Ekhm...karena author baik hati dan tidak mau diteror mengenai kelanjutan Unexpectedly Yours chapter 17. Jadi ini author publish chapter selanjutnya dengan total 5000 kata lebih ahahhaha.
Jadi selamat membaca tukorn.
Hope you like it!
***
Pagi ini Asya terbangun lebih dahulu dari Sultan. Ia merasakan tangan kekar Sultan yang memeluknya sehingga membuatnya hangat. Asya mencoba menggerakan tubuhnya perlahan, namun ia malah membangunkan Sultan yang kini menatap mata Asya.
Sultan yang terbangun dengan Asya disampingnya tersenyum menyadari kini ia telah berstatus suami dari Asya. Ia merapikan rambut Asya yang baru bangun. Tentu saja ini membuat jantung Asya berdetak sangat keras. Terlebih ketika Sultan mendekatkan tubuhnya ke tubuh Asya.
"Boleh?" tanya Sultan ketika mendekat kepada istrinya.
Asya tahu Sultan hendak mencium bibirnya namun ia tidak pernah membayangkan kata "boleh" mengawali morning kiss di hari pertamanya sebagai seorang istri. Asya mengangguk sambil tersenyum baginya pertanyaan "boleh" Sultan tersebut seperti seorang anak yang hendak meminta izin ibunya untuk memakan es krim disaat flu.
Asya menerima ciuman singkat dari Sultan. Setelah itu ia hendak bangun dari tidurnya.
"Masih jam 5 pagi kamu mau kemana sayang?" tanya Sultan.
"Aku mau Subuh dulu" jawab Asya sambil hendak meninggalkan Sultan.
Namun tanpa disadari sebelum Asya melangkahkan kakinya ke kamar mandi Sultan memanggilnya "Sya, boleh aku imamin kamu?"
Asya yang terkejut dengan ucapan Sultan hanya bisa terkejut "Kamu serius mau imamin aku Subuh?"
"Iya ini pertama kalinya aku jadi imam kamu kan?" ujar Sultan sambil mengangguk.
Selesai melaksanakan ibadah tersebut, Sultan kembali menuju kasurnya dan melanjutkan tidurnya. Namun tidak dengan Asya, wanita itu sekarang malah menyalahkan laptopnya dan mereview pelajarannya kembali.
Tanpa terasa waktu telah menunjukan pukul 7 pagi, Sultan yang kembali tertidur sudah terbangun kembali. Dilihatnya Asya sedang berkutat dengan laptopnya.
"Phi sudah bangun?" tanya Asya sambil tersenyum.
Sultan mengangguk dengan wajah masih mengantuk.
"Papa ajak kita sarapan bareng, kamu. Phi mau ikut?" tanya Asya menatap Sultan.
Sultan memberikan tatapan aneh kepada Asya, tatapan yang Asya sendiri tidak dapat artikan.
Gugup dengan perubahan wajah Sultan, Asya segera menghela lembut "Tapi kalau Phi gak bisa gak apa....."
"Aku mau...aku mau ikut" potong Sultan cepat.
"Jam berapa?"
Asya menarik nafas lega, karena ia kira Sultan akan menolak ajakan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpectedly Yours
RomanceWARNING 21+++ The story contain sexual and mature language. Before read this story make sure that you are 18 above and open minded. Cerita ini tentang bagaimana jika takdir sudah berbicara. Walaupun semua ini kesalahanmu yang tidak bisa terelakkan...