31. Conflict

11.7K 525 63
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kesekian kalinya Sasha memikirkan hal ini. Berulang kali ia mencoba mengamati Nathan. Tapi nyatanya tidak ada yang berbeda dari cowok itu sejak kejadian di club.

Nathan masih bersikap sama.

Contohnya hari ini.

Sasha tanpa sadar menatap Nathan yang sedang berjalan dari ujung koridor. Ia tahu alasan kenapa matanya tetap tidak bisa lepas dari cowok itu. Kata-kata Nathan malam itu jelas mengusiknya tanpa henti.

Nathan telah membuatnya memikirkan kembali tentang perasaannya. Ia dibuat dikepung keraguan dan kebimbangan berhari-hari.

Jantungnya berdebar cepat ketika jarak antara dirinya dan Nathan semakin dekat. Cowok itu menangkap keberadaannya. Mereka beradu pandang untuk beberapa detik sebelum Nathan mengalihkan pandangan ke depan dan melewati Sasha begitu saja.

Seolah keberadaan Sasha tidak ada. Seolah Sasha adalah benda tembus pandang yang tidak terlihat sama sekali.

Senyum Sasha luntur begitu saja.

"Aku mau liat tanding basket deh, temenin yaa,"

Sasha tidak dapat menahan keinginannya untuk menoleh ke belakang. Ia mendapati Manda terlihat merangkul lengan Nathan setelah mengucapkan sederet kalimat itu dan dibalas senyum manis Nathan.

Sasha tersenyum kecut. Ia memang bodoh karena masih ada bagian di hatinya yang mengharapkan akan ada hal yang berbeda dari Nathan. Nyatanya cowok itu tidak berjuang sama sekali untuknya. Kejadian malam itu di club sekarang serasa hanya sekadar mimpi.

Sasha melangkah lemas menuju taman belakang sekolah dan duduk di salah satu bangku kayu di sana. Dadanya terasa sesak di tiap tarikan napas mengingat apa yang baru saja terjadi.

"Ngelamunin apa?" tanya Tian yang tau-tau berada di sampingnya. Cowok itu seperti biasa merangkul pinggangnya.

Sasha mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia tersenyum dan menggeleng dengan cepat setelah sempat memastikan taman ini benar-benar sepi. Ia tidak ingin ada orang yang melihat mereka dalam posisi yang teramat dekat seperti ini. 

ADEQUATE [21+] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang