TR 2A#27

15 7 0
                                    

Dasar human bisa aja modusnya, ckck.

Alviana.

Happy Reading.

Satu tahun telah berlalu, semuanya terasa begitu cepat, Alvi dan para sahabatnya sekarang sudah memasuki semester tiga.

Sahabat Alvi sudah mengetahui perihal hubungannya dengan mantan. Begitu juga semua orang tahu jika Alvi sebenarnya adalah saudara kandung Daren. Tak hanya laki-laki saja yang berusaha mendekati Alvi, para gadispun berlomba-lomba mendekatinya untuk mendapatkan kemudahan mendekati Daren.

"Vi nanti jalan yuk"

"Neng Alvi ini bunga dari abang"

"Dek Alvi ayu banget dah"

"Mau ga jadi pacar abang?"

"Alvi deketin gue sama abang lo dong"

"Gue juga mau"

Alvi sudah biasa menghadapi hal tersebut, namun ia selalu membalas dengan senyuman ramahnya.

"Astaga Vi setelah putus dari mantan lo, fans lo jadi banyak banget anjir" celetuk Nisa yang berada disamping Alvi.

"Huss ngawur aja" jawab Alvi.

"Lah kenyataannya emang gitu" ucap Nisa.

"Dahlah diem" perintah Alvi, kemudian Nisapun terdiam dan sibuk dengan pikirannya.

Tiba-tiba di tengah perjalanan menuju kelas ada seseorang yang menghampiri mereka.

"Hai, Alvi ya" sapa orang tersebut.

"Ya, ada apa?" jawab Alvi.

"Kenalin gue Sena" ucap orang tersebut dengan senyuman yang dibuat-buat imut.

"Oh" jawab Alvi singkat.

"Nih gue ada oleh-oleh buat lo dari Korea" ucap Sena seraya menyodorkan papper bag kepada Alvi.

"Ya, makasih" jawab Alvi singkat kemudian mengambil papper bag tersebut.

"Sama-sama, semoga lo suka ya" ucap Sena.

Setelah Sena meninggalkan tempat tersebut, Dila menghampiri mereka dengan langkah cepat.

"Gile tuh cewek kating yang waktu itu ngelabrak lo kan Vi" ucap Dila tak suka.

"Iya" jawab Alvi.

"Wah ga tau malu tuh, gue yakin dia baikin lo karena dia tau kalo lo adik kadung dari bang Daren" ucap Pita yang entah sejak kapan berada disamping Nisa.

"Maybe" ucap Alvi.

"Kok lo terima sih Vi, kalo gue mah ogah" ucap Nisa seolah-olah jijik.

"Biar dia seneng aja, lagian lumayan gratis, hehe" jawab Alvi cengengesan.

"Yeee lo mah kalo gratisan aja semangat" ucap Nisa memutar bola matanya malas.

"Biarain, wleee" balas Alvi menjulurkan lidahnya.

"Siapa juga yang iri sama lo, ga level" candaan Nisa.

"HAHAHA" tawa mereka berempat.

"Wuih ada apa ni rame-rame, papper bag apa tuh?" tanya Kenzo yang menghampiri mereka.

"Itu Alvi dikasih sama kak Sena" jawab Dila.

"Sumpah? Mi apa?" tanya Aldi dengan mulutnya yang terbuka lebar.

"MIENGKEM" jawab Nisa tak santai.

"Yeee gue serius anjir" ucap Aldi menyentil dahi Nisa.

"Auhh, gue juga serius" jawab Alvi seraya menginjak kaki Aldi.

"Ekhem ada yang mau sama-sama serius nih" ucap Kenzo cengar-cengir sendiri.

"IYUH" balas Nisa dan Aldi bersamaan.

"HAHAHA" tawa mereka semua.

Dan sekarang merekapun menjadi sorotan banyak orang karena tertawa ditengah jalan, untung saja jalanan kampus ini sangat luas jadi tidak mengganggu pejalan kaki yang lain.

"Dahlah kalian diem deh, puyeng gue lama-lama liat kalian debat gini" ucap Alvi lalu meninggalkan mereka kemudian disusul Kevin.

Selama ini memang Kevin selalu berusaha mendekati Alvi, ia pun peka dengan perasaan Kevin, dilihat dari gerak-geriknya saja ia tahu kalau Kevin menaruh perasaan kepadanya. Tetapi Alvi belum bisa membuka hatinya kembali, ia trauma untuk disakiti lagi.

"Vi kaki lo sakit?" tanya Kevin yang berjalan disampingnya.

"Engga tuh, emang kenapa?" tanya Alvi bingung.

"Berarti bisa jalan dong?" tanya Kevin dengan senyum yang jarang diperlihatkan ketemannya, kecuali Alvi.

"Bisa" jawab Alvi yang memang tak paham dengan maksud Kevin.

"Oke nanti malem gue jemput lo ya, see you" ucap Kevin kemudian berlalu begitu saja dan mempercepat langkahnya.

"Hah? jalan? astagaa gue baru paham, yaudah deh iya in aja, lagian di rumah juga gabut" ucap Alvi yang baru tersadar dengan maksud Kevin.

"Dasar human bisa aja modusnya, ckck" batin Alvi.

Setelah itu Alvi memilih melanjutkan perjalanannya menuju kelas.

Brukk

"Aduh" ringis Alvi yang jatuh terduduk diatas lantai.

"Eh sorry ya" ucap orang tersebut seraya mengulurkan tangannya.

"Iya gapapa, lain kali hati-hati ya jalannya" balas Alvi setelah mendongak melihat orang yang menabraknya.

"Loh Alvi"

"El"

"Lo ngapain buru-buru banget jalannya, jadi nabrak gue kan" sambung Alvi setalah ia tahu ternyata orang yang menabraknya adalah Rafael, orang yang melempar kertas ditaman gedung fakultas.

"Hehe sorry ya gue buru-buru ada kelas, kita lanjut nanti ngobrolnya sebagai permintaan maaf gue ntar gue traktir dikantin deh" ucap Rafael tak enak hati karena sudah menabrak Alvi.

"Okey, yaudah sana lo udah telat" ucap Alvi.

"Astagaa iya njir, see you" ucap Rafael melambaikan tangannya kemudian berlari meninggalkan Alvi.

"Ada-ada aja tingkah temen-temen gue" gerutu Alvi.

"Daritadi gue mau ke kelas adaaa aja halangannya, apa gue ga direstuin masuk kelas ya, hadeh" batin Alvi.

TBC

See u in the next part.

Toxic Relationship 2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang