Amanda Ns

23 4 0
                                    

"Ayah membeli buku, lagi?

Pagi itu mentari bersinar hangat, langit terlukis indah dengan warna biru terang. Orang-orang berlalu lalang berjalan pagi dengan santai di depan rumah, sedang Ayah malah sibuk membuka paket itu. Lagi.

"Ah, Amanda. Kamu sudah pulang? Ini baru jam sembilan, apa diluar hujan? " Ayah terkekeh. Tak menjawab pertanyaan ku.

"Matahari bersinar dan langit sedang ceria dan Ayah malah disini? Di rumah? Membuka paket itu lagi? Buku lagi? "

"Ayah hanya suka buku. Kenapa? Buku adalah jendela ilmu pengetahuan. Buku tidak sama dengan gadget yang selalu kamu pegang itu. " Ayah tersenyum.

Aku mendelik. Bukan itu jawaban yang aku inginkan. Tapi sepertinya, Ayah sengaja membelokkan arah jawaban dari pertanyaan ku.

Tadi, saat sedang berlari kecil di jalan komplek perumahan aku melihat kurir itu. Kurir yang selalu membawa paket berisi buku untuk Ayah.

****
Ruangan ini rupanya kedatangan tamu. Sebuah rak buku yang masih terlihat baru, berdiri gagah di pojok ruangan istimewa ini. Aku mendengus. Aku merasa iri dengan ruangan ini, begitu terawat dan terjaga. Apa ada emas atau berlian disini? Kenapa Ayah begitu menyayangi ruangan penuh buku ini?

Aku melipat tangan, mencoba mencerna ini semua. Lima belas tahun lalu, Ibu dan Ayah bercerai. Ibu meninggalkan rumah dengan air mata dan sebuah koper berwarna biru tua.

Harusnya, kamu bisa melupakan wanita itu!

Astaga, kalimat terakhir yang diucapkan Ibu sebelum pergi. Selalu terngiang-ngiang di kepalaku. Wanita mana maksud Ibu? Apakah Ayah berselingkuh? Ah rasanya tidak mungkin. Aku belum pernah melihat Ayah intens berbicara dengan wanita lain selain Nenek dan tentunya Ibu, sebelum mereka bercerai.

"Ayah, ada rahasia apa dalam ruangan ini? " Aku mendesis sambil mengitari ruangan itu.

Ada banyak rak disini, disusun rapi seperti susunan di perpustakaan. Dahulu, aku sangat bangga memperlihatkan ruangan kesayangan Ayah ini pada teman-temanku. Tapi sekarang aku bingung, apakah tetap bangga atau benci?

Entah kenapa aku sangat yakin, kalau ruangan ini adalah penyebab perceraian Ayah dan Ibu. Tunggu sampai aku menemukan kebenarannya!

***
Sepenggal Rasa
Kumpulan puisi oleh Amanda Ns

Ah, kepalaku sakit. Aku baru berusia dua puluh tahun, kenapa harus menerima kenyataan konyol seperti ini?

Ah iya, aku sendiri yang mencari tahu kenapa kemudian merasa geli dengan jawabannya?

Buku itu. Judul itu. Nama itu. Warna itu.

Dia cinta pertama Ayahmu dan juga Ibumu.

"Astaga, aku bisa gila! Kenapa alurnya menjadi serumit ini? Jika dia Ibuku, lalu siapa wanita yang selama ini aku panggil sebagai Ibu?"

"Apa kurir itu berbohong? Hahahha aku yakin dia berbohong. Tapi kenapa aku sedikit senang? Ibuku ternyata seorang penulis besar? Tapi dia meninggalkanku? Memberikanku pada wanita lain? Kenapa? Aku punya salah apa? Kenapa Ayah dan Ibu tak pernah bilang? Huaaaa, takdir sepertinya ingin bermain-main denganku! " Aku frustasi.

Semuanya terasa rumit. Kurir yang biasa mengantarkan paket buku dari wanita bernama Amanda Ns itu hanya menjawab dengan jawaban ambigu. Semakin membuat ku frustasi!

"Amanda Ns, siapa kamu sebetulnya? Kenapa Ayah dan Ibuku bercerai karena buku mu? Dan kenapa namaku juga harus sama denganmu?"

***
Dia berdiri di sana. Anggun dengan rambut hitam panjang yang terurai. Kulitnya seputih pualam. Cantik dan terawat. Dia terlihat muda di usianya yang sudah berkepala empat.

Perlahan, wanita itu mendekat. Berjalan anggun seperti wanita kelas atas. Dia tersenyum.

Aku terpaku. Melihatnya dalam jarak sedekat ini membuat jantungku berdegup. Wajah, mata, dan bibir itu, kenapa bisa sama dengan kepunyaan ku? Aku seperti melihat kembaran sendiri. Perbedaan paling menonjol hanya pada lesung pipinya. Dia memiliki lesung pipi!

"Halo, selamat datang Amanda. Aku Ibu dan cinta pertama Ayahmu. " Dia tersenyum.

Aku tergagap. Padahal ini adalah momen yang kutunggu-tunggu.

"Terimakasih."

"Sepertinya kamu tumbuh dengan baik, Amanda. " Dia menyeringai. Senyum manis itu berubah sinis.

Aku tercengang, apa dia benar Ibuku?

Rumah Yang DitinggalkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang