30

178 11 12
                                    

Karena aku harus menyelesaikan apa yang aku mulai jadi... yuk cus kita terusin cerita Asya-Sultan. Siapa tau authornya dapet jodoh yang satu spek sama Sultan Taechanarong di cerita ini ahahahha.

Okay readers let's start reading, 4000 kata lebih tia-ti gumoh!

***

Sultan mengernyit saat melihat waktu yang tertera di ponselnya. Ia merasakan kram karena memeluk Asya seharian.

Tidak bisa dipungkiri jika sekarang hatinya telah menjadi tawanan Asya. Hatinya kerap merindukan istrinya walaupun setiap hari ia akan bertemu dengan istrinya. Perasaannya kepada Asya semakin mendalam.

Sultan melihat jejak air mata dipipi sang istri, tatapannya berubah menjadi sayu.

Bagaimana caranya aku bisa bikin kamu bahagia, bikin kamu yakin kalau aku cuma untuk kamu? Apa kamu pikir aku bahagia melihat kamu menangis seperti semalam?

Bagaimana caranya aku bisa bikin kamu bahagia, bikin kamu yakin kalau aku cuma untuk kamu? Apa kamu pikir aku bahagia melihat kamu menangis seperti semalam?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sultan berkata dalam hatinya. Mengingat kejadian semalam hatinya berdenyut perih, ia tahu akan perlu waktu yang lama untuk menyembuhkan luka yang pernah ia buat untuk Asya.

Sang adik ipar, Rizky pernah berkata apa alasan Asya tidak pernah mau untuk ke jenjang yang lebih serius. Melihat perpecahan keluarganya membuat Asya tumbuh menjadi anak yang mengidap trauma berat. Bahkan Rizky pernah bercerita mengapa sang kakak sangat suka berteman dengan laki-laki kemayu. Karena menurut Asya laki-laki normal akan menyakitinya.

Bahkan Rizky pernah berkata mengapa Javier bisa menjadi kandidat suami sang kakak, hal tersebut karena sang kakak tahu Javier tidak akan pernah mencintainya dan mereka akan berteman selamanya. Itulah yang membuat Asya tetap bisa menjadi sahabat Javier walaupun lelaki itu normal, karena ia tahu bukan dirinya wanita yang akan diincar oleh Javier.

"Maaf" ujar Sultan lirih sambil mencium kening Asya.

Asya tersenyum lemah merasakan ciuman dari Sultan, walaupun dirinya sendiri tidak mengerti untuk apa sultan meminta maaf.

"It's okay Phi"

"Kamu sudah bangun?" Asya mengangguk pelan.

"Morning Phi" ujar Asya dengan nada riang, bibirnya tersungging ke atas.

"Morning juga cantik. Gimana hari ini perasaan kamu jauh lebih baik?" tanya Sultan membalas senyum Asya.

Asya menganggukan kepalanya.

"Good" jawab Sultan mengecup bibir Asya singkat.

"Aku mau mandi, boleh tolong angkat aku?"

Sultan menggeleng keras "kita akan mandi bersama, kamu belum bisa mandi sendiri sayang" Sultan menunjukan deretan giginya yang rapi.

"Janji hanya mandi. Awas minta yang lain" ujar Asya mengajak Sultan ber-pinky promise.

Sultan menautkan jarinya "janji"

Unexpectedly YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang