TR 2A#33

8 0 0
                                    

Lo manfaatin kepercayaan gue, jangan karena selama ini gue selalu maafin lo, lo jadi seenaknya sendiri sama gue.

Alviana

Happy Reading.

Ketika sedang asik menikmati udara pagi di taman yang lumayan ramai ini, tiba-tiba seorang gadis dengan pakaian olahraga ketat menghampiri Alvi.

"Heh lo Alvi, kan? Mantannya Aditya?" tanya Nira mendorong pelan bahu Alvi.

Tetapi pertanyaan yang menurut Alvi kurang sopan tersebut tidak ia tanggapi, ia malah semakin mengeraskan volume musik yang ia dengar menggunakan earphonenya.

"Lo budeg ya?" ucap Nira tersulut emosi seraya menarik earphone yang berada ditelinga Alvi.

Alvi mengalihkan pandangan dari ponselnya kemudian menilai penampilan gadis tersebut seraya bergidik ngeri.

"Lo siapa? Kenal aja enggak, gue ga punya uang receh" ucap Alvi santai.

"Dasar cewek murahan" ujar Nira.

Plak

Suara tamparan yang begitu nyaring mampu mengundang perhatian para pengunjung taman.

"Jaga mulut lo, yang murahan itu lo, ngejar-ngejar gue yang bahkan ga suka sama lo" ucap Adit yang baru saja muncul entah darimana.

"Dengerkan?" tanya Alvi seraya tersenyum sinis.

"So, yang murahan lo, dasar nggak ngaca" sambungnya.

"LO!" ucap Nira menunjuk Alvi.

"Apa?" tanya Alvi yang menahan amarahnya.

"Awas aja gue ga bakal biarin kalian bahagia" ujar Nira mengepalkan kedua tangannya.

"HAHAHA silakan, lo irikan sama gue? Iri bilang karyawan" ucap Alvi lalu pergi begitu saja.

"SIALAN GUE BAKAL HANCURIN LO ALVI" teriak Nira seperti orang kesurupan.

Alvi yang berjalan lurus berhenti mendadak kemudian membalikan badannya seraya mengacungkan jari tengahnya.

ARGHHH

Teriak Nira mengacak rambutnya frustasi.

•••

Setelah dirasa sudah pergi lumayan jauh dari taman tersebut tiba-tiba Alvi baru tersadar jika laki-laki yang selama ini membuatnya selalu merasa tidak tenang mengikutinya dari belakang.

"Lo ngapain sih ngikutin gue, mending lo urusin cewek lo aja sono" ucap Alvi judes.

"Cewek aku cuma kamu Vi" jawab Adit dengan sabar.

"Cih bullshit" celetuk Alvi.

"Vi gue mohon kasih gue kesempatan sekali ini aja, gue sayang banget sama lo Vi" ujar Adit mengenggam tangan Alvi.

"Gak" balas Alvi seraya menghempaskan tangan Adit.

"Lo bilang sekali? Selama ini lo ke mana aja? Gue udah kasih lo kesempatan ga cuma sekali bahkan berkali-kali tapi lo sia-siain kepercayaan gue gitu aja" ucap Alvi seraya memukul dada Adit pelan.

"Lo manfaatin kepercayaan gue, jangan karena selama ini gue selalu maafin lo, lo jadi seenaknya sendiri sama gue" sambungnya.

"Gue capek Dit, capek makan ati terus" lirih Alvi.

"Vi please gue minta maaf" ucap Adit berniat memeluk Alvi, namun hal itu berhasil Alvi hindari.

"Gue mau pulang, bye" ucap Alvi berjalan sedikit cepat.

"Segitu dalamnya luka yang gue kasih ke lo Vi, sampe lo gamau ngasih kesempatan buat gue lagi" lirih Adit melihat kepergian Alvi yang sudah menjauh dari pandangannya.

"Tapi gue ga bakal nyerah gitu aja, gue harus bisa ngeyakinin Alvi lagi" batin Adit seraya tersenyum penyesalan.

Tanpa Adit ketahui sedari tadi Alvi menahan air matanya supaya tidak lolos didepannya, ia berusaha mati-matian untuk tidak memeluk mantan pacarnya itu.

Sebenarnya Alvi juga sangat merindukan Adit. Tetapi rasa sakitnya lebih besar daripada rasa sayang kepadanya. Semua butuh waktu untuk kembali ke dalam situasi semula.

Namun ia tahu, hubungan yang pernah rusak tidak akan bisa kembali seperti dulu lagi. Kalaupun bisa kembali, itu akan terasa sangat berbeda.

•••

Setibanya di mansion, Alvi bergegas untuk membersihkan dirinya dan siap-siap untuk berangkat ke kampus, dikarenakan hari ini ia ada kelas siang.

Setelah dirasa cukup ia segera berangkat menggunakan ojol yang telah ia pesan.

"HAI VI" sapa dua orang secara bersamaan.

"Oh hai juga Vin, El" balas Alvi seraya tersenyum.

"Lo apa-apaan sih, ngikutin gue aja" ucap Rafael sinis.

"Bodo" balas Kevin cuek.

"Kalian kenapa dah?" tanya Alvi bingung.

"Yuk Vi ke kelas" ucap Kevin seraya menarik tangan Alvi.

Saat memasuki kelas ternyata sudah banyak mahasiwa yang hadir. Mereka berdua menjadi pusat perhatian pasalnya Kevin menggandeng tangan Alvi begitu erat.

"Ekhem kayak mau nyebrang jalan aja pake gandengan tangan segala" celetuk Kenzo berniat menggoda mereka.

"Bau-bau orang jadian nih Zo" sambung Aldi.

Hal itupun membuat Alvi secara reflek melepaskan tangan Kevin.

Para sahabat Alvi memandangnya seakan mengatakan "kita butuh penjelasan dari lo". Seolah paham dengan maksud mereka Alvi langsung menuju meja yang ditempati para sahabatnya.

"Gue sama Kevin ga ada hubungan apa-apa kok, beneran deh" ucap Alvi yang paham dengan maksud mereka.

"Masa?" tanya Nisa tak yakin.

"Lagian kalo lo sama Kevin gue lebih setuju sih, dari pada sama Adit makan ati mulu" celetuk Pita.

"Nah bener tuh, gue juga setuju" sambung Dila.

"Kalian apaan sih guys, gue sama dia ga ada hubungan apa-apa" jelas Alvi lagi.

"Mungkin nanti bakal ada apa-apanya Vi" ujar Nisa tersenyum jahil.

"Serah kalian deh" balas Alvi memutar bola matanya malas.

Tak lama kemudian dosen telah memasuki kelas dan langsung memaparkan materi pada pertemuan hari itu.

TBC

Hallo guys, I'm come back...
Gimana kabar kalian nih? Semoga sehat selalu yaaa...

Toxic Relationship 2ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang