hiking pt.2

150 29 7
                                    

Selepas mencapai puncak gunung manglayang, dan banyak mengabadikan momen di atas puncak ini. Mereka kembali turun menunju ke tenda penginapan. 

Karena mereka sampai di atas puncak gunung manglayang jam 3 siang maka, mereka baru turun menuju ke penginapan pukul 6 malam. Dan sampai nya ke penginapan mereka langsung bebersih badan. ugh ,capek nya kerasa banget tapi udah dibayar sama keindahan gunung manglayang di atas sana. Momen ini adalah momen paling bahagia yang akan mereka ingat.

Untuk mengisi waktu luang sebelum mengistirahatkan tubuh masing-masing, mereka memutuskan menghangatkan badan melingkari api unggun yang telah dibuat oleh elan karena hawa dingin puncak.

"Mau masak ngga?" Tanya joya sembari meniup kopi panas yang baru saja dibuatnya.

"Bakar-bakaran enak kali ya?" Sahut sese.

"Yuk, gue bawa sosis nih"

"Eh ya lupa! Gue juga bawa frozen food. Lumayan banyak sih, ga tau dah apa ae itu soalnya di campur-campur sama bunda" ucap Oliv.

"Boleh deh, anak laki nyari kayu lagi dong. Sisa nya bantuin masak" pinta Shania segera beranjak menyiapkan bahan-bahan.

Kayu yang terkumpul, langsung dijadikan alat untuk pemanggangan oleh Brian dan Jeffry. Mereka sengaja gerak cepat, karena ya ga sabar pengen makan. Ngga mau bohong sih, dari tadi juga mereka nahan laper cuma gengsi aja mau minta buatin anak cewe. Maka nya kopi panas tadi buat nahan laper.

Sese mengedarkan pandangannya ngeliat anak kos yang pada semangat bakar-bakaran nya kecuali ada satu orang di pojok tenda kayaknya lagi telfonan, dia addy. Sese udah hafal punggung lebar lelaki itu. Tidak mau ikut campur, sese lebih memilih bergabung pada Oliv.

"Btw, kamera yang kita buat foto-foto tadi kamera siapa?" Tanya Tama.

"Kamera nya si addy bang"

"Cuma addy doang yang bawa? Gue tadi kalo ga salah lihat Jeffry juga bawa kok" Tama melihat ke arah Jeffry yang terlihat santai mengunyah sosis di mulut nya.

Sedangkan elan sama tenny cuma ngehela nafas berat karena, " kamera Jeffry mah khusus buat Shania doang bang. Coba aja cek kamera nya, ga ada satupun foto kita" ucap elan, tenny ngangguk setuju karena hanya mereka berdua yang jadi sanksi gimana antusias nya Jeffry ngefotoin Shania di atas puncak tadi.

"Ya elahh masih aja" timpal Brian.

"Move on dah move on" sese ikut menimpali Brian dengan kekehan ringan nya.

"Ga baek tau Jeff,  Udah punya pawang" kalo ini si Oliv.

"Apaan deh kalian. Lagian mana ada Jeffry gitu, pasti dia kalo mau fotoin gue bilang dulu kok kayak biasanya" sangkal Shania.

"Gue udah bilang kok. Cuma lu aja terlalu fokus ke addy" ucap Jeffry yang mana membuat suasana semakin riuh oleh olokan anak kos lainya.

"NGEGAS BGT DEHHHH" ini si joya. Keliatan bar-bar nya kan.

"Wiu wiu wiu tikungan tajam boss"

"Masih pacar ye kan? Lu ngegas dikit lagi dapet tuh Jeff" sehabis tenny mengucapakan itu, suasana mendadak hening ketika suara lain muncul.

"Kayak nya pada ngedukung Jeffry nih"  celutuk addy sedikit berdehem keras.

"Yayalah. Si Jeffry lebih cocok sm Shania njirr" gumam oliv pelan. Ga tau aja Shania yang di sebelahnya nahan buat ga salting.

Pikir aja ya. Sehabis di olok-olok sama anak kos, sekarang malah Oliv bilang gitu mana agak keras juga. Shania yakin mereka ada yang denger.

"Ekhmm. Bawa santai aja, lagian kita-kita cuma bercanda ya kan Jeff?" Dengan canggung Tama menanyai Jeffry.

Jeffry melirik sekilas pada addy " kamus hidup gue ga ada yg bercanda kali. Apalagi tentang Shania" balas Jeffry tenang.

"Waduh waduh waduh, ganas juga Lo Jeff" celutuk elan. Yang lain juga ikut nyorakin buat seneng-seneng aja.

Karena hawa semakin dingin dan waktunya jam tidur akhirnya satu persatu dari mereka masuk ke dalam tenda meninggalkan beberapa orang dalam keheningan malam yang menyelimuti nya.

"Dingin banget deh" Shania bilang gini tujuan nya agar ga canggung amat sm mereka berdua tapi ucapannya malah tambah bikin canggung karena addy sama Jeffry ngasih Shania jaket barengan.

"Eh makasih ya jeff. Gue pake punya addy aja" dengan kikuk Shania mengembalikan jaket tebal itu. Jeffry mah ngangguk doang.

"Ekhm, Jeff. Ini Lo ga tidur?" Tanya addy.

Jeffry beranjak dari duduknya, dia sempetin ngusuk rambut Shania sebelum menjawab ucapan addy, "kalo ngusir mah bilang aja kali" jawab nya.

"Kalo tidur jangan malem-malem" peringat Jeffry pada Shania sebelum masuk ke tenda yg paling ujung. Didalem nya udah ada bang Brian sama bang Tama.

"Mau lihat foto kita yang tadi ga?" Tawar addy, Shania mengangguk antusias.

Addy merapatkan duduk nya pada gadis itu lalu mengambil kamera yang sedari tadi bergelantung di leher nya.

"Wah, kayaknya joya salah masuk jurusan ga sih?" Tanya Shania di sela-sela ia melihat potret foto di kamera addy.

Addy menaikan alis nya bingung "hm,gimana?"

"Iya kan, Lihat aja dia jago loh ngefoto kita, Coba lihat yang ini. Padahal ga ada ngide pose candid"

Shania memperlihatkan satu foto yang ia maksud kepada addy, dalam hati nya ia benar-benar memuji joya yang sangat bagus saat memfoto dirinya. Sedangkan addy tidak melihat foto itu, ia hanya memandang wajah Shania yang kini sangat dekat dengan nya.

Paras ayu Shania membuat addy memandangi wajah itu terus-menerus.

Merasa addy tidak merespon setiap ucapan nya ia menoleh ke samping yang mana itu sudah sangat dekat dengan wajah addy.

Mereka terdiam, saling memandang satu sama lain. Sebelum addy memajukan wajahnya dan mengecup singkat ranum lembut Shania.

"Ingetin gue buat pulang ya sha. Arah in gue buat ngga lupa jalan pulang. Gue mau ketemu seseorang yang selama ini ngga bosen nunggu gue pulang ke rumahnya." Pinta addy.

Shania beberapa kali mengerjapkan matanya, tangan nya bergerak mengelus pipi kanan addy.

"Ga bisa babang. Gue ga bisa maksa Lo buat pulang ke rumah lama. Kalau Lo ngerasa nyaman di rumah baru, tinggalin rumah yang lama dan balikin ke pemiliknya. Ngga semua orang bakal nunggu terus babang. Sama kaya gue yang cape nunggu Lo buat pulang." Ujar shania.

"Shania, kit—

"Sebentar, gue boleh jujur sama Lo?" Addy mengangguk.

"Disini" Shania menunjuk dada sebelah kiri nya.

"Rasanya sakit banget pas tau lo sembunyiin semuanya dari gue. Sakit nya kerasa pas tau lo punya yang lain selain gue. Gue pernah bilang kalau bosen, bilang aja. Jangan kayak gini babang...."

"S-sakit banget..." Lirih Shania menunduk.

Addy segera memeluk kekasihnya saat melihat bahu bergetar Shania. Sembari menenangkan Shania, ia juga mengucapkan beribu kata maaf kepada gadis itu.

Ternyata, rumah yang ia bangun dengan Shania sudah runtuh sebelum tuan pemiliknya kembali.




TBC.
Saya kembaliii
Lama banget ya? Iya tau kok
Votmentss jangan sampai ketinggalan yauu🙌

Yang nunggu book sebelah up tunggu dikit lagi ya, masih proses pengetikan.

Stay healthy semua 😁







Kisah Cinta Anak KosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang