Kakak Perempuan

2K 213 26
                                    

Suara tetesan air keran di wastafel terdengar horror sekali dengan di selengi suara isakan samar-samar yang menyertainya. Kegelapan malam menguasai kamar mandi sempit itu. Lantai keramiknya nampak basah dan licin dengan sampah bungkusan pelastik yang berserakkan dimana-mana. Juga, Bau anyir darah tercium melingkupi seisi ruangan itu. Bau amisnya menyeruak menyebarkan rasa mual namun seorang wanita di sudut kloset itu nampak sama sekali tidak peduli. Meringkuk sendirian dengan keadaannya yang terlihat kacau sekali. Rambutnya acak-acakan layaknya pasien rumah sakit jiwa. Bajunya sudah melorot sampai bahu sementara itu ia tidak memakai bawahan sama sekali.

Bae Irene kian menangis ketika ia teringat lagi apa yang baru saja dia lakukan. Tiba-tiba kata seandainya terus terngiang memenuhi isi kepalanya. Mau di bilang menyesal pun di rasa sudah tidak berguna. Apa yang sudah pergi tidak akan pernah bisa kembali lagi. Lebih tepatnya ia paksa.

Wanita itu sesegukan sambil menatap gamang tangannya yang bergetar berlumuran darah. Ia adalah seorang pembunuh. Cairan dan lendir itu sesungguhnya hidup. Yah, ia membunuh calon bayinya sendiri. Karena serangan paniknya yang berlebihan irene sampai nekat meminum obat penggugur. Dan semuanya di sebabkan oleh Suho yang mendadak tak bisa di hubungi begitu pria itu tahu ia hamil. Suho hendak melarikan diri darinya. Pindah apartemen, ganti nomor. Semua hal tentangnya seolah lenyap membuat Irene pontang-panting sebulan ini. Hidupnya tak tentu arah. Terus di buru rasa cemas hingga akhirnya hal mengerikan ini pun terjadi.

Irene meraung seraya melempar ponselnya yang berlayarkan foto suhoo dengannya.

" Hikss... Aku membencimu.. aku benci hiks..."

W R O N G W A Y•

Beberapa bulan telah berlalu sejak Jennie menjadi mahasiswa di universitas Korea. Selama itu pula gadis itu sangat gigih pada ambisinya menjadi seorang desainer demi membuat bangga Tuan Taehyung. Pun Jennie memang sudah berjanji bahwa ia tidak akan mengecewakan pria itu. Kini tak ada lagi hingar pingar music. Semuanya telah berubah. Jennie sudah berada di jalan anak-anak usianya pada semestinya yaitu belajar untuk menentukan masa depan.

Waktu menunjukkan pukul sembilan lewat ketika Jennie keluar dari kelasnya. Suara derap langkah kaki menggema di setiap lorong yang ia lewati. gadis itu berlari-larian tergesa sesekali melirik jam di ponselnya cemas. Ia harus cepat. Lima menit lagi sebelum Bus pulang berangkat. Hari pun sudah gelap. Apa yang bisa ia lakukan kalau sampai tertinggal?

" PAK, PAK... TUNGGU BERHENTI!"

Jennie segera berteriak ketika Indra penglihatannya menangkap bus yang hendak pergi di depan sana. Gadis itu semakin berlarian berusaha mengejarnya. Untungnya supir bus mendengar. Jennie sudah ketakutan sendiri bakal tertinggal.

Kemudian sampai di apartemen, gadis itu langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur kelelahan. Memejamkan matanya pelan merasa tubuhnya pegal semua.

Yah, beginilah kehidupan Jennie sekarang. Ia terus sibuk belajar. Terkadang rasanya mau menyerah saja karena ternyata kuliah itu susah dan bikin repot kesana kemari. ada saja tugas yang di berikan. Bahkan sampai tak bisa tidur seharian. Meski begitu Jennie masih tetap bertahan menjalani semua ini karena Tuan Taehyung. Lebih dari itu Jennie juga tahu bahwa semua ini demi masa depannya juga. Ia tidak mau terus-terusan bergantung pada pria itu. Jennie berharap suatu saat ia bisa mengembalikan semua yang telah Taehyung berikan padanya.

Menghembuskan nafasnya berat--Rasa rindu di hati Jennie terasa semakin menjadi ketika memikirkannya begini. Pun ia memang sudah lama tak bertemu taehyung lagi sejak sebulan lalu. Rasanya rindu sekali.

'Tuan Taehyung, Sedang apa?'

Iseng mengechat nya, Jennie tidak terlalu yakin akan mendapat balasan karena Taehyung adalah tipe lelaki yang tidak suka berbasa-basi. Pesannya pun masih berceklis satu menandakan ponsel pria itu yang tidak aktif. Namun Jennie masih juga berharap mendapat balasan meski dia sudah tahu sendiri kalau kemungkinannya sangatlah kecil.

Ting!

Sepuluh menit kemudian terdengar suara dering menandakan pesan masuk membuat mata Jennie langsung terbuka seketika. Ia segera mengecek ponselnya dengan kesenangan dan juga berharap.

TUAN KIM

'Baca buku, Ada apa?''

Senyum Jennie segera merekah. Ternyata benaran Taehyung.

'Kangen... Kapan datang?'

'Kau tau jawabannya'

'Apa sebentar saja juga tidak bisa? Tuan tidak merindukanku?'

'saya sibuk jennie'

Perlahan wajah gadis itu mulai lesu. Ketika Tuan Taehyung menyebut namanya seperti ada perintah absolut yang ia rasakan. Dan itu tidak boleh di bantah.

'Baiklah saya mengerti Tuan'

Balasnya dengan emot tersenyum.

Jennie sudah merasa hilang semangat. ia sudah berencana untuk tidur saja namun semua itu urung ketika suara panggilan telepon justru masuk dari Taehyung.

Jennie tak menyangka, ia mengangkatnya dengan perasaan berdebar-debar.

'Hallo? Tuan?'

Diseberang tak langsung menjawab, Jennie mendengar suara nafas taehyung seperti orang yang tak niat untuk teleponan. Dia mungkin terpaksa untuk membuat gadis itu senang.

'Kau sebenarnya mau apa? Mau pergi jalan-jalan? Atau apa? Bilang saja'

'Saya tidak mau apapun dari Tuan. Saya cuma mau Tuan ada disini. Menemani saya sampai tidur'

'Hanya itu?'

Jennie menangkap nada menggoda di ucapan taehyung membuat vaginanya berkedut terasa gatal. Ketika bersama Taehyung, Jennie pasti kehilangan kewarasannya.

'Tuan saya sedang tidak dalam masa priod, kita bisa melakukan hal menyenangkan sepuas yang Tuan mau'

'Ahahaha Saya akan datang'

***

Duh udah berapa lama ini? Wkwk

Sangking lamanya pasti ada yg mikir masih hidupkah authornya wkwkk

Vote ya guys

See you

WRONG WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang