TR 2A#34

5 0 0
                                    

Alvi mengerang kesal mendengar nada dering ponsel yang menganggu tidurnya. Pasalnya ia baru bisa tertidur dini hari karena begadang mengerjakan tugas.

Dia mengambil ponselnya diatas nakas kemudian mengangkat telepon tersebut dengan mata yang masih terpejam.

"Hmm"

"Pagi Vi"

"Hmm"

"Have a nice day, love you" ucap seseorang disebarang telepon, hal itupun sontak membuat Alvi membuka matanya lebar.

Tut

Belum sempat Alvi membalas ucapan orang yang meneleponnya, namun panggilan tersebut sudah diputuskan secara sepihak.

Jika kalian menebak orang tersebut adalah Aditya maka kalian benar.

"Love you too Dit" lirih Alvi seraya memandangi layar ponselnya.

Tak sengaja Alvi melihat notifikasi grub whatsapp para sahabat SMAnya.

Bacot kwek-kwek

Anggranjir
Guys liburan kuy, refreshing gitu

Dellama_perasaan
Kuy, mau kapan nih?

SAMbel
Gimana kalo jumat sore aja kita berangkat, ntar minggu siang kita pulang.

Anggranjir
Nah boleh tuh, ntar kita nginep di Villa om gue aja.

ROBIn_Hood
Jadi kita kepuncak nih?

Dellama_perasaan
Iya, gas ngeng

Indahnya_pmdngn
Kuy

SAMbel
Oke

RIANjir
Ok

ROBIn_Hood
Setuju

Alvi hanya menyimak chat tersebut karena ia bingung mau ikut atau tidak.

Setelah beberapa menit berpikir dan melihat jadwalnya yang ternyata free pada hari itu, Alvi memutuskan untuk ikut dengan mereka dan membalas chat grub tersebut.

Gas ngeng

ADITYAbai
Oke gue ikut

Deg

"Kenapa dia harus ikut si, masa gue tarik lagi pesannya" gerutu Alvi seraya melihat siapa saja yang sudah membaca pesannya.

"Ternyata udah baca semua anjir, dahlah bodo amat" lanjutnya kemudian melempar poselnya asal.

•••

Setelah berada ditangga paling bawah Adit langsung berpamitan dengan kedua orangtuanya untuk berangkat kekampus.

"Ma, pa abang berangkat dulu" pamit Adit seraya menyalami tangan kedua orangtuanya.

"Iya ttdj bang" ujar Diana.

"Hah? Ttdj apaan ma?" tanya Juna mengerutkan dahinya.

"Tiati dijalan pa, hadeh kudet amat sih" ucap Diana memutar bola matanya malas.

Adit dan Ayu hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kedua orangtuanya yang berdebat masalah sepele. Bagi mereka itu hal yang biasa, karena tanpa candaan pasti akan terasa sepi.

"Abang nanti pulangnya beliin Anna es cim ya" ujar Anna yang sedari tadi menyimak obrolan orang dewasa.

"Iya nanti abang beliin yang banyak buat adek abang yang cantik ini" balas Adit seraya mencium pipi tembem adiknya.

"Macihh abang" ucap Anna memeluk abangnya.

"Yaudah abang berangkat dulu ya" ucap Adit seraya mengacak rambut adiknya pelan.

"Dadaa abang" balas Anna yang melambaikan tangannya.

Setibanya dikampus banyak pasang mata yang menatap Adit dengan tatapan memuja, terutama oleh kaum hawa. Bahkan ada yang terang-terangan memberinya bingkisan atau barang yang harganya lumayan mahal untuk kelas mahasiswa, barang tersebut akan ia terima untuk menghargai pemberian dari orang lain, daripada dibuang lebih baik ia bagikan pada para temannya.

"Oi Dit lemes amat lo pagi-pagi, kek ga ada semangat hidup" sapa laki-laki yang ia ketahui bernama Zein.

"Hm"

"Lo udah putus dari Nira?" tanya Zein.

"Hm"

"Bagus deh kalo lo udah putus dari benalu itu" celetuk Jo yang berada disamping Zein.

"Btw lo dari tadi hm hm mulu, sariawan lo?" sambungnya.

"Gak" jawab Adit singkat.

"Wah banyak bet dah tuh bingkisan, buat gue aja ya" ujar Zein menatap dengan mata berbinar.

"Enak aja gue juga mau kalik" ucap Jo melirik sinis Zein.

"Nih buat kalian, bagiin ke yang lain juga" ucap Adit seraya memberikan bingkisan-bingkisan tersebut kepada kedua teman dekatnya.

"Yoi bro, thanks" ucap Zein dan Jo bersamaan lalu pergi begitu saja.

"Dasar temen ga ada akhlak" gerutu Adit seraya menggelengkan kepalanya.

•••

Masih ingat dengan warung Mang Ole basecamp anak SMA Nusa Jaya? Sekarang Adit dan para sahabatnya sedang berkumpul disana.

"Lu bener-bener brengsek ya bro ternyata" celetuk Sam.

"Emang anjing lo" sambung Robi.

"Gue bener-bener nyesel, gue minta tolong sama kalian bantu gue buat dapetin kepercayaan Alvi lagi" ucap Adit penuh penyeselan.

"Gue juga suka sama Alvi, kita bisa bersaing secara sehat" ujar Rian.

"Oke kalo itu mau lo, gue terima" ucap Adit menoleh kearah Rian.

"Kita sebenernya juga kecewa sama lo, tapi mau gimanapun lo tetep sahabat kita" ucap Sam menepuk pundak Adit

"Kita juga ga bisa bantu apa-apa, karena gue juga tau perasaan Alvi, pasti sulit buat nerima lo lagi" sambung Robi.

"Kalian harus usaha sendiri, kita ga bisa bantu apa-apa" ujar Sam menatap Adit dan Rian secara bergantian.

"Thanks bro udah nerima gue sebagai sahabat kalian lagi" ucap Adit tulus.

"Dari dulu sampe sekarang kita juga masih anggep lo sebagai sahabat kita kalik Dit" ucap Robi.

"Thanks bro" ucap Adit.

"Santai aja" balas mereka seraya tos ala laki-laki.

TBC...

Toxic Relationship 2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang