xᴠɪɪɪ - "ɪ ɢᴀᴠᴇ ʏᴏᴜ ᴇᴠᴇʀʏᴛʜɪɴɢ!"

62 10 0
                                    

"CROSS THE OTHER SIDE"
Ch XVIII - I Gave You Everything!
Warning: Violent, Harsh Words, Blood, Gun, Knife, K!lling mentions
⚠️R17+⚠️

(Recommended: read with dark page settings)

(Recommended: read with dark page settings)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

"Disini kan?"

"Ya. Tapi apa yang harus kita lakukan pada benda bodoh ini." Gerutu sang pria menendang piano yang berdiri tepat pada jalan keluar. Benda itu bisa dibilang menghalangi perjalanan karirnya.

"Tinggal didorong saja.

Zack memiringkan kepalanya. Sabit pun diletakkan, dia merenggangkan badannya sebelum mendorong piano besar nan antik itu dengan seluruh tenaga. "K-khh!! BERATTTT!!!!"

"Biar kubantu."

"Aku juga—"

"Tidak! // Orang sakit diam saja!"

"LOH KOK BEGITU!" Jerit brunette yang tak terima ketika dilarang oleh dua orang sekaligus. Padahal biasanya mereka berdua mengijinkan dirinya untuk membantu.

"Lihat saja dirimu."

"Apa maksudnya lihat diriku!?"

"Keadaanmu kacau. Kedua tangan dan kakimu terluka. Jadilah anak manis dan duduk diam."

Perempatan siku-siku mampir di dahi berkulit tan itu, tapi Angel memilih untuk mengalah. Dia pun duduk bersila tepat disebelah scythe, membiarkan keduanya mendorong piano dengan nafas terengah-engah.

"Hora ganbare ganbare~"

"BERISIK!!"

Jalan tersembunyi terpampang jelas, disertai karpet merah panjang saat jendela itu sudah dihancurkan hingga berkeping-keping. Rasanya sinar harapan mulai terlihat walaupun samar.

"Ayo!" Seru si brunette langsung bangkit dan lari duluan. Dia melayangkan satu tangan dan berlari layaknya superman.

"Woy pelan-pelan! Kakimu sempat terkilir kan!"

Rachel memandang keduanya sebelum menggeleng. Masih sama tingkah kekanak-kanakannya. Tapi dia beruntung bisa bertemu mereka dan belajar banyak hal dari sini.

'Sistem darurat telah diaktifkan. Memulai hitung mundur peledakan gedung.'

Mulut kedua gadis itu terbuka lebar, sedangkan Zack merespon bingung karena tak tahu apa yang terjadi. "Apa yang—"

"Zack, lari!"

Menurut saja atas perkataan keduanya, mereka terus memanjat naik. Mengindahkan rasa lelah dan sakit ketika jantung berdentum keras menyuruh untuk memperlambat langkah jika tak ingin pingsan.

[✔️]Cross The Other SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang