Asli! ngga wacana

148 28 37
                                    

Setelah pengecekan barang mereka, berkumpul dan berdoa bersama sebelum memulai perjalanan. Untuk sementara kos di titipkan pada pemilik aslinya, ya pak Bambang siapa lagi emang.

"Kita boncengan sesuai yang gue chat digrup kemarin ya" ucap Shania, Gadis itu menaiki motor addy dengan berpengangan pada bahu lelaki itu.

"Bisa yang?" Tanya addy, sedikit menoleh ke belakang.

"Bisa." Begitu duduk nya sudah nyaman ia menoleh ke anak kos lainnya. Menunggu mereka sembari terus mengawasi jika ada sedikit kesalahan.

"Udah siap?!!" Teriak bang Brian semangat. Mereka yang mendengar sontak ikut membalas dengan teriakan yang tak kalah keras,

"Siapp!!" Entahlah, semuanya tiba-tiba menjadi semangat dan sangat antusias. Padahal waktu perencanaan ngga se-antusias ini.

Bang Brian memimpin jalan nya, disamping nya ada Jeffry yang membonceng Sharon. Karena, saat ini Jeffry sedang mendampingi  bang Brian sebagai penunjuk jalan.

Tak jarang mereka sesekali membuat lelucon diatas motor. Mungkin sebagian ada yang melihatnya tindakan itu berbahaya. Nyatanya memang benar, tapi mereka melakukan nya dengan senang. Dalam hal ini Shania pintar mengalihkan situasi, agar tidak merasa cepat bosan dan lelah gadis itu membuat candaan yang ditimpali oleh mereka.

Addy melirik spion motornya melihat Shania yang terus menerus tersenyum lebar sedari tadi. Ia ikut tersenyum tipis dibalik helm full face nya.

"Lagi seneng ya? Kok senyum-senyum daritadi" ucap addy, Shania sontak mencondongkan sedikit badannya agar suara lelaki itu terdengar jelas.

"Apa? Aku ga denger?"

"Lagi seneng kamunya? Kok senyum-senyum dari tadi" ulang addy.

Shania mengangguk "iyalah. Akhirnya kita bisa mendaki gunung bareng-bareng. Aku dari dulu pengen ngelakuin hal kayak gini. Ya, Alhamdulillah udah kelakuan" jawab Shania.

Addy didepan merespon Shania dengan anggukan kepala nya. Tiba-tiba ia mengambil tangan Shania yang bertengger di punggungnya menarik tangan itu agar melingkar apik diperut nya.  Tangan addy yang tidak digunakan untuk menyetir Menggenggam dan mengelus tangan Shania diperutnya.

Sedangkan gadis itu kini tersenyum malu dibalik punggung lebar addy. Semburat merahnya tidak bisa dialihkan malah makin terlihat jelas.

Tanpa sadar addy menyalip motor Brian dan Jeffry yang berada di barisan paling depan. Membuat kedua lelaki itu menoleh berbarengan kepada addy dan Shania yang terlihat seperti pasutri baru.

Tatapan tajam Jeffry membuat Sharon yang dibelakang mengelus bahu lelaki itu lembut, "sabarrr.... Waktu masih panjang Jeff. Banyak momen yang Lo buat sama Shania diatas sana nanti" ucap Sharon selembut mungkin. Ia harus menahan gejolak emosi yang akan Jeffry keluarkan.

Jeffry tersenyum tipis menanggapi Sharon, bener apa yang diucapkan gadis itu, kalo dipikir-pikir lagi dia itu siapa, kok cemburu lihat Shania deket Addy yang notabene nya pacar sendiri.

Mereka memutuskan berhenti sejenak di angkringan yang masih buka jam segini. Karena sekarang tepat pukul 11 malam, mereka berangkat tadi jam 9 malem, sengaja jam segitu emang.

"Masih lama perjalanan ya sha?" Tanya Brian setelah meminum habis botol mineral yang mereka beli di warung. Tadinya mau pakek air yang mereka bawa sendiri, tapi kata Sharon mending dipake nya pas di gunung biar ga kekurangan juga.

" Sekitar 35 menit an lagi sih" jawab Shania.

Brian mengangguk "gapapa tinggal dikit lagi. Nanti kita istirahat disana dulu sebelum naik ke gunung nya. Yuk semangat!!" Brian menatap mereka yang berbinar semangat. Brian tuh tau kalo mereka pada ga sabar hiking nya tapi ya tubuh kita perlu diistirahatkan dulu supaya mencegah kejadian yang tak diinginkan.

Kisah Cinta Anak KosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang