kerja dan belajar

3K 272 39
                                    

Kim Taehyung adalah orang yang sangat menghargai waktu. Baginya satu detik terlewat saja begitu berharga. Dan seperti biasa pria itu selalu bangun pagi-pagi sekali. Pukul empat pagi dia sudah berlari-larian di di halaman sekitar Mansion dengan kaos tanpa lengan juga celana boxernya. Di lanjutkan juga dengan melakukan fitnes. Dumbbell, Bench press, Sepeda statis, Push Up semua dia lakukan. Maka tak heran jika pria itu memiliki bentuk tubuh yang ideal. Taehyung sangat menjaga pola kesehatannya.

Setelah satu jam berolahraga, Taehyung putuskan untuk segera mandi. Dan tepat pukul enam pria itu nampak sudah rapi dengan setelan kerjanya. Berjalan menuruni tangga hendak sarapan.

"Bibi Lee dimana Kopiku? " tanya Taehyung bingung sambil mendudukkan dirinya di meja makan.

Biasanya sebelum Taehyung turun ke bawah Bibi lee sudah lebih dulu menyediakan kopi juga beberapa lapis roti di atas meja. Tak biasanya wanita paruh baya itu lupa meski dia banyak pekerjaan. Bibi lee selalu mengutamakan Taehyung.

"Bibi lee kau sedang ap-- " ucapan taehyung sontak tertahan di dalam kerongkongan melihat presensi jisoo yang tiba-iba muncul dan berdiri di sebelah kursinya.

Wanita itu tersenyum lucu pada taehyung yang terkejut. Menampakkan deretan giginya yang manis.

"Sarapanmu Tuan. " katanya menaruh kopi beserta piring yang berisikan nasi goreng hangat itu ke depan Taehyung dengan senyum meledek.

Pria itu terdiam sesaat. Lalu arah pandangannya mengikuti gerakan jisoo yang menarik kursi duduk di sebelahnya.

"Kapan kau datang? " tanyanya kemudian.

Jisoo tersenyum lembut menatap Taehyung.

"Beberapa menit yang lalu. Ku dengar kau sedang mandi jadi aku turun lagi ke bawah. Selagi menunggumu siap aku membuatkanmu sarapan. Bibi lee bilang kau selalu sarapan roti setiap pagi karena itu aku membuatkan nasi goreng hari ini. " ujarnya sumringah.

Taehyung menghela nafas.

"Kau tidak perlu sampai repot begini jisoo. nanti kau lelah. "

"Repot apanya? Aku sama sekali tidak apa-apa Taehyung. Lagi pula hitung-hitung sebagai pelajaran sebelum aku menjadi istrimu kan? Melayani calon suami sendiri memangnya tidak boleh? " kekehnya lucu membuat Taehyung membisu tak bisa bicara.

Rasanya jantungnya seperti tengah di remas-remas. Pria itu tidak tahu harus bereaksi seperti apa maka ia memilih untuk menyantap makanannya saja dengan lahap. Enggan menjawab.

"Owh ya Tae sejak kapan kau membeli rumah ini? Rumahnya bagus sekali. " jisoo bertanya sambil matanya menelisik memperhatikan sekitar dengan kagum.

Taehyung meliriknya pelan.

"Tiga tahun yang lalu. Aku memutuskan untuk pindah dari rumah orangtuaku. Aku membelinya karena aku tidak mau terus tinggal disana aku ingin hidup mandiri."

Ucapan itu menarik senyum jisoo terbit. Kim Taehyung memang pria idaman. Dia sangat sempurna. Jisoo setuju dengan pendapat pria itu yang mau hidup mandiri jauh dari orangtua. Dengan kata lain jisoo bisa menyimpulkan bahwa setelah ia dan taehyung menikah nanti mereka tidak akan tinggal di rumah keluarga Taehyung melainkan di sini.

Mata jisoo memperhatikan sekeliling mansion sekali lagi. Rumah ini memang tidak semegah mansion orangtua mereka berdua tapi suasananya begitu hangat dan juga terasa nyaman. Dekorasinya sama persis dengan selera taehyung, grey dan white. Memikirkan ia akan segera menjadi nyonya Kim Taehyung membuat pipi jisoo memanas. Tinggal bersama. Berbagi ranjang dan mempunyai keturunan. Jisoo benar-benar bersyukur.

Wanita itu tidak mau memikirkan hal yang aneh-aneh. Kim Taehyung mencintainya. Jadi tak ada yang perlu jisoo cemaskan lagi. Ia pasti bisa mengatasi aib sialan ini diam-diam meski sebenarnya ia sungguh menyesal harus melabui Taehyung
saat malam pertama nantinya. Jisoo tak punya pilihan. Ia tidak mau Taehyung tahu bahwa ia sudah tidak perawan lagi. Sebuah kenyataan yang selalu ingin ia sangkal. Jisoo sungguh frustasi.

WRONG WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang