Di bagian ini mungkin akan banyak adegan yang tak menyenangkan, jadi dimohon yang tidak nyaman boleh skip bagian ini^^
[Music recommendation : Restu Waktu - UN1TY]
👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻
(Kalian bisa mendengarkan lagunya lewat spotify/SoundCloud/aplikasi musik lainnya, untuk pengalaman yang menakjubkan dalam membaca ❤️)
Happy reading 💕
•••••
"Bryan? Lo....bukan....,"
"Ya....semua ini adalah perbuatanku. Kenapa?Kau terkejut bukan?" Brandon maju mendekati Rendra yang tersungkur, bersama Nayla di sampingnya.
Nayla menatap penuh ratap, melihat suaminya dari kejauhan itu, terlihat terduduk lemah.
Bahunya yang terkena tusukan tadi telah terperban dengan sangat berantakan, dan darah yang tercecer di tubuhnya. Ia benar-benar telanjang dada, karena pakaiannya sudah ia gunakan sebagai perban di bahunya.
Pria itu sama sekali tak membuka suara, selain tatapannya yang terus tertuju pada Nayla yang juga tersungkur, tak bisa bangkit. Tatapan pria itu benar-benar mengingatkan Nayla pada bintang di malam hari yang selalu menenangkannya ketika ia tengah bersedih.
Tatapan itu seperti berkata
Semuanya akan baik-baik saja
Rendra berusaha bangkit, dengan mencekal kaki Brandon. Dengan segala usaha, Rendra akhirnya berdiri dengan mencengkeram kerah baju Brandon.
"Bunuh gue bangsat! Lo gausah ganggu mereka! Lo cukup bunuh gue aja!" Rendra berusaha menggoyah-goyahkan tubuh Brandon yang hanya terdiam saja.
Brukkk!!
Sekali lagi Rendra kalah dengan pria itu, ia didorong untuk kembali jatuh ke lantai.
Setelah dirasa keributan ini cukup, Brandon dan anak buahnya kembali akan pergi.
Kini di ruangan itu hanya mereka bertiga.
Dengan sekuat tenaga, Bryan berjalan menahan pedih pada luka di dadanya itu, menghampirinya istrinya.
Bryan membantu Nayla agar duduk bersandar di sisi tembok, pria itu berusaha mengobati luka yang ada di tubuh Nayla sebisanya.
Mulai dari mengoyak sebagian kain pakaian Nayla, dan menyobek sebagian kain dari celananya sendiri.
Luka wanita itu berada di beberapa titik seperti tangan, lutut, bahkan dahi bekas benturan keras.
"Kau harus bertahan, Nayla," Ucap lirih Bryan, sambil menangkup wajah pucat wanita itu.
Nayla hanya membuka matanya setengah, ia sudah tak kuasa lagi menahan segala kesakitan yang ada.
"Gue...gue udah gak kuat...," Nayla menitihkan air mata.
"Sakit...," Nayla menekan nekan perutnya, menahan ngilu akibat hasil dari tendangan keras Brandon tadi.
Bryan menangis deras saat melihat betapa birunya perut istrinya itu, si bejat itu benar-benar akan membunuh bayi kecil mereka.
Ia telah melihat segala penyiksaan yang dilakukan Brandon kepada istrinya, dengan mata kepalanya sendiri.
Bryan benar-benar malu menyebut pria iblis itu sebagai saudara kandungnya.
Segala upaya yang telah ia lakukan untuk melindungi wanita mungil itu, benar-benar sia-sia. Semuanya hanya berakhir seperti ini.
"Maafkan aku Nayla, aku tidak bisa menjagamu dengan baik," Bryan memeluk erat istrinya, Nayla juga menangis tanpa sepatah katapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAFE WITH YOU | LOUIS PARTRIDGE ✔️
Fiksi Penggemar[END] Apa jadinya jika seorang wanita yang berniat kabur dari rumah malah berakhir dikurung oleh seorang ketua geng Mafia? Itulah hal yang dialami oleh Nayla, karena desakan pernikahan yang terus di lontarkan oleh kedua orangtuanya membuat ia muak d...