7

2K 302 27
                                    

KSG-BJH
.
.
.
(Note : bagi yang tidak paham di chap sebelumnya mengenai seulgi. Jadi intinya setiap bulan berwarna merah, seulgi selalu berubah menjadi sosok suami irene yang dulu, dan itu udah terjadi sejak lama. Cuma seulgi gak sadar dan selalu menganggap itu cuma mimpi. Ok!)
.
.
.
.

Pagi hari, seulgi membuka kedua matanya dengan perlahan, sedikit cahaya matahari yang masuk melalui jendela berhasil menyilaukan pandangannya, sesekali seulgi mengedipkan matanya, dia sayup² mendengar gemercik air didalam kamar mandinya. Dengan malas, seulgipun berusaha duduk dari posisinya tidurnya.

Dengan setengah masih belum sadar sepenuhnya, seulgi berusaha meregangkan otot² tubuhnya, dia merasa sedikit pegal pagi ini.

"Ah.. dinginnya" ucap seulgi dengan meraba selimut yang menutupi tubuhnya, setelah lebih sadar, dia melihat kearah sekitar. Tampak berantakan dengan pakaian yang tercecer dimana². Seulgi berusaha untuk mencerna semuanya, namun tiba² dia terdiam dan melihat tubuhnya.

"O..omo.. apa yang terjadi, kenapa aku melepas pakaianku" paniknya dengan wajah polos.

Tak berlangsung lama, terdengar suara pintu kamar mandinya terbuka, menampilkan sosok mungil dengan masih dibalut handuk.

"Sudah bangun?" Tanyanya dengan santai sambil mengibaskan rambutnya.

"I-irene unnie, k-kenapa ada disini?" Tanya seulgi dengan mengeratkan selimutnya agar tidak terbuka.

"Apa maksudmu? Kau tak ingat kah yang kau lakukan semalam?" Jawab santai irene membuka lemari pakaian seulgi dan memilih baju.

"Apa yang kau katakan unnie?, Memang apa yang terjadi? Semalam aku hanya bermimpi menjadi sosok pria dan... Ya... Ya itu cuma mimpi"

"Hmm ... Mimpi? Kau yakin?"

"Tentu saja, aku ini yeoja...."

"Seberapa sering kau mimpi menjadi seorang pria huh? Pasti bukan kali ini saja"

"Itu... Hampir setiap tahun, t-tunggu, darimana kau tau aku selalu mimpi itu?"

"Huh~ kau tau seulgi-ya.. itu bukanlah mimpi, tapi nyata"

"Mwo? Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal"

"Mungkin bagimu begitu, tapi bagiku itu sah-sah saja"

Seulgi tampak sedikit berpikir, sementara irene telah mengganti pakaian dengan menggunakan baju seulgi, setelah itu dia duduk tepat di depan seulgi dengan jarak yang cukup dekat.

"Kau lihat ini?" Tunjuk irene pada lehernya yang memiliki beberapa tanda merah.
"Ini semua ulahmu" lanjutnya dengan menatap seulgi.

"Unnie jangan bicara sembarangan, mana mungkin aku yang membuat merah² itu!" Bantah seulgi

"Lalu menurutmu? Ah.. apa dimimpimu kau meniduriku? Tentu saja bukan, lalu kau pasti berpikir darimana aku tau? Tentu karena itu nyata kang seulgi" jelas irene yang masih menatap seulgi.

"Un..nie.. tapi.."

"Ssstttttt, jangan bicara apapun, kau cukup percaya dan dengarkan apa yang kukatakan" ucap irene yang menaruh jari telunjuknya dibibir seulgi.
"Kau pasti bingung dengan apa yang terjadi, kau pasti bertanya² apa yang selama ini kau alami. Kau tau.. mungkin apa yang akan aku jelaskan ini tidak masuk akal, tapi ini kenyataan yang harus kau tau seulgi-ya" irene tersenyum lalu dia membenarkan posisi duduknya.

"Sejak kau kecil, kau selalu merasa bingung karena mengalami hal aneh dalam hidupmu, kau tidak tau itu nyata atau mimpi, kau tidak dapat memahami kondisi tersebut. Benar bukan? Kau ingin tau kenapa semua itu terjadi?" Tanya irene menatap seulgi yang hanya diam karena banyak berpikir bagaimana irene bisa tau tentang semua itu.

