3

1K 130 13
                                    

  Hening.

Suasana mendadak buruk kala para alpha mengeluarkan feromonnya. Panas, gerah, dan menggoda sekaligus. Sanzu mengenali gadis berambut putih kebiruan itu, dan Akashi juga kenal dengan baik. Karena Senju adik keduanya.

Tapi kali ini ketiganya tak sempat, dan tak beringinan temu kangen. Sanzu menutup mata akan kehadiran gadis itu, dan menodong cepat pistolnya tepat di kening si pirang berkepang.

Manjirou meremas tangan kanannya kuat. Ia tak memiliki niat menoleh, atau bahkan melirik ke arah si lelaki tinggi. Meski begitu, badan mungil nya tetap bergetar hebat, feromonnya ikut keluar bergabung dengan para aroma alpha.

Jiwa omega dalam dirinya bergerak buas ingin belaian. Dalam satu waktu ia terangsang akan feromon yang telah lama tak ia hirup. Manjirou kacau diatas motor.

Inui yang jelas-jelas tersangka dari keadaan memilih diam tak bersuara, dengan tangan yang menyibuk diri pada motor si Kakucho. Koko mengikuti si omega berjongkok, tak ingin menyalahkan, mana berani ia angkat bicara jika omeganya yang terang-terang menyebabkan suasana begini.

Ken mengernyit, ia tiba-tiba ikut merasa panas. Terundang dengan sangat tiba-tiba. Alpha didalam dirinya meraung ingin berkawin. Tapi Ken tak mengerti, ingin dengan siapa dirinya bercinta, ia tak paham maksud dari rasa ingin mengeklaim lagi dan lagi ini.

Tak ada yang tertarik berbicara disana, Ken masih mentap penuh minat kepada si lelaki mungil bertato dileher itu. Dan matanya segera menangkap hal asing di sisian tato. "Manjirou telah ditandai?"

"Oii! Matamu melihat kemana?" mungkin sebenarnya Sanzu memiliki dendam pribadi kepada Ken, karena lelaki dengan luka disudut bibir itu benar-benar menodong pistol dan berniat menembak.

Rin peka dengan keadaan, ia sering masuk dan keluar dari kamar Manjirou sehingga ia hapal dengan pasti feromon alpha yang kadang menguar dari tubuh si omega kala heat. "aniki kita pergi sekarang.."

Rin sempat berbisik pada sang kakak, sebelum melangkah mendekati Manjirou. Matanya melirik ke arah alpha berambut pirang yang masih ditodong pistol oleh Sanzu.

Menyadari bahwa Manjirou akan dibawa pergi, Ken baru berani berujar "Oii! Manjirou!!" lebih tepatnya ia berteriak.

"Beginikah kelakuanmu, yang bahkan tak ingin melihatku!!" semua mata tentu berfokus pada alpha itu.

"Hei! Aku akan merobek mulutmu jika kau masih berani bicara!!" Sanzu menggerang kala teriakannya tak dihiraukan lagi.

Ken hanya melirik sekilas kepada si penodongan, kemudian ia kembali menatap kearah Manjirou. "Kau benar-benar buruk sekali!!"

"Hei, bisa berhenti bicara omong kosong.." Kakucho mendekat kearah Ken, menatap nya dingin. Hanya lelaki sialan yang berani berteriak pada Manjirou, dan ia tak pernah suka itu.

Keadaan jadi lebih mencekam lagi, feromon Kakucho ikut keluar berbentrok dengan aroma Sanzu dan Ken. Akashi masih memperhatikan dalam diam, ia terkadang melihat reaksi Manjirou atau teriakan bedebah dari si lelaki yang terkenal berjulukan Draken itu.

"Ken sudahlah.." Senju merasa keadaan tak akan membaik dalam waktu dekat, jadi ia meraih tangan Ken untuk menyadarkannya.

Senju tak tahu keadaan atau masalah keduanya. Ia hanya tahu bahwa mereka dulu bersahabat dan dengan beberapa alasan yang masih menjadi tanda tanya baginya, si Manjirou menghilang begitu saja.

Dan jika dijumlah, berarti ini adalah 12 tahun berlalu akan itu. Jadi Senju masih bisa mewajari kenapa Ken meneriaku Manjirou seperti itu. Mungkin Ken butuh penjelasan.

Manjirou menulikan telinganya, bahkan kala ketiganya akhirnya beradu jotos dibelakang. Manjirou masih menyibukkan diri dengan keadaanya, dan berusaha keras mengendalikan feromon miliknya yang melecit. Ia sungguh panas dan ingin dibelai, kakinya ingin segera berlari menerjang lelaki itu dengan cepat. Tapi ia tak bisa melakukannya.

Happy Ending ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang