Hari ini adalah ujian kelulusan kelas dua belas, tepat saat bel berbunyi kedua pasangan ini telah menyelesaikan jawabannya.
Keduanya sedang duduk di taman sekolah, nggak untuk makan di kantin. Katanya ada sesuatu hal yang ingin Ara bicarakan.
"Lan." Ara membuka keheningan yang sejak tadi menyelimuti
"Hm?" Alan berdehem lembut
"Bunda kamu ga merestui hubungan kita, ya?" Tanya Alan
Alan tidak langsung menjawab, beberapa detik terjadi keheningan di antara keduanya. Hingga Ara kembali bertanya.
"Bukan cuma bunda kamu, tapi Tuhan kita juga ga membenarkan hal ini, Lan." Ucap Ara tersenyum hambar
"Aku ga tau, rasanya hubungan kita itu ga akan sesuai ekspetasi kita, Lan. " ucap Ara lagi
"Besok malam itu hari kelulusan kita, mau aku temenin beli baju?" Tanya Alan mengkihkan pembicaraan
Setiap membahas hubungan Alan selalu menghindar, Ara juga tidak ingin ini berakhir tapi Ara juga tidak mau terus dalam zona yang terus seperti ini.
"Aku cape sama kamu, aku ini lagi bahas hubungan kita, Sekali aja kamu Jangan ngalihin pembicaraan." Ara geram dengan Alan yang terus menghindari pembahasan
"Terus kamu maunya gimana Ra, udahan. Aku tau ini emang ga di benarkan, aku juga kamu ga akan pernah bisa ninggalin Tuhan kamu atau pun sebaliknya. Kamu Ra, cuma kamu yang biasa buat aku sejatuh-jatuhnya cinta sama kamu." Kali pertama Alan berucap panjang
Ara tak berani menatap Alan, Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar, memegang pundak Ara untuk meyakinkan bahwa kedepannya akan baik-baik saja.
Sejujurnya dalam hati Ara yang terdalam, dia yakin bahwa kedepannya hubungan yang berbeda keyakinan tidak akan berakhir indah.
"Nanti malam aku ajak kamu beli baju buat acara perpisahan," ucap Alan dengan lembut
"Aku ga ada uang, mungkin aku pakai gaun Bunda aja." Tolak Ara dengan senyum manisnya
"Aku yang bayarin," ucap Alan
"Berapa kali aku bilang sih, aku ga mau pakai uang kamu, sepeserpun." ucap Ara menegaskan
"Oke, kalau mau ga mau besok malam aku jemput, ayo pulang." ajak Alan
"KAK ALAN!" Teriak salah satu gadis
Alan berdecit pelan dan membalikan badan, begitu juga Ara yang membalikan bada.
"Kata tante aku pulang sama Kakak," ucap Airin yang tepat di hadapan Alan
Ara mengernyit bingung menatap Alan, "sejak kapan Airin kenal dengan orang tua Alan,Dan menyuruh Alan untuk palang bersama Airin?" Batin Ara.
"Ga, lo pulang sendiri aja!" Tolak Alan lalu menggandeng tangan Ara kembali menuju parkiran.
"Tapi kak, aku ga tau harus pulang sama siapa." cicit Airin
"Lo bisa pulang naik ojek online, atau taksi, angkutan umum, atau bus. Ga usah manja!" ucap Alan dengan tegas
"Aku ga berani kak, Ayah ga pernah izinin aku naik kendaraan umum. Aku takut," ucap Airin
"Kalau gitu kamu pulang sama Alan aja ga papa," Kali ini Ara memutuskan untuk mengizinkan Airi pulang bersama Alan
"Ga, kamu tetep pulang sama aku!" Ucap Alan
"Kasin Airin kalau pulang sendiri, ga papa biar aku yang naik bus umum, atau ojek online." ucap Ara
"Kak Ara, Maaf." ucap Airin
"Ga papa, aku duluan ya! Kamu hati-hati." ucap Ara lalu pergi meninggalkan mereka berdua di Koridor sekolah.
Ara menunggu bus di salah satu halte yang tidak jauh dari sekolah, masih bingung dengan kejadian tadi. Apa mungkin Airin dan Alan memiliki hubungan?
Bus berhenti tepat di depan Ara, perempuan itu duduk di kursi paling belakang dengan earphone yang menempel di telinga kirinya.
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Ntah sejak kapan Airin mulai tertarik untuk dekat dengan Alan, bahkan awal masuk sekolah Airin menyukai Cleo, setelah mengetahui Cleo sudah memiliki kekasih yang bernama Annya, Airin mulai membuka hati kepada Alan. Bahkan tak jarang Airin cemburu jika melihat Alan terus bersama Ara.
"Kak Alan, bisa anter aku ke toko buku dulu ga? Aku mau beli alat tulis." ucap Airin
"Nyusahin lo!" ucap Alan tapi dia tetap mengikuti keinginan Airin
Sampai di salah satu toko buku Airin memasuki toko itu di ikut Alan yang memasukan kedua tanganya pada kantong celana.
Alan memilih untuk tidak mengikuti Airin, Ia menuju salah satu pernak-pernik di bagian belakang, memilih salah satu jepit rambut untuk di berikan kepada Alan.
"Kak Alan mau beli itu?" Tanya Airin
"Menurut lo bagus yang mana?" Tanya Alan pada Airin dengan sama sekali tidak melihat lawan bicaranya.
"Bagus keduanya ko kak." Jawab Airin
Alan memasangkan jepit rambut pertama pada rambut Airin, membuat Airin mematung seketika. Panas di pipinya saat Alan berucap Cantik.
"Gue yakin Ara cantik pakai jepit rambut ini," ucap Alan membuat hati Airin memanas, mengapa selalu Ara yang Alan sebut.
"Lo udah beli semua, kalau udah bayar ngapain lo di sini?" tanya Alan lalu pergi untuk membayar jepit rambut yang Ia pilih.
༶•┈┈⛧┈♛♛┈⛧┈┈•༶
Alan pulang kerumah pukul 10:00 dini hari, semua orang pasti sudah tertidur. Setelah mencintai Airin pulang tadi sore Alan memilih untuk pergi ke tempat anak Aresto berkumpul, Membicarakan beberapa hal yang terjadi belakangan hari ini.
Sampai dia ketahui bahwa Raka sedang menyukai salah satu sahabat Ara ya ikut Nay Arxlyna. Sempat dia membuat surat janji yang Raka tandatangani di atas matrai, bahwa Ia berjanji jika Ia dapat memiliki Nay, dia akan berhenti menggoda perempuan.
Alan duduk di tepi ranjang memikirkan pertunangan yang tidak Alan inginkan sebentar lagi, juga bagaimana Ia akan jujur kepada Ara tentang perjodohan konyol yang di buat oleh orang tuanya. Nanun, jika Ia terus bersama Alan pun tidak akan berakhir indah karena hubungan mereka yang tidak di restui tuhan.
༶•┈┈⛧┈♛Alan♛┈⛧┈┈•༶
Mohon maaf dan mohon pengertiannya
Jika menemukan typo dsb. Di maklumkan saya akan sebaik mungkin memperbaikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN B'S {SUDAH TERBIT}
Teen Fiction⚠️BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN🙏 eittss!! (Follow dulu sebelum baca) Alan Bramstha & Kayara Gramantha Dua orang yg berkepribadian sama, lebih mementingkan ego, keras kepala, And ya suka seenaknya. Alan, sosok laki-laki yg berw...