"Karena kau itu reinkarnasi dari seseorang dimasa lalu seulgi-ya.. kau reinkarnasi seorang pria dimasa kerajaan 100 tahun yang lalu" jelas Irene.

"Unnie. Apa kau sedang mendongengkan sebuah cerita padaku?" Tanya seulgi bingung.

"Mwo?"

"Anni... Ini terlalu tidak masuk diakal, reinkarnasi? Apa kau percaya hal itu? Itu sungguh sesuatu yang tidak bisa dipercaya kebenarannya"

"Yak kang seulgi! Kau pikir aku becanda hah!" Kesal irene yang langsung bangkit dari duduknya dan berdiri disamping tempat tidur.

"Kenapa unnie begitu kesal? Apa yang kukatakan itu benar, aku memang sering mengalami hal yang kau ucapkan tadi, aku juga sudah konsultasi dengan ahlinya, mereka mengatakan itu hanya mimpi dan imajinasi ku saja"

"Lalu apa yang kau lakukan semalam padaku hah?! Bisa kau jelaskan?!" Marah irene.

"Aku tidak begitu ingat, aku rasa semalam tertidur saat melihat bulan, lalu aku bermimpi"

"Mimpi katamu?, Lalu kau membuat tanda² ini mimpi juga?!" Tunjuk irene pada lehernya lagi.

"I-itu.. mungkin karena mimpiku yang tidak senonoh, jadi terbawa nyata"

"Yak! Haruskah aku menunjukan bukti lainnya? Kau bahkan membuatku sulit untuk berjalan!!!" Teriak irene.

"U-unnie.. m-mianhae, aku tidak tau yang kau maksud, unnie t-tenanglah"

"Mungkin kau benar, semua itu hanya mimpi" lirih irene dengan mata berkaca², lalu dia beranjak keluar dari kamar seulgi.

Bruk..

"Oh mian.. mianhae" ucap seseorang yang tak sengaja menabrak tubuh irene, dia memperhatikan irene dari ujung kaki sampai kepala, lalu meminta maaf lagi, namun irene justru pergi tanpa merespon, sedangkan orang tersebut mulai masuk kekamar seulgi tanpa mengetuk.

"Woy seul.. itu sia-wwooaahhh" kaget orang itu melihat seulgi yang hanya menggunakan selimut.

"Yak Shon Wendy! Kenapa masuk tanpa permisi!" Kaget seulgi

"Maaf seul, tenang saja aku tidak lihat apapun" ucap wendy membalikan badannya.

"Haish paboya! Jangan balik badan! Aku pakai pakaianku dulu!"

"Oke.. oke.. aku juga butuh penjelasan seul"

Seulgi segera beranjak dari tempat tidur dan memungut pakaiannya, tak lama dia mulai memakainya lagi dan mengikat rambutnya.

"Sudah, kau mau apa kemari" ucap seulgi merapikan selimutnya.

"Ah itu, tadinya aku khawatir temanku ini kemapa² karena sudah mau siang belum kelihatan" ucap wendy kembali membalik badannya dan berjalan mendekat keseulgi lalu duduk di kursi belajar.

"Hmm.. aku kesiangan"

"Aku tau"

"Jika tau kenapa masih khawatir"

"Aku baru tau kau kesiangan setelah melihat wanita yang baru keluar dari sini"

"A-apa maksudmu?"

"Siapa wanita itu seul? Wajahnya seperti bidadari"

"Hmm.. irene unnie"

"Ah.. jadi itu dia yang kau bicarakan itu?!"

"Nee"

"Pantas saja.. woww.. seleramu tidak main² seul"

"Yak, aku bukan tipe orang sepertimu wendy"

"Aku bicara jujur, kulitnya putih, wajahnya cantik, tapi dia menangis.. kau apakan dia?"

"Menangis?" Tanya seulgi kaget

"Iya.." jawab wendy santai, sementara seulgi tengah membereskan tempat tidurnya.

"Ooo... Ada darah"

"Kau sedang datang bulan seul?"

"Anni"

"Lalu?" Keduanya tampak bingung dan saling menatap, namun seketika pikirannya teringat Irene.

"Woahh... Woahh.. seul.. jangan bilang semalam...."

"Aku harus cari dia wen" ucap seulgi segera lari keluar kamarnya dan mencari keberadaan Irene.



KSG-BJH






THANKYOU BUAT YANG MASIH SETIA MENANTI .. 😀😝😝

𝙳𝚎𝚜𝚝𝚒𝚗𝚢 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang