5

856 96 12
                                    

  Suara pintu sedikit berderit, Akashi masuk setelah membuang puntung rokoknya. Langkahnya pelan mendekat ke arah sisian kasur dimana Manjirou termenung diatasnya.

"kau baik?" tanyanya, lalu duduk disamping Manjirou.

Lelaki dengan garis mata hitam itu melirik, dan berdehem.

Akashi menatapnya dalam diam. Iya susuri tubuh mungil ringkih itu dengan tatapannya. Ia jatuhkan tatapan terakhirnya pada tengkuk si lelaki yang lebih muda. Bohong jika ia tak sedih akan keadaan lelaki yang telah ia anggap adiknya ini.

Shinichiro telah berpesan padanya, untuk menjaga sang adik. Dan ia tak yakin telah menjalani perintah terakhirnya.

"Mau sampai kapan begini?" Akashi memulai pembicaraan lagi dengan nada serius.

Tapi Manjirou tak terlihat ingin menjawab, tangannya meremas selimut yang menutupi tubuhnya. Lalu ia bangkit, berniat untuk pergi.

"mau kemana? Aku masih ingin bicara denganmu.." tapi Akashi tak membiarkan lelaki itu pergi, ia tarik tangannya dan membuat si omega kembali duduk dikasur.

"tak ada yang harus Kita bicarakan.."

"ada, tentangmu.."

Manjirou menyipit kesal, menatap kearah Akashi yang masih mencengkram tanganya.

"sampai kapan kau ingin tersiksa begini?"

"bukan urusanmu.."

"itu juga urusanku..." Akashi berujar final, matanya memaksa Manjirou untuk menatapnya. Feromon alphanya ia keluarkan, dan berhasil membuat omega iti terdiam seribu bahasa.

"aku tak pernah ingin bersamanya.." Manjirou baru bisa berujar kembali, setelah Akashi menarik feromonnya.

"kau tahu jelas apa yang akan terjadi pada dirimu, jika kau keras kepala begini.."

"tak masalah.."

"tapi itu masalah bagiku, bagi kami, Bonten itu berdiri ditanganmu."

Sekali lagi Akashi tegaskan, betapa ia mengerti bagaimana keadaan omega tertanda ini.

Seorang omega yang telah ditandai, tapi tak pernah disentuh oleh alphanya tak bisa berumur panjang. Dalam waktu 15 tahun setelah ditandai, tanpa disentuh tubuh omega alam melemah hingga akhirnya mati. Cara menghindarinya adalah berhubungan sex dengan seorang alpha, tapi tak pernah ada seornag alpha pun yang mau tidur dengan omega yang ditandai.

"masih 3 tahun.."

Akashi berdecak "sebenarnya kenapa kau ingin menghindari dari takdirmu?"

"aku tak menghindar, tapi aku bisa hidup tanpanya.." Manjirou berdiri, setelah melepas tangan Akashi.

"tapi Majirou-

"aku tak butuh seorang alpha"

Ketika kalimat itu keluar, Manjirou pun segera menghilang dari pandangan Akashi.

Si alpha menghela nafas, memijat pelipisnya pelan. Ia tak bisa tinggal diam, ia tidak akan membiarkan omega kecil itu mati dengan cepat. Jika ia tak mau tidur dengan alphanya, maka ia akan menglilingi dunia untuk mencari alpha yang mau tidur dengan Manjirou.
.
.
.
.
.

"Mitsuya-san, Ohayo.."

Mitsuya Takashi yang sedang menggunting kain di meja menoleh ke arah pintu. Jam baru menunjukkan pukul sepuluh pagi, kala mata beta berambut ungu itu menemukan dua omega di pintu butiknya.

"hmm masuklah.."

Inui dan Chifuyu bertandang. Dua omega dengan kehidupan bahagia bersama alpha itu, berjalan pelan masuk ke butik. Chifuyu meneteng sebuat totebeg kecil yang langsung ia serahkan pada Mitsuya. beberpa bungkusan teh terdapat didalamnya. Mitsuya tersenyum mengucapkan terimakasih, lalu menuju dapur untuk menyeduh teh. Sedangkan Inu dan Chifuyu memilih duduk disebuah kursi.

"Tumben sekali pagi-pagi datang kemari?" Mitsuya meletakan nampan dengan 3 cangkir teh dimeja, tepat ditengah ketiganya. "maaf ya ruanganya berantakan.."

"tak masalah, apa kau sibuk?" Inui bertanya, tanganya meraih teh dan mulai meminumnya perlahan.

"yah lumayan, aku sedang mengerjakan sebuah gaun.."

"hmm, jadi gaun putih dipatung itu untuk pernikahan?"

"iya, kalian tak biasanya datang, ada apa?"

Mitsuya kembali kepertanyaan pertama. Inui dan Chifuyu saling melempar tatap, lalu kemudian sama mengehela nafas lelah.

"ini tentang Manjirou-san.."Chifuyu mencicit pelan.

Mitsuya diam menyimak, mendengarkan dengan pasif apa yang diceritakan oleh 2 omega itu.

Manjirou dulu adalah teman smpnya, bukan hanya dirinya, mereka semua bahkan besar dilingkungan yang sama. Jadi ketika Emma tiada, dan kejadian kecelakaan dikamar itu terjadi mereka semua tahu.

Mitsuya adalah seorang Beta, jadi pengetahuannya tak begitu banyak. Jadi ia benar-benar tak tau, bagaiman bisa Ryuguji Ken, si lelaki yang biasa dipanggil Draken itu bisa melupakan kenyataan ia telah menandai seorang omega.

Mereka yang kala itu masih berusia belasan tahun, hanya dapat berdiam cengo. Tak meyangka bahwa kejadian seperti itu akan terjadi, bahkan ketika keadaan mereka semua dalam duka.

Tapi sampai saat ini Mitsuya masih mengingat kata-kata Manjirou sebelum lelaki itu pergi "Tak perlu katakan apapun pada Kenchin, karena ia pasti tak akan menerima kenyataan bahwa ia menandaiku..

"kau tak perlu khawatir tentangku, aku yakin ia juga bukan alpha yang ditakdirkan untukku.."

Mitsuya merasa kepalanya pening, tak pernah ia menyangkan bahwa ternyata Manjirou dan Draken secara kebetulan adalah pasangan Soulmate. Ketika kenyataan itu terungkap, mereka semua tak lagi bisa menggapai Manjirou yang sudah berubah sangat jauh.

"aku tak pernah bisa membayangkan sakitnya.." Chifuyu menarik tisu, dan mengusap air matanya. Ia sedih, mungkin faktor baby juga, ia merasa sangat sensitif.

Inui menatap kearah gelasnya, menghela nafas lagi "Koko bilang, tak ada harapan bahwa ia akan rujuk dengan Ken.."

Ketiganya menghela nafas bersama, melelah.

Tentu saja mereka merasa bersalah akan ini. Jika 12 tahun yang lalu, mereka tak membiarkan Manjirou pergi, maka hal-hal seperti ini tak akan terjadi.

Dan kenapa dunia ini sangat kejam? Kenapa hanya omega yang harus menerima hukumannya?

Jauh didalam hatinya Mitsuya bersyukur ia dilahirkan sebagai seorang Beta.

"Takashi, dimana kau letakan dasiku.." ketika suara itu terdengar ketika lelaki itu menoleh ke arah tangga.

Inui tersentak, cukup terkejut melihat kehadiran seorang alpha yang lumyan familiar itu berada di rumah Mitsuya.
Chifuyu memasang wajah bertanya, dibalik tisunya.

Satu-satunya hal yang Mitsuya sesali, kenapa ia terlahir sebagai Beta adalah karena ia tak akan pernah bisa berpasangan dengan alphanya.

"aku gantung di belakang pintu, tidak mungkin kau tak melihatnya Ran.."
.
.
.
.
.

Tbc

Maap ya pendek, author nulisnya kemaleman gegara tugas. Ngantuk saya.

Hati juga sakit, gegara crush jadian sama temen sendiri 🏃‍♀

Yudah jumpa minggu depan

Happy Ending ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang