<<JANGAN LUPA FOLLOW& VOMMENT>>
Kasih tau kalo ada typo hehe:v
Vely menatap gundukan tanah di depannya dengan tatapan kosong, entah kenapa dirinya merasa bahwa ini semua ulahnya.
"Sekarang kau tidak akan merasa sakit lagi kak, dan lihat aku menempatkan makam mu di tengah-tengah makam kedua orang tua kita apa kau senang?" Ujar verel mengelus batu nisan yang bertuliskan, Anggara Luise.
Luise? Tentu saja gara juga termasuk keluarga luise bahkan dia pewaris keluarganya karena dia anak tertua.
Tanpa mereka sadari seorang anggara selama ini mengidap tumor otak, laki-laki itu sungguh sangat menderita. Selama ini dia bertahan hidup hanya untuk vely, namun Tuhan berkata lain dia hanya di takdir kan meninggal di dalam pelukan gadisnya tidak untuk hidup bersamanya.
"Maafkan aku yang selalu menjadi penghalang kebahagiaan mu, sampai kapan pun aku akan mengingat mu meski itu kenangan buruk sekalipun. Kau tetap kakak terhebat ku, aku bangga bisa menjadi adik mu!" Lanjut verel menangis dalam diam.
"Aku tidak mudah memaafkan orang lain apa lagi orang yang sudah mengambil kebahagiaan ku, tapi harus kepada siapa aku membalaskan dendam ku ini sedangkan kau sudah tiada? Beristirahat lah dengan tenang akan ku kubur rasa dendam ini dan mencoba untuk memaafkan apa yang dulu kau perbuat. Jika di sana kau bertemu orang tua ku, katakan aku merindukan mereka!" Kali ini selena yang berbicara.
"Han?" Bisik risa pada farhan yang berada di sampingnya.
"Apa?"
"Dia punya salah sama gue ga si?" Farhan mendengus kesal pertanyaan perempuan di sampingnya ini sangat tidak penting.
"Mana gue tau, jauh-jauh sana pertanyaan lo selalu bikin darah gue naik!" Kesal farhan sedikit mendorong tubuh risa membuat sang empun kesal.
"Hei?" Panggil kevin saat melihat gadisnya yang sedari tadi melamun.
"Ingin berbicara atau langsung pulang?" Lanjut kevin, rasanya sangat sakit melihat gadis yang selalu ceria tiba-tiba menjadi pendiam.
Vely tersadar mengangguk pelan seolah menjawab jika dirinya ingin berbicara sebentar, vely berjongkok tepat di samping verel.
Gadis itu menaburkan bunga matahari yang sudah di jadikan kecil-kecil.
"Seorang antagonis yang tewas di akhir cerita demi kebahagiaan sang protagonis, kenapa selalu seperti itu? Apa semua antagonis harus berakhir tiada? Ini sangat tidak adil, mereka juga berhak hidup bahagia, aku hanya bisa berharap kau mendapat kan keadilan di sana. Terbenam-lah dengan damai aku sendiri yang akan menyampaikan permintaan maaf mu pada orang yang kau lukai!" Ujar vely tersenyum tipis nampak sekalian kesedihan di matanya.
Vely mengelus bahu verel lembut membuat sang empun menatapnya. "Janganlah merasa sendiri di dunia ini kau masih punya aku, kita saudara bukan? Jadikan aku sandaran mu sampai kau menemukan belahan jiwa mu. Tunjukan pada kakak mu bahwa kau bisa menjadi lebih baik dari sebelumnya, kau mengerti?"
Air mata verel menggumpal di pelupuk matanya, vely langsung membawa laki-laki itu kedalam dekapannya membuat verel langsung menangis sejadi-jadinya di dalam dekapan vely.
Cukup lama mereka menangis, vely melepas pelukan mereka menghapus pelan air mata laki-laki itu.
"Ini adalah kali terkahir aku melihat mu menangis, seterusnya coba lah agar tidak menangis. Apa angga nya eli mengerti?" Verel mengangguk bak anak anjing membuat vely langsung mengembangkan senyumannya.
"Sudah?" Vely mengangguk beranjak dari tempat duduknya.
"Hanguskan semua bukti-buktinya, kasus sudah selesai!" Tegas kevin pada jery dan rea.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins and Ex-boyfriend?
Teen Fiction"M-mommy--- Wanita berpakaian ketat itu menghentikan kaki jenjangnya saat suara anak kecil memanggilnya, mungkin? "Mommy mommy saya bukan ibu kamu!!" Ketusnya menatap kedua anak itu tidak suka. "Key juga ndak manggil tante badut, key manggil mommy k...