perjalanan cinta seorang tama

203 38 51
                                    

Cinta.

Cinta ya?

Definisi cinta itu gimana sih?

Menurut kalian?

Kalau bagi Tama revalino, cinta itu menggambarkan seseorang mempunyai  rasa sayang yang lebih dan tulus dari hati.  Sebenernya dia gak tahu apa definisi cinta itu, tapi menurut dia sendiri ya kayak gitu.

Begitupun dengan rasa sayang nya pada naya. Ia rindu gadis itu. Sebulan tidak saling kabar satu sama lain membuat nya begitu frustasi. Awal awal memang ini yang diinginkan nya. Tetapi, siapa sangka jika naya akan selama ini mendiami nya.

Tidak sengaja bertemu di kampus saja, gadis itu menatap nya sekilas lalu lanjut berjalan seolah tidak terjadi apa apa. Disini ia sudah mengaku salah memang. Bukannya tidak berani menjelaskan yang sebenarnya pada pacar nya sendiri. Ia bahkan tidak ada waktu.

Naik nya semester akhir ini, membuat dirinya tidak bisa pergi kemanapun itu. Apa iya?

Se padet padet nya jadwal, se susah susah nya tugas dan stres nya mikir judul skripsi, ada kok mahasiwa yang sempetin luangin waktunya buat pacar.

Nggak mungkin dong senin-sabtu dia nugas setiap harinya. Pasti ada aja temen yang ngajak keluar.

Kini lelaki itu menghela nafas lelah nya. Laptop yang masih menyala menunjukkan beberapa ratus kata ia biarkan dahulu. Tubuh nya menyandar pada sofa ruang tamu, meminum kopi yang sempat dibuatkan jiza untuk nya.

Tangan kekar itu menyugar rambut panjang nya, ia menghela nafas lagi. Jiza yang memang mengerjakan tugas di ruang tamu juga, ia melirik tama sebentar lalu fokus pada laptop milik nya sendiri.

"Banyak masalah ya bang?" Celutuk jiza, tangan nya tidak berhenti mengetik keyboard hitam itu.

"Nggak Kok"

Jiza tersenyum tipis di balik layar laptop nya "bohong ya? Keliatan banget"

Tama lebih memilih diam. Jiza lagi lagi menatap lelaki itu sekilas.

"Cerita aja sih bang"  ucap jiza

"Gue nggak maksa juga sih" lanjut nya.

"Ya sebenarnya gak ada masalah za. Cuma lagi kangen seseorang aja" balas tama, ia menegakkan tubuh nya lanjut mengetik tugas nya yang belum selesai.

"Siapa? Mbak naya?" Tanya jiza, tama mengangguk "atau kak jiji?" Lanjut gadis itu santai.

Tangan yang sibuk ia gunakan untuk menekan ne kan keyboard sekarang terhenti, matanya menatap jiza.

"Darimana lo tau jiji?" Tanya tama balik.

"Bahkan oliv sama shania tau bukan gue aja"

Ia sedikit terkejut, tetapi lebih memilih diam menunggu kalimat yang keluar dari mulut jiza.

"Pilih salah satu nya aja bang. Maruk kalo dua dua nya"  ucapan jiza membuat tama memfokuskan seluruh matanya ke arah gadis itu, sedikit tak terima.

"Maksud?"

Jiza mengintip tama di balik laptop nya "ga paham? Gue yakin lo tau banget omongan gue bang" ujar jiza.

Setelahnya mereka sama sama diam. Jiza hanya mengangkat bahu nya acuh, sedang tama bergelut dengan pikiran nya. Lagian jiza bukan tipe orang yang suka ikut campur masalah orang lain, dia ngomong kayak gitu cuma mau buat tama sadar. Ada seorang cewek yang lagi nungguin dia. Pacar nya sendiri naya.

Jujur, jiza capek nge bales chat senior nya yang setiap harinya nanya gimana kabar bang tama ke dia, bukan cuma dia tapi shania juga. Kenapa sih nggak langsung chat aja? Dua dua nya bilang kangen, pas ketemu di kampus malah saling buang muka.

Kisah Cinta Anak KosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang