🎵Playlist : Hanya rindu - Andmesh Kamaleng
Happy reading!!!
ㅡㅡㅡ
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki itu terdengar saat seseorang sedang menuruni tangga.
Ia menghela napas.
Tak terdengar lagi sapaan ceria untuknya, tak ada lagi senyum hangat menyambut paginya, dan tak ada lagi sosok manis yang dulu selalu hadir dalam hidupnya.
"Mas Darren, ini sarapannya sudah Bibi siapkan."
"Makasih, Bi."
Darren makan dengan hening. Rasanya kayak baru kemarin ia makan bersama adiknya itu. Tapi ternyata sudah tiga tahun lamanya sejak Ansel pergi.
Setelah kepergiannya saat itu, Darren sampai harus terus bulak-balik konsultasi dengan psikiater karena psikis-nya terganggu. Sehingga ia harus break dari kuliah serta kegiatan lainnya.
Benar-benar sesusah itu untuk Darren menerima semuanya. Sulit untuknya menata kehidupan lagi.
Cukup berat, sangat berat bahkan.
Selesai makan, Darren balik ke lantai atas. Bukan ke kamarnya, melainkan ke kamar Ansel.
Benar kata Ansel waktu di surat itu, ada banyak sekali foto miliknya di sebuah kotak.
Darren sudah mengambil semuanya untuk dikumpulkan di sebuah album foto.
Semenjak Ansel pergi, Darren selalu tidur di kamar adiknya itu. Ke kamarnya hanya ketika mengambil baju atau buku-buku untuk belajar, selebihnya di kamar Ansel.
Ketika Darren rindu, ia memeluk guling Ansel. Darren juga selalu membawa foto Ansel dalam dompetnya.
Bahkan Darren sering memakai pakaian Ansel saat pergi. Dengan itu Darren merasa ia tak sendiri, melainkan ia merasa pergi bersama Ansel.
Di dinding ruang tamu, Darren juga memasang sebuah figura besar sebagai Ansel yang menjadi tokohnya, tepat di sebelah figura milik kedua orang tuanya.
Sosok itu yang membuat semua lelah Darren hilang ketika pulang beraktifitas.
Hai, apa kabarnya Ansel disana? Abang rindu.
Ternyata bener kata Dilan, rindu itu berat. Abang gak kuat.
Perlu waktu lama untuk menerima kepergian kedua orang tuanya, lagi dan lagi Darren harus menerima kepergian orang tersayangnya.
Apa takdir Darren hanya untuk ditinggalkan?
Memang benar kata Tantenya waktu itu. Jangan sampai ia menyesal karena belum melakukan apapun dengan Ansel.
Ya, sekarang Darren menyesal. Kenapa tidak dari dulu saja? Rasa dendam dan ego-nya mendominasi saat itu.
Nyatanya manusia serta makhluk hidup di bumi tak akan abadi. Mereka datang, lalu pergi. Disetiap harinya ada yang lahir, namun ada juga yang mati. Ada yang bahagia dan ada yang sedih. Itu seimbang.
Tapi mengapa Darren selalu berada disisi yang tak mengenakan? Ia ingin mendapatkan yang bahagia, bukan yang sedih.
Ting tong
"Mas, temannya sudah datang." Darren mengangguk.
Hari ini adalah hari kelulusannya.
Seharusnya Darren senang karena ini merupakan puncak dari segala jerih payahnya belajar, tapi ia merasa ada yang kurang karena tak ada Ansel serta kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Untuk Abang || Jihoon & Junkyu ✔
Fanfic[ C o m p l e t e ] Darren benar-benar sudah kehilangan semuanya. Darren menyesal karena tidak sempat menjadi abang yang baik untuk adiknya. Darren menyesal selalu mengabaikan Ansel. Darren menyesal sudah menyimpan dendam terlalu lama. Tak ada ke...