menanggung malu

190 34 26
                                    


Guys maaf ya khusus chap ini 17+
Lanjut baca aja gpp klo yg penasaran, klo blm ckup umur lain waktu aja baca chap ini ya. Eh tapi baca aja deh buat tau alur nya🤣🙏

"ini apa?" Joya mengeluarkan benda pipih yang sedari tadi di genggam nya, sembari menyodorkan benda itu kepada jiza yang menatap nya sendu.

****

Jiza menerima benda itu dengan tangan bergetar, mereka semua diam, terkejut melihat nya.

"I-i-ini—"

"Ngga bener kan za?"

"Bukan punya lo kan?"

Jiza semakin bergetar saat dari beberapa mereka bertanya kepada nya. Ini semua di luar pikiran nya, jiza memang ada niat untuk memberitahu mereka. Tapi bukan secepat ini.

"Y-ya ini punya— test pack Ini punya gue" ucap jiza bersamaan dengan airmata nya yang sudah meluncur  keluar.

Deg.

Tidak ada yang membuka suara setelah nya. Mereka tercengang, otaknya berusaha mencerna semuanya.

"Jadi ini bener za...." lirih shania. Jiza mengangguk pelan.

"Kasih tau gue ayah nya siapa!" Sentak elan. Wajah nya merah padam menahan amarah yang ingin keluar.

"Daniel"

Satu nama yang diucapkan jiza membuat elan kalang kabut, ia segera beranjak dari duduk bersiap duel dengan lelaki itu. Tapi harapan nya pupus saat brian menahan tubuh nya. Elan menoleh pada brian dengan tatapan tajam nya.

"Jangan gegabah. Dengerin dulu alesan nya ji–"

"Alesan nya karena bajingan itu gak bisa nahan nafsu nya bang!!!" Balas elan menggunakan nada tinggi nya.

Brian membalas tatapan elan tidak kalah tajam nya "Lo mending pergi daripada merusak suasana. Gue bilang kendaliin diri lo lan" brian memang mengucapkan nya tidak dengan nada tinggi atau bentakan tapi di setiap kata nya terdengar tegas di pendengaran mereka. 

Elan terduduk kembali dengan wajah menahan amarah nya. Sharon mengambil tempat duduk di sekali jiza mengambil sebelah tangan nya "Lo ngga bohong kan za? Ayo bilang sama gue kalo lo bohong..." airmata gadis itu meluruh setelah melihat jiza mengangguk yakin kepada nya.

Joya sudah terduduk lemas di karpet, oliv menutup mulut nya dengan airmata yang terus mengalir, sedangkan shania Ia menunduk, menangis dalam diam.

"Za... bisa ceritain semua nya?" Tama berujar sebisa mungkin dengan nada biasanya. Karena jujur, matanya udah merah, ia nahan marah. Dia udah gagal ngejagain mereka.

Jiza menatap tama ragu, setelahnya ia mengangguk.

"Gue ngga tau siapa yang salah disini. Gue atau daniel, gue ga tahu. Waktu itu malem sehabis pulang kuliah gue ke rumah nya ngasih makalah dia dari bu kirana. Gue pikir, gapapa kalo cuma mampir sebentar ngasih makalah nya" jiza membuang nafas gugup. Ia kembali melirik tama yang sedang menatap nya serius  berbeda dengan brian yang menatap nya tajam.

Ia terlalu takut untuk melanjutkan kalimat nya. Sharon yang di sebelah gadis itu, mengusap punggung nya. Berusaha menguatkan, karena ia juga penasaran.

"Terus?" Brian memusatkan pandangan nya kembali. Ia menyuruh shania duduk, agar semuanya tidak terlihat tegang yang mana malah membuat jiza tidak melanjutkan ucapan nya.

Sedangkan jiza tengah menelan ludah nya "habis itu gue masuk rumah nya di bukain sama Art disana. Dia bilang langsung ke kamar daniel aja. Gue nurut, dan pas gue buka pintu nya, gue gak tahu kalo dia mabuk.   Dia langsung tarik tangan gue masuk dan ngelakuin itu" jiza sedikit bernafas lega. Ia telah selesai menceritakan semuanya.

Kisah Cinta Anak KosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang