21. Day 11

203 81 13
                                    

"Sayang.. Kata dokter mark kamu harus segera kerumah sakit Johns Hopkins" ucap jimin sambil mengusap rambut mina yang tidur dipangkuannya

"Tidak appa, 39hari bukankah tidak lama lagi"

"Memang tidak, tapi appa tidak mau terjadi apa-apa sama kamu sayang" jelas jimin

Mina bangun dari pangkuan jimin "Mina baik-baik saja appa" senyum mina

Cklek..

"Ini sayang, kamu minum ya" rose memasuki kamar anak pertamanya

Rose menaruh susu hangat dinakas, iapun  duduk diamping mina "Oiya sayang, dokter dahyun kok gak pernah kesini lagi?" tanya rose

"Mina gak tau eomma"

"Dokter dahyun menjauh dari kamu?"

"Maaa" datar jimin

Rose menutup mulutnya.

Jimin yang menyadari mina bersedih segera memeluk anaknya "Tidak apa-apa sayang kalau dokter menjauh, appa akan carikan kamu laki-laki yang lebih dari dokter dahyun" ucap jimin

"Iya sayang, kamu bisa pegang ucapan appa kamu" rose memeluk mina juga

"Bukan dokter dahyun, tapi aku yang menjauhinya eomma, appa" batin mina

Jimin melepas pelukannya "Yang penting sekarang kamu harus ke Newyork buat pengobatan, appa yakin kamu bakal sembuh sayang"

"Eomma sama appa sayang sama kamu" ucap rose mengeratkan pelukannya

Pelukan hangat jimin kembali mendarat ditubuh rose dan mina.

Sana melihat kedua orangtuanya memeluk kakaknya, melalui celah pintu yang sedikit terbuka karna rose tidak menutupnya  dengan rapat tadi.

"Apa kalian pernah memeluk aku sebelum tidur seperti itu?" batin sana

Karna merasa itu bukan waktu yang tepat untuk kekamar kakaknya, sanapun kembali menuju kamarnya.

Sana Pov

Sampai kapan aku harus melihat itu, melihat orngtuaku lebih perhatian pada kakakku. Jika bukan karna ingin mendapatkan dokter dahyun, mungkin sekarang jika ada yang melamarku? Aku akan menerimanya agar aku punya alasan untuk pergi dari rumah ini.

Sebelumnya, Aku pernah pergi dari rumah ini, tapi aku kembali karna kakakku.. Ya karna dia terus mencariku dan mengajak untuk pulang, dan itu sudah lama sewaktu aku masih duduk dibangku SMA.

Saat itu aku berdebat dengan appa, karna sering aku sering bolos sekolah sehingga  membuatnya dipanggil kesekolah gara-gara kelakuanku itu.

Bukan tanpa sebab aku begitu, aku capek karna terus dibeda-bedakan sama kakakku mina. Dia terus dipuji oleh kedua orangtuaku, telingaku muak selalu mendengar kata-kata "COBA LIHAT KAKAKMU, DIA PINTAR DAN TIDAK MENYUSAHKAN KAMI"

Seandainya aku bisa diposisi kakak, aku pasti sangat bahagia. Terlahir cantik dan memiliki IQ tinggi, aku sangat ingin itu. Ditambah lagi kakak sudah sukses dengan gelar kakak sebagai dokter sedangkan aku? Bahkan aku sendiri tidak tau akan jadi apa aku nantinya.

"Kamu harus tidur san, ini udah larut.. Mimpi indah" monologku

Aku mulai berbaring dikasur luas milikku, mata kupejam perlahan. Namun tiba-tiba saja telingaku mendengar suara pintu terbuka.

Cklek..

"Yaampun aku lupa menguncinya" batinku

Suara langkah masih bisa kudengar, apa itu appa dan eomma? Aku bertanya-tanya.

49DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang