RAPAT evaluasi yang seharusnya hanya berisi evaluasi mengenai kinerja tiap bidang, rundown, dan pelaksanaan di lapangan berubah memanas karena insiden kamera tersebut. Semua panitia yang berjumlah hampir 30 orang dikumpulkan di aula.Toilet yang berada di belakang panggung tersebut memang dikhususkan untuk toilet panitia. Tiap pemakaiannya pun hanya dibolehkan untuk panitia dan atas izin panitia. Bukan untuk pengunjung, maupun siswa yang tidak tergabung dalam kepanitiaan. Maka ada kemungkinan besar pelakunya adalah salah seorang dari panitia.
Beberapa cewek menangis karena menduga diri mereka juga jadi korban. Sementara Sasha, yang meskipun bukan panitia, belum diizinkan pulang karena merupakan saksi yang menemukan kamera tersebut. Sasha yang tengah berada di pojokan tidak bisa menahan tangisnya. Ia benar-benar ingat bahwa ia izin kepada panitia untuk mengganti baju di wc tersebut. Dan seingatnya, ia juga melihat benda itu ada. Dan bodohnya, pada saat itu ia tidak menyadari bahwa itu adalah kamera.
Sebanyak dua orang pantia cewek yang dipercaya, memeriksa isi dari memori kamera tersebut.
Sementara itu, Rega –selaku ketua acara- sudah berdiri di depan para panitia selama kurang lebih 15 menit. Ia telah memaparkan insiden tersebut. Dan mungkin energinya terkuras habis karena berteriak memarahi kelalaian panitia. Ini sudah keempat kalinya Rega menyuruh pelaku untuk segera mengaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEQUATE [21+] ✔
Jugendliteratur[21+] SEBAGIAN PART DIPRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU TW: sexual harassment, non-con, toxic relationship, nsfw pictures, harsh words *** Natasha, cewek yang masih kelas 2 SMA itu tidak pernah menyangka bahwa ia kini terlibat dengan kehidupan Nathan...