ADEQUATE [21+] ✔

35. The Night (3)

Tian tersenyum. Ia tidak bisa menahan diri lebih lama lagi untuk menurunkan tali tanktop yang Sasha pakai. Ia menginginkan lebih dari sekadar ciuman.

Kalau ia tidak bisa membuat Sasha menjadi miliknya, maka ia tidak akan membiarkan orang lain menikmati 'pengalaman pertama'-nya Sasha.

***

Manda menghela napas panjang setelah melihat jam tangannya. Masih ada waktu dua jam sebelum keberangkatan pesawat. Jika bukan karena permintaan papa untuk mengunjungi mamanya sekaligus mempertimbangkan melanjutkan studi di sana, ia tidak akan mau pergi dari kota ini. 

Manda lalu melangkah keluar dari terminal setelah selesai check in offline menuju ke tempat Nathan yang sedang duduk dengan koper kecil Manda berada di samping cowok itu.

Tangan Manda menggenggam erat ponsel milik Nathan yang sengaja ia pinjam sejak tadi dengan alasan ponselnya kehabisan baterai dan charger sudah keburu masuk koper besar ukuran 24 inchi. Ia berbohong soal keduanya. Ponselnya masih hidup dan chargernya ada di koper kecil yang akan ikut masuk kabin bersama dirinya.

Sekali lagi, Manda menarik napas panjang. Jantungnya berdebar saat jarak dirinya dan tempat Nathan duduk semakin berkurang.

Manda tahu, apa yang terjadi selanjutnya akan cukup memancing perhatian orang-orang. Namun untungnya Nathan duduk di dekat arah parkiran, cukup jauh dari terminal yang malam ini cukup ramai.

"Dari tadi wa Tania masuk mulu," ucap Manda setelah berdiri tepat di depan Nathan.

Nathan mendongak. "Tania?"

"Iya," ucap Manda sambil mengulas senyum tipis.

Kening Nathan mengernyit penuh heran. Tania adalah orang yang tidak akan menghubungi orang lain duluan jika menyangkut hal yang tidak penting menurut standar cewek itu.

Seingat Nathan, Tania pernah menghubunginya saat Sasha dilecehkan oleh Tian di tangga sepulang sekolah. Jangan bilang kalau...

Nathan langsung berdiri, melesat berusaha menjangkau ponselnya dari tangan Manda.