Dia mulai mengangkat wajahnya dan menatap Ara dengan mata terpejam.

"Ya Tuhan, apakah aku sedangnmelihat malaikat di pagi ini?" Batin Ara

"Ada guru," ucap Ara kikuk.

"Hah?" Alan terkejut dan segera membenarkan posisi duduknya, Tapi semuanya sudah terlambat.

"Alan kamu berdiri di tiang bendera samapi pelajaran saya selesai, cepat?!" Ucap bu Nia dengan tangan yg menyilang di dada.

Alan lantas berdiri dari kursi dan berjalan menuju lapangan.

"Makasih ya kamu sudah melaporkan Alan kalau lahi tidur. Oh ya... kamu anak baru, kan? siapa namamu?" Sambung bu Nia.

Ara menganguk kaku "Nama saya Kyara bu, ibu bisa panggil saya Ara," ucap Ara

"Anak-anak contoh Ara ya, harus beranu melaporkan hal yang seperti tadi. Jangan samapi kejadian ini terulang lagi," ucap bu Nia kepada semua murid

Samar samar Alan mendengar percakan Ara dan guru nya itu dia sontak menatap Ara tajam seperti tanda peringatan bahwa selanjutnya Alan tidak akan main-main.

Ara yg melihat tatapan Alan, Ara pun melirih, "Maaf..."

**
Bel istirahat berbunyi, Alan yang sedang berjalan dinkoridor selepas hormat selama kurang lebih 30 menit sambil melogarkan dasinya. Dia melangkah ke arah kelas karna sudah gemas dengan permpuan bernama Ara itu. Rahang mengeras dan tangan yang mengpal keras, dia mendobrak pintu kelas dengan kakinya.

kelas kosong hanya tersisa Ara yang baru selesai membereskan perlatan belajarnya, Alan menarik tangan perempuan itu.

"Mau lo apa sebenernya?"

"Kenapa lo laporin gue tidur, hah?!" Bentak Alan

Ara mencoba menjelaskan secara perlaharan, "ckk, Lo itu salah paham..."

Karena Aran menjeda ucapannya cukup lama membuat Alan makin geram dengan perempuan di hadapannya ini, "Lo pikir, berdiri di sana ga cape, hah?!"

"iya maaf... maaf..." Ara hanya menundukan kepalanya tidak berni melihat mata Alan.

"MAAF?!" ulang Alan dengan nada tinggi, Ara hanya menganguk cepat.

"Gue ga butuh maaf dari lo," suara Alan mengeras

mendengar suara Alan yang naik beberapa oktaf, membuat Ara menatap cowo menyebalkan dia hadapanya itu. "Jadi, lo mau nya apa?"

Alan berfikir sesaat dan menjawab asal, "Gue mau cium lo..."

Ara sepontan menampar cowo dihadapanya ini dengan keras "kalau bicara jangan sembarangan. Enak aja lo mau cium gue."

"Siapa juga mau cium lo yang bibirnya kaya habis makan bakwan." Balas Alan, lalu tertawa geli melihat wajah Ara yang memerah.

Ara mendorong tubuh Alan, membuat cowo itu berhenti tertawa. "Sembarang lo kalo ngomong!"

"Gue mau lo cium nih tembok sekarang!" Perntah Alan karena sudah jengkel dan perutnya juga sudah lapar

"lo ga waras apa?!" Bentak Ara "Mending gue cium lo lah daripada gue cium tembok." Mampus Ara keceplosan. Astaga ini mulut.

Sebelum Alan sempat membalas, Ara kembali berseru "Ah.. tau lah.. gue laper, mau makan bye!!" Ara segera berlajan keluar kelas.

"Tunggu pembalasan dari gue lo Ara!!" Smirk

Jika biasanya perempuan selalu memujanya, kini ada seorang perempuan yang menantangnya. Jika biasanya perempuan ingin mencari perhatian kepadanya, kini ada seorang perempuang yang mencari masalah denganya. Butuh waktu beberapa detik untuk Alan menyadarinya, perempuan itu berbeda.

-Alan-

ALAN B'S {SUDAH TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang