Hi all I am back with new chapter of this story.
Just for reminder start dari chapter ini cara bicara beberapa "tokoh" akan berubah karena author anggap mereka sudah semakin dekat.
Dont forget this story was made for adult so if you are 18 above please stay away from this story.
Happy reading.
***
Selama perjalanan kembali ke Bangkok, Asya lebih memilih untuk banyak diam daripada berbicara pada sahabatnya, Javier. Melihat tingkah Asya yang tidak biasa, Javier langsung dapat menebak pasti sedang ada yang tidak beres dengan teman baiknya tersebut.
Javier mencoba mencairkan suasana dengan mencoba menegur Asya.
"Sya, are you okay?"
"Hmm?" jawab Asya singkat sambil menatap lurus kedepan.
"Sya?"
"Ya?"
"Bisa gak jawabnya gak cuma hmmm dan ya?" tanya Javier yang makin penasaran dengan keadaan sahabatnya.
Ternyata pertanyaan bertubi-tubi Javier bukan membuat Asya berbicara malah membuatnya semakin terlihat kesal. Ini terlihat dari Asya yang mengusap sudut matanya cepat.
Javier mencoba memutar otak dengan menurunkan nada suaranya dan mencoba bertanya kembali. Ia mencoba peruntungannya kembali, barangkali Asya akan menceritakan keadaanya.
"Sya" panggil Javier dengan nada lembut "Please, cerita yah ada apa. Masih anggep gue temen kan?" tanya Javier.
"Jav, I did it again"
"Gue jatuh ke lubang yang sama" ujar Asya yang kini sudah tidak bisa menahan perasaannya.
"Kenapa sih dia suka banget mainin perasaan gue? Kenapa kalau emang dia gak suka sama gue dia baik banget sama gue yang akhirnya malah bikin gue suka sama dia" ujar Asya dengan nada serak karena bercerita sambil menangis.
Mendengar Asya yang bercerita sambil menangis, Javier merasakan pilu dihatinya. Haruskah gadis ini merasakan sakit yang bertubi-tubi? Amarah Javier kembali kepada Sultan menyulut, ia tidak suka sahabatnya perlakukan dengan tidak baik.
"Sya, gue tahu pasti sakit banget dikasih harapan palsu. Apalagi lo mau hubungan lo sama dia dari awal lagi kan as a stranger but he try to seduce you in return" ujar Javier sambil mengelap pipi Asya yang penuh dengan air mata.
"Mungkin gue juga yang salah, gue bodoh percaya lagi sama dia"
"Tapi selama lo tiga hari disitu keluarganya dia gimana?" tanya Javier yang masih penasaran.
"His family seems so nice to me, feels like I have my second family. Gue ngerasa disayang banget sama keluarganya terutama nyokapnya sih"
"Good then, gue seneng dengernya. At least ada keluarganya yang baik sama lo"
"I know"
"Jadi gimana sekarang? Lo tetap mau tinggal dirumah itu atau mau balik di apartemen gue?" tanya Javier.
"I am Asya and I am okay. Jadi, gue akan tetap tinggal dirumah itu, just need some solitude time" jawab Asya yang kini tangisnya sudah mereda.
"That's my friend" ujar Javier dengan bangga.
Sesampainya di rumah Sultan dan Ananda di Bangkok, Javier membantu Asya untuk menurunkan semua barangnya. Sebelum masuk ke rumah Asya kembali berlari ke arah Javier.
"Can I hug you for a moment Jav?" tanya Asya sebelum memeluk Javier.
"Sure you don't need permission for it. Come here" Javier merentangkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpectedly Yours
RomanceWARNING 21+++ The story contain sexual and mature language. Before read this story make sure that you are 18 above and open minded. Cerita ini tentang bagaimana jika takdir sudah berbicara. Walaupun semua ini kesalahanmu yang tidak bisa terelakkan...