"CROSS THE OTHER SIDE"
Ch XVII - Cross The Other SideWarning: Violent, Harsh Words, Blood, Self-harm mentions, Su!cide, K!lling mentions
⚠️R17+⚠️(Recommended: read with dark page settings)
~~~
Aku....
Aku mempunyai ayah, ibu dan adik. Aku menyayangi mereka. Keluargaku sempurna. Kami keluarga yang sempurna.
Tapi Ibu selalu memberikan kasih sayang lebih banyak ke adikku. Bukan berarti dia tak menyayangiku, hanya saja bentuk perhatian yang ia berikan sedikit berbeda.
Karena itu, aku menyayangi ayahku juga sedikit lebih banyak. Dia baik. Dia tak pernah memarahiku. Dia tidak pernah membentakku saat nilaiku jelek atau saat aku masih tak bisa baca-tulis. Mungkin memang benar adanya kalau seorang ayah lebih dekat dengan anak perempuannya, dan seorang ibu dekat dengan anak lelakinya.
Tapi tak apa. Karena kami saling melengkapi.
Tapi hari itu....
Dia meninggalkan kami. Dia meninggalkanku. Dia bilang tidak akan pergi. Tapi dia pergi. Dia bilang, dia menyayangiku. Tapi dia pergi jauh. Dengan seorang wanita yang tak kuketahui namanya. Dengan seorang anak perempuan lain. Harusnya itu tempatku! Aku yang harusnya disana!
Aku yang harusnya tertawa dan bercanda dengan ayahku! Bukan anak yang tak kukenal itu!
Keluarga sempurnaku mulai patah. Tapi itu tidak membuatku berhenti menyayangi mereka walau sekarang aku hanya punya ibu dan adik.
Tapi... ini sedikit melelahkan, yah?
Aku harus mengejar semua peringkat pertama, semua lomba. Aku harus ikut les ini dan itu. Aku harus bisa melakukan semuanya. Baik di bidang akademis dan non-akademis. Aku seringkali dimarahi ketika nilai matematikaku jelek atau ketika prestasiku menurun di peringkat kedua.
Dibanding-bandingkan pun sudah menjadi makanan untukku. Intinya, aku harus sempurna agar masa depanku terjamin. Semua itu berlindung di balik kata 'untuk kebaikanku sendiri'. Tapi benarkah itu yang kumau?
Terkadang aku mencuri-curi waktu untuk melakukan hobiku. Tapi aku dimarahi. Karena itu tidak menghasilkan apapun. Jika memang aku punya waktu, lebih baik aku belajar lebih keras. Sebagai anak penurut, tentu saja aku melakukannya tanpa bisa membantah. Dan tentu saja aku harus tersenyum. Tidak boleh menangis ataupun marah.
Seiring berjalannya waktu, kurasa bukan hanya keluarga sempurnaku saja yang patah. Tapi perlahan aku merasakan diriku patah. Aku tidak pernah berhenti menyayangi mereka, aku hanya berhenti menyayangi diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️]Cross The Other Side
FanfictionSelama aku hidup, aku selalu melihat sisi gelapnya kehidupan. Apa itu terang? Aku sama sekali tak pernah mendengarnya. Tapi jika yang kau maksud adalah cahaya redup, ya aku pernah melihatnya sesekali dalam waktu singkat. Tapi kenapa malah di banguna...