Pagi harusnya pagi yang ceria, namun tidak untuk Ara yang sejak malam terjaga karena Abangnya yang kembali sakit dan harus di larikan ke rumah sakit, Ara yang terbangun dari tidurnya melihat kakak laki-laki nya yang terbaring dengan alat bantu pernafasan.
Ara melirik jam yang ada diruangan itu dan melihat sudah pukul 09.00 pagi, dia mengambil ponselnya yang berada di dalam tas.
"Halo?" Ucap seseorang dari ponsel itu
"Iya, maaf aku ga ngabarin kamu," Ucap Ara
"Kamu dimana? Aku ke rumah kenapa ga ada orang? Di sekolah juga ga ada?" Tanya Alan bertubi-tubi
"Bang Abi sakit, jadi aku harus nemenin dia di rumah sakit," Jawab Ara
"Kalau gitu aku kesana, kamu mau di bawain apa?" Tanya Alan
"Kamu sekolah dulu pulang sekolah baru aku izinin kamu ke sini, sekalian ajak Ezza pasti bosen dirumah terus, " Tanya Ara
"Argh! Ga usah lah nyusain yang ada," Jawab Alan
"Aku mau ketemu adik. Kamu, jadi kamu jemput dia dulu baru kesini ya?" Ucap Ara
"Hm ya," Ucap Alan lemas
Ara membayangkan betapa gemasnya muka Alan ketika sedang Badmood, pasti sangat menggemaskan yang kedua pipinya mengembung.
Ara berbalik setelah menelpon dengan Alan, ternyata kakak laki-laki nya itu menguping. Lihat saja dia sedang menatap dengan sayup.
"Ra, Abang mau ngomong serius sama kamu," Ucap Abi
"Kenapa?" Tanya Ara
"Meninggalkan Tuhan hanya untuk ciptaannya itu ga mungkin Ra, Abang selalu ngingetin kamu sama Alan tuh beda Ra," Ucap Abi
Ara menunduk, Abang nya selalu saja mengungkit masalah ini, dan Ara pun seperti tuli sudah beberapa kali Abi ingatkan bahwa meninggalkan Tuhan hanya demi ciptaanya itu bukan hal yang baik.
"Ra liat Abang," Ucap Abi yang melihat Ara menundukan kepalanya, Ara menatap kedua mata Abi
"Raa.. Kalau Alan adalah pilihan kamu, ikutin jalan menginginkan kamu. Abang tau ini ga mudah, kalau nanti abang ga ada kamu ikutin keputusan kamu tapi bukan karena umatnya tapi karena tuhannya," Ucap Abi
***
Alan masuk kedalam rumah, melihat ibu keduanya yang sedang duduk dengan Ezza di halaman depan rumah laki-lai itu menghampiri ibu keduanya.
"Abang!!!" Teriak Ezza yang melihat kakak laki-laki nya sudah pulang
"Ga usah lari," Ucap Alan
Alan menyalami punggung tangan ibunya dan duduk di samping ibu tirinya itu sambil menggendong Ezza.
"Mah, Alan izin ajak Ezza buat ketemu Ara di rumah sakit boleh?" Tanya Alan
"Rumah sakit? Ara siapa?" TanyaIbunya itu
"Iya Abang Ara, Ara itu pacaran Alan tapi Mamah jangan bilang Ayah sama Bunda ya," Pinta Alan
"Mamah bukan ga izinin kamu bawa Ezza Lan, Kamu tau sendiri Ezza masih kecil dan di ajak keluar malem itu ga baik," Ucap Ibunya
Alan diam menimbang apa yang di ucapkan ibu keduanya itu ada benarnya juga, Alan ga mau kalau Ezza masuk angin.
"Yaudah Eja jangan ikut abang ya nanti Abang beliin mainan buat Eja aja, Oke?" Ucap Alan
"Nda, mau ikut Abang." Rengek Ezza
"Jangan ikut, nanti Abang beliin mobil-mobilan sama Martabak ya?" Bujuk Alan
"Maltabak itu apa?' tanya Ezza
"Anak luar negri ga tau martabak," Cibir Alan
Alan memberikan Ezza kepada ibunya dan pergi menuju kamar, ibu keduanya itu hanya tersenyum melihat adik kakak yang sangat menggemaskan.
***
Alan mencari ruang rawat Abi yang berada di rumah sakit umum, dan tepat di depan pintu yang Ara beri tahu. Alan membuka pintu itu melihat Abi dan Ara yang sedang asik mengobrol ringan.
"Assalamu'alaikum," Ucap Alan menutup pintu
Baik Abi mau pun Ara tidak ada yang menjawab mereka hanya tersenyum menyambut kedatangan Alan.
"Gimana bang keadaannya?" Tanya Alan
"Gue baik-baik aja, kalau Ara yang rawat." Jawab Abi
"Kamu udah makan?" Sekarang Alan bertanya pada Ara yang tak henti-hentinya menatap dia.
"Udah tadi siang," Jawabnya
"Makan Ra, kalau kamu sakit siapa yang jagain Abang?" Tanya Abi
"Aku bawain makan, sekalian baju kamu, tadi Art di rumah yang siapin." Ucap Alan
"Makasih," Ucap Ara mengambil tas yang berisi pakaian yang di bawa Alan, Ara juga izin untuk pergi mengganti pakaian. Selama Ara ga ada Alan yang menjaga Abi
"Bang gue boleh nanya?" Tanya Alan, lalu Abi mengangguk
"Sejak kapan lo kena sakit ini?" Tanya Alan
"Gue baru tau gue punya penyakit ini saat orang tua gue pergi, nenek gue yang kasih tapi. Saat Ara umur 4tahun gue sering pergi ke beberapa negara buat lakuin pengobatan, tapi gue juga masih belum sadar gue sakit apa." Ucap Abi menjelaskan dan memori itu kembali teringat
"Waktu kecil Orang tua emang lebih fokus sama kesehatan gue sampai ngabaiin Ara, dari mulai Sarapan Bunda sama Ayah lebih sering tanyain gue udah sarapan belum, tapi sama Ara mereka hanya memberikan uang untuk sekolah." Abi kembali menceritakan bagaimana keluarganya
"Sampe Ara umur 7 tahun orang tua kita meninggal dan gue baru sadar kalau gue punya penyakit ganas, Ara selalu siapin sarapan setiap pagi kaya Bunda sebelum berangkat sekolah. Ara bilang kalau dia ingin putus sekolah buat ngejaga gue, tapi gue ga izinin. Sampai Art di rumah gue ngundurin diri karena uang terus-terus buat beli obat gue." Abi mulai menurunkan suaranya, Alan mengusap pundak Abi untuk menguatkan.
"Saat itu rumah disita, gue putus sekolah dan milih untuk kerja karena biaya sekolah Ara. Kami tinggal di rumah nenek, rumah yang gue tempatin sekarang. Gue ga tau kalau gue ga ada siapa yang akan besarin Ara, gue udah ga kuat sama penyakit gue. Tapi di satu sisi gue belum bisa ninggalin dia, gimana sekolah dia, siapa yang bakal rawat dia." Abi berhetin bercerita saat pintu terbuka dan saat di lihat wajah Ara yang sudah di bajiri air mata, mata dan hidungnya sudah merah.
Ara berjalan ke arah Abi dan memeluknya dengan erat tangis yang sejak tadi Ara tahan saat Abi bercerita, memori tentang dia yang selalu di abaikan kedua orangtuanya. Lelahnya Ara mengurus Abi sejak kecil, sampai dia mendengar Abi sudah menyerah dengan kondisinya, Rasa sesak pada hati Ara.
"Abang, jangan bilang gitu lagi. Ara ga mau Abang pergi, kalau Abang pergi Ara sama siapa?"tanya Ara yang menengelamkan wajahnya di pundak Abi
"Kamu bakal baik-baik aja, sekarang kamu punya Alan yang jaga kamu." Ucap Abi
Alan hanya terdiam melihat adiknya yang belum bisa melepaskan kakaknya untuk pergi, gadis yang ternyata sejak kecil sudah berusaha keras untuk kakaknya agar sembuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN B'S {SUDAH TERBIT}
Teen Fiction⚠️BEBERAPA PART DI HAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN🙏 eittss!! (Follow dulu sebelum baca) Alan Bramstha & Kayara Gramantha Dua orang yg berkepribadian sama, lebih mementingkan ego, keras kepala, And ya suka seenaknya. Alan, sosok laki-laki yg berw...