10

718 80 3
                                    

Banyak typo..

Ketika Ryuguji membuka matanya, tubuhnya diam membeku. Rasanya tubuhnya seperti dirajam akibat banyaknya luka disana dan sininya. Matanya melirik tak enak pada sekitarnya, berusaha menerka benar kah dia masih ada di bumi.

Angin dingin masuk melalu jendela, matanya dengan cepat melihat ke arah jendela, dan melihat si rambut putih disana. Omega itu, jika Ryuguji boleh jujur, dia adalah omega terindah yang ia temui.

Lihat rambut halus yang terayun angin itu, dan bagaimana punggung putih itu ternodai oleh banyak tanda-tanda dari dirinya. Ryuguji mulai berpikir, ini adalah sex ternikmat yang pernah ia rasakan.

Dengan pelan tubuh tak berbajunya ia dudukkan. Melihat keadaan lengan dan pinggangnya yang terdapat banyak luka cakar. Rambutnya bahkan terurai berantak, sama sekali tak keren.

"Mikey.."

Si omega sempat tersentak, matanya yang tadi menatap lurus ke arah jalan sembari ia duduk di kusen jendela. "kau bangun.. " ujarnya pelan dengan nada dingin juga menusuk.

Keduanya dalam keadaan canggung. Atau mungkin Ryuguji saja. Rasa nyaman benar-benar menyelimuti hatinya entah dengan satu banyak hal ini, suasana hatinya dalam keadaan baik.

"tanggal berapa sekarang?" Ryuguji bertanya, dengan niat untuk segera mengangkat tubuhnya dari kasur yang telah dijadikan alas bebagi kehangatan.

"tujuh.." dan Manjirou pun hanya menjawab sekenanya. Tubuhnya ia bawa berdiri, dan menghampiri kearah si alpha.

Terbukti Ryuguji tegang, feromon omega yang harusnya menenangkannya itu justru membuatnya merasa sedikit tak nyaman. Manjirou sadar akan respon si alpha, tapi ia masa bodoh ia dudukkan dirinya di sisian si alpha.

"dua hari, kau tidur denganku dua hari dan kau bahkan melakukan knott denganku.."

Tuh benar rasa tak nyaman yang dirasakan alpha dalam dirinya. Karena bahkan setelah 27 tahun hidupnya ini adalah kali pertama ia melakukan Knotting dengan sempurna. Dan itu sangat nikmat.

Tapi mendengar apa yang diucapkan oleh Manjirou, Ryuguji justru kehilangan kata-kata diotaknya. Ia diam saja dan hanya menatap lelaki lebih tepatnya pada tanda di lehernya.

Meski ia telah berusaha menggigit bagian itu berulang kali, tapi ia tak bisa menutupi tandanya dengan benar. Berdecih dalam hati, Ryuguji menarik leher Manjirou kearahnya, mengigit lagi bagian itu, dengan cukup dalam.

"ahggk!"

Tidak hanya mendaratkan satu gigitan, Ryuguji dengan tak tau diri kembali menarik sang omega kebawah tubuhnya. Membuat si mungil memunggunginya sebelum ia lagi-lagi menambah corak aneh di punggung berukuran kecil itu.

"Kenchin!..." Manjirou akhirnya memanggil, dengan suara sedikit tinggi hingga membuat si alpha akhirnya sadar dari kelakuan anehnya.

"hei Mikey,.." tubuh mungil itu Ryuguji tarik, ia dudukan dipangkuannya dengan punggung menempel erat didadanya. Tanganya meraih leher si omega dan tangannya yang lain merayap masuk kedalam celana yang dikenakan oleh omega itu.

"mari bercinta lagi, hingga alphamu akan sangat kecewa karena melihatmu menjadi jalang alpha lain.."

Manjirou merasa tubuhnya remuk redam saat ia gerakan. Matanya menatap kesekitar untuk melihat dan menyadari bahwa alpha sialan bermarga Ryuguji itu telah tak ada lagi didalam kamarnya.

Cairan hangat ia rasakan mengalir disela-sela selangkangnya. Selimut yang menutupi tubuh telanjangnya ia tarik lepas. Ia melihat tubuhnya yang tak berpakaian, membuka kedua kakinya untuk melihat cairan putih kental itu mengalir berbondong bonding bersamaan dengan bercak darah dari dalam lubang analnya.

Meski jujur itu nikmat tapi rasa sakit tetap mendominasi. Sekali pun omega didalam dirinya akhirnya tenang dan tak lagi resah seperti tahun-tahun yang lalu. Manjirou tetap diam dalam kesediahannya. Ia masih tetap mempositifkan Diriny bahwa tak akan ada yang terjadi sekali pun ia mendampingi Ruth alphanya. Dalam hati Manjirou akan Berterimaksih pada Rindou, karena lelaki itu tetap meninggalkan obat pencegah kehamilan di lacinya, walau ia tak pernah sekali pun tidur dengan seorang alpha.

Dalam diamnya pintu kamarnya tiba-tiba terketuk, sedikit cepat sebelum akhirnya terbuka lebar dengan sedikit bantingan. Rindou disana, nafasnya sedikit tersengkal, rambut dan pakainnnya berantakan dan yang membuat Manjirou mengernyit adalah kehadiaran kalung pengaman omega dileher Rindou.

Lelaki bersurai ungu hitam itu, terlihat kucel, bahkan cara ia jalan pun sedikit terseret.

"Manjirou-san kau baik-baik saja?" tanyanya sebagai bentuk basa-basi. Alis omega resesif itu mengernyit tak nyaman sebelum melangkah menuju pintu beranda dan membuka lebar pintu kaca itu.

Udara dingin merasuk ke tulang, meski jam telah menunjukkan pukul 2 siang tak ada tanda-tanda awan hitam akan menghilang dari langit. Sepertinya musim dingin sebentar lagi akan tiba.

Bungsu Haitani itu kembali menghampiri Manjirou, dan tanpa disuruh dengan cekatan membersihkan segala noda yang tertempel ditubuh pimpinannya.

"Rin, kau baik?" Manjirou tak bisa menutupi keingin tahunnya, meski ia bertanya dengan mata yang menghindar dari Rindou.

Omega yang ditanya berdehem, sebenarnya tak cukup baik tapi tak masalah. Ia bersyukur memiliki kesempatan memasang kalung pengaman dilehernya tadi, dan menghindari dari hal-hal yang tak diinginkan. "Aku tak pernah merasa buruk tiap hari.."

Dan Manjirou menyesal bertanya pada bocah paling muda di Bonten itu.

"Pergilah mandi, aku akan panggil Sanzu untuk membelikanmu makanan.."
.
.
.
.
.

  Inupi membanting satu kunci berukuran besar ditangannya. Meremas obeng disisi tangan lainnya. Entahlah suasana hatinya memburuk, setelah beberapa omega tiba-tiba datang ke bengkel dan menanyai keberadaan dari alpha pemilik bengkel.

Mereka mengaku menjadi banyak hal, yang partner sex, teman, sahabat, pacar, hingga mengaku mate. Masih ada saja ya omega macam itu.

Padahal omega tak banyak jumlahnya, tapi kenapa jadi terkesan sangat banyak yang mengejar seseorang sebrengsek Ryuguji itu.

Yang ditunggu akhirnya datang, motor dengan suara tinggi itu terparkir di depan bengkel dan turunlah Ryuguji dari sana. Lalu lihat bagaimana para omega itu berbondong-bondong mendatanginya.

Padahal dari baunya saja, Inupi yang jauh dari pintu bisa mencium ada bau omega yang menyengat dan tertempel bagai keringat di tubuh alpha tinggi itu.

"yoo Inupi, maaf aku baru bisa kembali.." Ryuguji baru bisa menyapanya setelah dengan beberapa cara mengusir para omega yang seperti lebah itu.

"iya, aku tahu apa yang kau lakukan.." Inupi menjawab sekenanya. Ia berdiri dari duduknya dan mulai menyalakan motor dan memeriksa ulang dengan cara menaik turunkan gasnya dengan kencang. "Wajahmu terlihat puas.."

Ryuguji merasa wajahnya memanas dikatakan begitu ia berdeham lalu melirik ke arah lain. " Ya aku rasa begitu.."

"hmm bagus jika begitu.."

Ryuguji mengusap lehernya pelan, melirik Inupi sebelum menatap hal lain.

Sang omega ternyata cukup peka dengan apa yang dilakukan alpha itu "kau mau bertanya? Katakan saja.."

"hmm berapa persentase kemungkinan kehamilan seorang omega yang berpasangan dengan alpha yang buka matte nya?"

Tangan Inupi mengkaku, tak hanya tanganya bahkan tubuhnya membeku sesaat. Ditanya begitu, omega dengan luka bakar itu berdehem. Ia memikirkan jawaban yang sekiranya pernah ia pelajari disemasa sekolahnya.

Dan jawaban yang bisa ia berikan hanya satu.

"kemungkinan seorang omega hamil dengan alpha yang bukan matenya, adalah 0%.."

Dan Ryuguji tak bisa menutupi rasa kecewanya.
.
.
.
.

Tbc

Simple aja ya, paling nggk lama si Draken bakalan tahu kok kalo mikey  matenya.

Draken inu ganteng2 sarap ya 🐡

Banyakin vote dan koment ya biar saya semangat 😆

Happy Ending ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang