Kakak Perempuan 2

2.7K 214 23
                                    


Setelah panggilan telepon itu ia akhiri, Kim Taehyung yang sedang duduk di depan meja kerjanya itu bangkit dari kursinya. Mengambil kunci mobil seraya meraih jaketnya asal yang tergeletak di pinggiran kasur. Kemudian ia keluar dari kamar tanpa peduli bahwa malam yang sudah larut. Pria itu lihat Lampu utama sudah di matikan membuatnya berfikir bahwa semua penghuni rumah sudah tidur. Ya, Taehyung harus bersembunyi-sembunyi. Tak ada orang yang boleh tahu ia pergi terutama lagi jisoo.

Namun sayangnya, Kim Jisoo yang paling pria itu hindari sekali kini baru saja melihatnya.

Wanita itu sedang berada di dapur. Tadinya jisoo ingin membuat kopi untuk ia berikan pada Taehyung yang ia tahu tengah bekerja supaya pria itu tidak mengantuk. Jisoo menghentikan kegiatannya begitu wanita itu lihat presensi Taehyung yang berjalan menuruni tangga sambil melepas jubah tidurnya sehingga menampakkan tubuh kekarnya yang berotot. Membuat Pipi jisoo memerah sesaat saat melihatnya. Jujur saja baru kali ini ia melihat Taehyung yang bertelanjang dada. Apalagi setelah lima tahun lamanya. Sudah banyak perubahan besar yang terjadi pada pria itu.

Sambil terburu-buru, Taehyung yang tidak menyadari kehadirannya itu lantas dengan cepat mengenakan jaketnya. Lalu melempar jubahnya sembarangan tak tentu arah. Pria itu dengan tergesa berjalan menuju pintu seperti orang yang di kejar-kejar. Jisoo yang hendak memanggilnya pun mengurungkan niatnya. Ucapannya tertahan di kerongkongan ketika melihat Taehyung yang seperti itu. Ia hanya bisa memperhatikannya saja sambil bertanya-tanya. Ada apa sebenarnya?

Kemudian tak lama suara mesin mobil terdengar meninggalkan pekarangan rumah membuat lamunan jisoo seketika buyar. Saat Taehyung sudah pergi barulah ia sadar. Tiba-tiba perasaan tak enak menjalari dadanya. Mau pergi kemana Taehyung malam-malam begini? Apakah ada sesuatu yang terjadi? Kenapa Taehyung nampak buru-buru sekali?

• W R O N G W A Y •

Minggu pagi, jennie yang tengah libur kuliah itu sudah berbelanja pagi-pagi sekali ke supermarket . Ia belanja banyak sekali bahan makanan dan beberapa minuman. Kemarin malam Tuan Taehyung memberinya uang lebih sehingga Jennie dengan niat tulusnya hendak berbagi pada teman-temannya. Gadis itu berniat ingin membuat kue dan memakannya bersama Irene eonnie, Nayeon dan juga Jungkook.

Sampai di depan lantai apartemen Irene-- Jennie sedikit terkejut begitu dapati Nayeon dengan wajah cemasnya sibuk menekani bel interkom apartemen Irene secara tak sabaran. Membuat Jennie sontak ikut merasa khawatir lantas berlari menghampirinya dengan tergesa. Takut terjadi apa-apa.

" Nayeon? Ada apa? Kenapa kau panik sekali?" Tanyanya khawatir.

"Jennie?" Nayeon malah terkejut bercampur gusar begitu ia tahu ada Jennie disini.

Sementara itu Jennie yang melihat Nayeon seperti menyembunyikan sesuatu darinya pun lantas mengguncang tubuh temannya itu kasar. Tiba-tiba hatinya merasa tak enak pada Irene. Teringat lagi wajah pucat juga kebohongan yang di di tutup-tutupi ketika di cafe Jungkook waktu itu. Jennie tahu itu.

" Katakan padaku ada apa sebenarnya Nayeon?" Bentaknya mulai kalap.

Tubuh Nayeon seketika bergetar melihat Jennie yang marah. Gadis itu merasa sudah tidak sanggup lagi menutupinya dari Jennie dan berniat untuk memberi tahukan segalanya. Lagi pula apa yang terjadi sudah di luar kemampuannya. ia butuh pertolongan namun begitu Nayeon hendak membuka mulut kehadiran Jungkook yang baru saja datang pun menghentikannya.

" Eh ada apaan nih?" Tanya pemuda itu keheranan.

"Jennie? Nayeon?"

Jeon jungkook yang kebingungan itu menatap kedua temannya secara bergantian. Berharap di beri tahu.

Jennie dengan wajah kecewanya melepaskan tangannya dari Nayeon lantas beralih pada Jungkook.

"Jung apa kau tau kode apartemen Irene eonnie?"

"Ah? Bukannya tanggal saat kita semua pergi ke taman hiburan waktu itu ya?"
Wajah kebingungan Jungkook nampak makin jelas.

Jennie mendesah lirih.

" Tidak Jung, sudah ganti. Apa kau tahu sesuatu tentang pacar Irene eonnie?"

"Ya, Seingatku namanya Kim Suhoo. Beberapa kali aku pernah ngobrol sedikit dengan pria itu saat di bar dulu. Kenapa memangnya jen?"

" Perasaanku tak enak pada Irene eonnie.
Pintunya tak bisa di buka. Dia tidak menyahut. Aku takut terjadi apa-apa di dalam. Tolonglah Jungkook. Coba ingat-ingat sesuatu tentang pria itu. Aku yakin sekali nomor kodenya tak jauh dari hal-hal mengenai pria itu." Ucap Jennie dengan bibir bergetar.

Sementara itu Jungkook pun mulai mengerti. Pemuda itu dengan sigap mencoba untuk membuka pintu sesuai permintaan Jennie. Mereka bertiga hampir frustasi karena hasilnya selalu gagal namun setelah beberapa kali percobaan terdengar suara kode pintu yang terbuka. Belum apa-apa, Seketika Jungkook dan Nayeon tersentak begitu Jennie tiba-tiba langsung nyelonong masuk begitu saja ke dalam. Lantas di ikuti oleh mereka setelahnya.

" Eonnie? Eonnie?"

Jennie berjalan tak tentu arah. Matanya berkeliaran berusaha mencari keberadaan Irene sambil memanggilinya berulang kali.

Ke adaan rumah terlihat sangat berantakan. Angin ribut seolah menimpa ruangan itu. Keadaan cahaya pun cukup
Temparam sehingga sedikit sulit untuk melihat. Beberapa menit sibuk mencari, mereka bertiga tak menemukan Irene dimana pun hingga sampailah di depan pintu kamar wanita itu-- Jennie yang mau masuk pun terhenti begitu ia tahu bahwa pintunya yang terkunci.

"Jungkook!" Teriaknya membuat jungkook dan Nayeon langsung berlari menghampirinya.

" Kenapa jen?"

" Dobrak! Aku yakin eonnie ada di dalam." Tegasnya kesetanan.

"Huh?"

Yah pintunya terkunci! Irene pasti ada di dalam.

BRAK!

BRAK!

BRAKKK!






KRIETTT.....

Suara pintu yang berhasil di dobrak itu entah kenapa terdengar menakutkan sekali. Menghipnotis Jungkook, Nayeon dan terutama jennie dalam kediaman. Jantung ketiganya berdebar-debar bersamaan dengan pintu yang perlahan-lahan mulai terbuka. Bayang-bayang sebuah kaki di langit-langit yang pertama kali mereka lihat membuat degub jantung ketiganya semakin berpacu. Dan begitu pintu itu berhasil terbuka sepenuhnya-- Jennie langsung histeris melihat Irene yang gantung diri di depan pintu menyambut mereka.

***

Sedikit ya? Sorry lah ya aku agak susah mau nulis nih ay

Terkadang mau nulis aku malah ketiduran nasep:')

WRONG WAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang