Hi all....back again with this 18++ story of Asya and Sultan.
I don't know when I wrote about them my sense always asked for more, and more adult content.
So, as usual, I would like to remind those under 18+ please stay away from this story.
Be wise to choose what you are reading.Happy reading
***
Tawaran Ploy membuat Asya bingung tujuh keliling. Bagaimana tidak, di satu sisi di dekat Ploy ia merasa memiliki ibu kedua, namun disisi lain ia masih takut berdekatan dengan Sultan. Bohong rasanya jika ia katakan ia tidak suka Sultan terus mendekatinya, nyatanya Asya masih sangat mengidolakan Sultan sebagai idolanya bahkan lebih dari itu. Namun, mengingat perkataan Sultan di Khon Kaen membuat hatinya ragu akan keseriusan Sultan padanya.Disaat seperti ini Asya tidak mau menyerah ia mencoba menghubungi teman-temannya satu persatu, termasuk Holly yang kini tinggal di Bangkok untuk bekerja.
"Swadi kha Nong Holly"
"Kap P'Asya, ada yang bisa kubantu?"
"Jadi begini Nong, aku akan keluar dari rumah Ananda dan Sultan, karena memang sewaku disini sudah habis. Apa apartemenmu masih ada kamar yang kosong?" tanya Asya penuh harap, karena ia tahu apartemen Holly merupakan apartemen murah di Bangkok yang ia mampu bayar perbulannya.
"Hm...kemarin ada Pi, namun sepertinya kamar itu sudah diambil orang. Bagaimana kalau P' tinggal di apartemenku saja" tawar Holly.
Mendengar tawaran Holly membuat Asya berpikir apa ia harus merental salah satu kamar di apartemen Holly.
"Memangnya ada berapa kamar di apartemenmu Nong?" tanya Asya.
"Satu. Tapi kau bisa tidur bersama ku Pi"
Mendengar jawaban Holly membuat Asya tiba-tiba tersedak, walaupun Holly dan dirinya sama-sama perempuan tapi tetap saja ia harus berhati-hati dengan Holly yang menyukai sesama perempuan.
"Ah aku tidak mau merepotkanmu Nong. Aku akan mencari ditempat lain kalau begitu" tolak Asya secara lembut.
"Baiklah kalau begitu Pi. Padahal ku kira kau akan menerima tawaranku. Aku sangat senang jika P'Asya mau tinggal bersamaku"ucap Holly sebelum ia menutup teleponnya.
Setelah selesai menelepon Holy, Asya yang dilanda kebingungan mencoba keluar kamar untuk menghirup udara malam. Ia mencoba ke halaman belakang dirumah itu. Walaupun Bangkok sangat panas di siang hari, namun di malam hari Bangkok sangat nyaman.
Ia memikirkan semua ini, jujur meninggalkan rumah ini sungguh berat baginya terutama ia sudah sangat nyaman disini. Namun, meminta Ananda untuk memberikannya kamar di apartemennya itu tidak mungkin, Asya tidak punya cukup banyak keberanian untuk hal itu. Tapi untuk meminta uang kepada kedua orang tuanya juga tidak mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpectedly Yours
RomanceWARNING 21+++ The story contain sexual and mature language. Before read this story make sure that you are 18 above and open minded. Cerita ini tentang bagaimana jika takdir sudah berbicara. Walaupun semua ini kesalahanmu yang tidak bisa terelakkan...