nasib cowok ganteng

238 45 12
                                    

Elan berjalan santai menuju arah fakultas nya berada. Sedari tadi ia tak henti henti nya tebar pesona pada cewek yang lewat atau sekedar mencari angin di depan kelas.

Tersenyum genit dan mengedipkan satu matanya adalah hal yang di lakukan elan sekarang. Ada beberapa yang tersipu malu jika bertatap langsung dengan elan.

Si lelaki tersenyum puas di dalam hati. Ternyata banyak cewek yang suka dengannya. Tinggal milih aja udah dapet. Lihat aja pasti jennie nyesel  nolak dia, secara kan dia banyak yang mau, ganteng lagi. Ga ada kurang nya deh elan.

Saat ia sudah sampai di kelas nya. Ada salah satu teman nya yang menegur jika di belakang dirinya ada banyak cewek yang mengikuti nya sampai sini.

Elan secara menoleh ke belakang "lohh? E?engg?" Elan bingung mau merespon apa, yang dikatakan teman nya memang benar. Ada banyak cewek yang mengikuti dirinya. Kira-kira untuk apa?

"Sorry kalo ganggu kenyamanan lo. Kita kesini mau minta tanda tangan lo. Boleh ga?" Ujar salah satu cewek di gerumbulan itu.

Elan dengan senyuman sombong nya lantas menganggukan kepalanya, seketika para gadis itu berebut tempat pertama yang akan di tanda tangani oleh elan.

Sampai yang mengajak foto pun ada. Elan menyesal telah mengiyakan mereka tadi. Sekarang lihat saja, badan nya sakit semua karena para gadis berebut di dekat nya. Bahkan pipi nya tidak sengaja tergores oleh salah satu oknum fans nya.

Mencoba melarikan diri tetapi tak bisa. Para gadis ini terlalu banyak. Sampai tangan nya di tarik kuat oleh seseorang.

Elan menghembuskan nafas nya lega. Ia mendongak melihat siapa yang menolong nya, cewek. Yang tolong dia cewek. Elan kira cowok karena tarikan nya kuat banget tadi. 

"Lo gapapa?" Tanya cewek itu setelah melihat wajah elan yang hanya bengong sambil melihatnya.

"Eh- gapapa" jawab elan gugup.

Sial.

Bisa-bisa nya dia gugup sama cewek di depan nya ini. Harus jaga image dong elan.

"Btw, thanks ya. Tarikan lo kuat banget tadi sampe gue  kira lo cowok" ujar elan menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

Si cewek tersenyum manis, ia menganggukan kepalanya.

"Gue balik dulu ya?" Pamit cewek tersebut.

"Sebentar. Nama lo siapa?" Tanya elan ia mengulurkan tangan nya bermaksud mengajak kenalan cewek itu "Gue elan jurusanHI semester 6" ucap nya.

Cewek itu dengan senyum manis nya meraih tangan elan "gue deanita jurusan hukum semester 5" kata cewek tersebut.

Elan mengangguk "salken ya" ujar nya lagi. Lantas gadis itu lagi lagi hanya tersenyum lalu izin pergi menuju ke gedung A tempat fakultas nya berada. 

Elan masih menatap punggung gadis itu saat berjalan. Caranya berjalan seperti anak kecil sehingga membuat dirinya tersenyum gemas. Ia harap besok bertemu dengan si gadis itu.









Duduk sambil memikirkan cewek tadi membuat elan terus menerus tersenyum lebar. Entah apa yang merasuki nya, nama deanita seakan tertanam di kepala nya tidak akan pernah hilang.   Senyum yang di punyai gadis itu sangat cerah bahkan elan mengakui jika senyuman cewek itu langkah. Sangat manis.

Ternyata ia tidak perlu berkunjung ke kampus lain untuk mencari cewek cantik yang akan di jadikan pacar nya. Tidak ada alasan. Elan hari sabtu besok diajak oleh temannya yang disuruh dosen untuk mengasih kan file pp untuk dosen di kampus itu.

Elan mau mau aja, sekalian cari cewek cantik kan bisa, katanya. Dan sekarang ia rasa, dirinya tidak perlu mencari lagi, karena cewek itu sudah membuat hati nya berdegup dengan kencang.

Lelaki itu terus begitu sampai jiza menatap nya aneh saat baru saja pulang dari kampus .

"Lan lo udah gila ya?" Ujar jiza tepat di hadapan seorang elan.

Lelaki itu tidak memberi jawaban dan maish tersenyum lebar tidak jelas "heh!! Sadar sadarr lo kerasukan kan!" Jiza menepuk-nepuk kepala dan lengan elan secara keras.

"Aduhh..! aduhhhh!! Sakit woii..!!" Teriak elan keras ia juga meringis kesakitan. Jiza memukul nya dengan keras rasanya ia seperti di gebukin maling. Sumpah, sakit banget.

"SAKITTT JIZAAA...!!!!" teriakan elan yang kedua kalinya membuat jiza menghentikan aksi nya. Perempuan itu menatap elan bingung "Lo kerasukan nya udah?" Tanya nya tanpa merasa bersalah.

Elan seketika memandang sinis jiza lalu tak lama ia menghela nafas lelah nya. Lelah menghadapi jiza yang bar-bar dan sok polos ini.

"G. U. E G. A. K kerasukan begooo!" Ucap elan dengan ejaan di setiap kalimat nya.

Jiza tentu tidak percaya sedikit pun. Ia melihat dengan mata kepala nya sendiri kalau elan, lelaki itu tengah senyum-senyum sendiri. Mungkin kalau ada anak kos lainnya jiza bisa percaya jika elan berguyon dengan yang lain. Lah ini? Dia sendiri di ruang tamu duduk bersila sambil tersenyum- Senyum sendiri.

"Trus lo kenapa senyum-senyum sendiri tadi?"

"Lo gak tau gue lagi bayangin cewek yang nolong gue di kampus tadi!!" Balas nya dengan sedikit nada sinis nya.

"Ya mana tau jiza bego!! Lo kira dia babu lo yang ngikutin lo setiap saat?" Shania tiba-tiba menyahut, di belakang nya ada addy yang memang mereka pulbar sepulang dari kampus.

"Dateng ga salam, malah ngatain orang"

Shania menghentikan langkah nya yang akan mau masuk kamar mandi. Gadis itu menoleh ke elan "tadi gue salam sama odoyy. Lo nya aja yang budekk!" Sarkas shania. Ia lanjut berjalan tidak mengurusi gerutuan lelaki itu.

"Mampus lo" addy ikut ikut mengejek elan.

"Jadi lo fall in love sama cewek itu?" Tanya jiza kesekian kalinya. Elan memandang jiza sebentar lalu mengangguk "kenapa? Lo cemburu gue deket sama cewek lain?" Ujar elan.

"Huekkkk!! Amit-amit gue suka sama lo . Hihhh" jiza menggedikan bahu nya jijik. Amit-amit deh pacaran sama orang yang jorok.

Sedangkan elan " Lo ga tau aja gue idaman semua anak cewek di kampus" gerutu nya Pelan. 

"Hahahaha jeff lawak lo?"

"Apa sye? Gue diem loh"

"Apaan yang tadi itu apaa"

Suara pemuda itu membuat elan menengok ke arah pintu sudah terdapat jeffry dan sharon saling bercanda ria. Elan mengernyit heran lantas sebuah kalimat terlintas di pikiran nya.

'Mereka deket?'

"Oii lan. Tumben sendiri yang lain mana?" Tanya jeffry ketika melihat elan sendiri di ruang tamu. Biasanya jam segini anak kos udah ngumpul semua di ruang tamu.

"Jiza, Shania, odoy dah pulang. Lagi di kamar mereka" jeffry mengangguk singkat.

"Lo darimana berdua? Kampus bukannya dah pulang dari dua jam tadi?"

"Gue mampir makan siang dulu sama jeffry tadi" jawab sharon mendudukan dirinya di sofa sedangkan jeffry memilih masuk kamar setelah mencuci tangannya.

"Pdkt nih cerita nya?"

Gadis itu menunduk malu, berharap semburat di pipi nya tak terlihat oleh elan "doain aja yang terbaik nya lan" ucap sharon.

Elan hanya mengangguk dan tersenyum.  Bagi elan Jeffry dan sharon cocok. Jadi ia akan mendukung keduanya untuk jadian. Siapa tau ia akan mendapat pj banyak nanti nya.

Harus memanfaatkan Situasi yang mendukung dan pasti kan?

Tbc.
Votemnts yukk.
Makasii banget yang udah baca plus vote cerita ini💜😭

Kisah Cinta Anak KosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang