29. Day 23

265 79 31
                                    

"Mau kah kamu menjadi pacar saya?"

"Ha?"

"Maukah kamu menjadi pacar saya Chaeng?" Mina mengulang pertanyaannya, menatap serius laki-laki yang duduk berhadapan dengannya sekarang

Chaeyoung bertanya dengan nada tak percayanya "Apa aku gak salah denger? Dokter lagi nggak sedang  bercanda kan?"

Sebelum menjawab pertanyaan itu, Mina berjalan kearah jendela didalam ruangannya dan disisi lain Chaeyoung masih duduk di kursi namun pandangannya fokus pada Mina menunggu jawaban gadis itu.

"Tidak Chaeng, saya tidak bercanda" Mina berucap membelakangi Chaeyoung, tatapan Mina terfokus keluar jendela

"Dokter yakin?" Tanya Chaeyoung sedangkan Mina sontak menoleh

"Maksud saya, ini beneran kan dok?" Chaeyoung bangun dari kursi

Mina mengangguk.

"Tunggu-tunggu? Apa ini mimpi?"

*Plak

"Aduh!" ringis Chaeyoung dengan tamparannya sendiri "Ternyata ini bukan mimpi" gumamnya

Chaeyoung kembali menatap kearah Mina sambil tersenyum "Aku mau dok, aku mau jadi pacar dokter"

"Akhirnya gua gak perlu nunggu 49 hari buat  dapetin kamu.. yes yes!" Batin Chaeyoung

"Jadi hari ini, kita resmi jadian dong?" Tanya Chaeyoung, dan Mina menoleh sekali lagi

"Iya Chaeng"

Chaeyoung mendekat kearah Mina, tangan Chaeyoung menggenggam tangan lembut dokter gigi itu "Makasih ya dok, aku janji bakal jagain kamu, bakal setia sama kamu, i love you" ucap Chaeyoung mencoba mencium kening Mina, namun dengan cepat Mina menghindar.

"Ma-maaf dok, sa-saya gak bermak-"

"Gapapa kok Chaeng, seharusnya saya yang harus minta maaf sama kamu.. tapi jujur saya belum siap untuk-"

"Gapapa kok dok, aku ngerti.. yaudah masalah tadi kita lupain aja ya"

"Hmm"

Dilain ruangan lebih tepatnya diruangan dokter kulit, Dahyun sang pemilik ruangan sedang menelfon Sana untuk mengatakan kalau perjanjian pergi kepasar malam dibatalkan.

"Sekali lagi saya minta maaf"

"..........."

"Terima kasih anda sudah mau mengerti.. sekali lagi saya minta maaf"

"......."

*Tut

Panggilan usai. Dahyun merebahkan punggung pada kepala kursi miliknya, Dahyun merasa tidak enak hati karna sudah membatalkan janjinya bersama Sana, walau Sana tidak mempermasalahkan itu, tapi tetap saja itu membuat Dahyun merasa tidak enak.

"Huft"

Dahyun merogoh saku jas putihnya, ada sebuah kotak kecil disana, kotak kecil yang disiapkan untuk seseorang special baginya siapa lagi kalau bukan dokter Mina. sekali lagi Dahyun menghela nafasnya ketika melihat kotak tersebut.

"Kapan ya saya bisa memakaikan cincin ini dijari manis anda?"

Kotak kecil itu terbuka, sebuah cincin bermata berlian telah disiapkan untuk mengatakan perasaannya pada Mina malam ini, tapi sayangnya semua harus ditunda lagi.

"Aku harap besok atau lusa, anda mengatakan iya saat saya melamar anda dok" ucap Dahyun sambil menatap cincin itu

"Anda ingin melamar siapa dok?"

49DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang