14

701 82 12
                                    

   Hujan tampak mengguyur kota Tokyo malam itu, ketika Koko mengemudikan mobilnya bersama dengan Inui. Karena Koko sudah mulai jarang pulang, akhirnya saat alpha itu kembali ke rumah mereka akan menghabiskan waktu untuk berkeliling kota sebelum berolahraga malam.

"bagaimana kabar Manjirou?" Inupi bertanya setelah beberapa saat mereka terdiam.

Alpha dengan potongan rambut nyentrik itu melirik sekilas, sebelum fokus lagi ke arah jalan "aku tak yakin, tapi aku rasa dia cukup senang dengan bayinya.."

Inupi mengangguk sebelum membuat gerakan menghitung dengan tangannya "jadi sekarang sudah jalan 3 bulan ya.."

"hmm, dia cukup energik meski mengidamnya bikin susah.."

Koko jujur tentang itu, bagaimana ya di tengah malam saja lelaki itu bisa tiba-tiba minta ingin diantar mancing ke greenland. Akhirnya satu markas yang pusing menenangkannya.

Ada disatu waktu dia menempel terus pada Sanzu, benar-benar menempel. Sanzu sih senang, tapi ia juga merasa tak enak bahkan diintili sampai didepan toilet.

Terkadang jika waktu moodnya jelek, Manjirou akan ikut turun ke lapangan untuk membasmi para hama yang meresahkan kelompok. Sebagai seorang leader kemampuan Manjirou tak menumpul bahkan disaat-saat seperti ini.

Apalagi beberapa minggu belakangan, makin banyak saja yang menyusahkan Bonten, bahkan tak hanya satu atau dua penghianat yang dapat mereka temukan. Dasar sampah tak elegan sekali.

Asik berkisah tentang Manjirou, mobil audi hitam tadi mendadak berhenti mendadak.

"aissh apa sih, kenapa berhenti mendadak!?" Inui memelotot kearah Koko, menyumpahi kebodohan lelaki itu.

Koko mengusak rambutnya yang panjang, sebelum berujar "kau tak lihat ada orang yang menyebrang tiba-tiba?"

Inupi berdehem berujar oh, singkat sebelum mengambil payung dibawah kakinya. Dan keluar dari mobil untuk memeriksa siapa gerangan yang baru saja menyebrang tak tahu etika.

"Ryuguji-san apa yang kau lakukan disini!!"

Inupi tak bisa tak kaget kala menemukan laki laki itu terduduk didepan mobilnya. Dengan baju basah kuyup dan tatapan kecut. Pasti ada yang tidak beres.

Meski hati tak ikhlas akhirnya Koko mau mengantar si alpha dominant itu ke bengkel, tentu dengan pelototan milik Inupi dulu. Dari awal Koko tak pernah menyukai alpha itu, dia bahkan sudah berulang kali meminta Inupi ikut dengannya saja dari pada harus kerja menjadi montir di bengkel kecil itu.

Inupi mendudukan Ryuguji di kursi setelah alpha itu telah berganti baju dan sekarang tengah menghangatkan tubuhnya dibalik selimut.

Jam menunjukan pukul 11 malam, dan harusnya saat ini Koko tengah bermesraan dengan Inupi dikasurnya. Tapi lagi-lagi karena alpha ini rencanya gagal. Benar deh, jika bukan karena Inupi, Koko pasti sudah menarik pelatuk pistolnya dari tadi.

"apa yang kau lakukan disana tad-

"Inupi kau tahu dimana Manjirou sekarang?"

"Hah!?"

Suara Koko terdengar mendecih, alpha berambut putih panjang itu berdiri di belakang Inupi dengan muka tak bersahabat.

Ryuguji tak peduli akan lelaki itu, atau bahkan kenyataan bahwa lelaki itu pasangan hidup Inupi. Mereka tak pernah bertemu dan berinteraksi jadi begitu bertemu Ryuguji pikir mereka akan  baik baik saja, tapi hawa permusuhan jelas alpha itu pasanga. Dan sedikit banyak mengganggunya.

"untuk apa kau bertanya tentangnya?" Inupi menutupi raut kesal diwajahnya. Berusah tak berpikir negatif tentang apa yang ingin dilakukan alpha dominant didepannya ini.

Happy Ending ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang