"Lid, tolongin gue dong" kataku kepada Lidya sambil masang muka melas, "Tolongin lo? Dih tumben banget lo minta tolong sama gue? Kenapa?" katanya sambil memilin rambutnya. 'dih kalo bukan karna kak Rian gue males banget mau ngomong ame lo' celotehku dalam hati. "Temenin gue makan dikantin" aku mengedipkan mata padanya kaya orang kelilipan "Elah timbang makan doang, sendirikan bisa" dia berjalan meninggalkanku. 'sabar Sya sabar, demi kak Rian' kataku dalam hati sambil megelus dada.
"Yee, gue tau kalo gue bisa makan dikantin ndiri, tapi masalahnya gue lagi mau ketemuan sama kakak kelas 12, please yak temenin gue" kataku sambil berharap permintaanku dikabulin, sambil mengikutinya berjalan, "Sya, lo lagi sakit yak kok tiba-tiba lo minta temenin mak lampir sih buat nemenin lo. Biasanya juga lo minta tolong sama kita ya gak yan?" bisik Ingrid kepadaku dan mnyenggol bahunya Arlyani. "Iya, bener banget tuh kata sih Ingrid".
"Tumben lo pinter Grid" kata Arlyani sambil menganggukan kepala. "Yee, ini kalo bukan karna kak Rian, gue juga ogah kali minta temenin dia. Mending gue makan bareng lo bedua di kantin" kataku sambil menaikan satu alis. "ngomongin gue ya lo pada ?" kata Lidya yang ntah sejak kapan sudah berdiri di depan kami bertiga. Sontak saja kami terkejut, "gak kok gak, lo salah denger kali" kataku agar dia tidak curiga. "Oh, jadi lo mau gue temenin apa kagak? Gue mau balik nih, mau kesalon mau kerimbat, manie-pady, maskeran—" belum sempat dia nyelesaiin omongannya aku langsung menarik tangannya keluar kelas. Fyi Lidya itu anak salah satu dari donatur terbesar disekolah, jadi dia bisa keluar masuk sesuka hatinya saja. Lidya termasuk cewek yang cantik tapi yah gitu, kecentilan orangnnya belagu juga.
"Iya jadi, cepetan keburu orangnya pergi" kataku tak peduli dengan omelannya. Diperjalanan menuju kantin, semua orang melihat kami berdua. Mungkin karana mereka heran kali ya, orang yang tadinya musuh malah jadi kaya temenan sekarang. Sampai dikantin, aku langsung mencari sosok kak Rian, "Nah ketemu" ku ajak Lidya untuk ikut denganku duduk bersama kak Rian, "Ayok lid, orangnya udah nungguin kita tuh" kataku sambil menunjuk kearah mejanya kak Rian. Lidya mengikuti langkahku dari belakang. "Hai kak, udah lama ya nungguin gue ?" kataku sambil menaik-turunkan alis. Kulihat kak Rian sedang memainkan hpnya sambil menompang dagu.
"Akhirnya lo datang juga, gue kira lo gak jadi datang. Padahal kalo lo gak jadikan, uang gue gak ber—" belum sempat kak Rian menyelesaikan omongannyaa, tiba-tiba ia melihat kalau Lidya ada di sampingku. "Hai" kata kak Rian sambil melambaikan tangannya kekamera karna gak kuat *eh gak ding becanda bukan kekamera tapi ke Lidya :D. Aku yang melihat kekonyolan kak Rian pun hanya menahan tawa, Lidya yang melihatnya hanya tersenyum sambil membalas lambaian tanga kak Rian "Hai juga, kak". Aku yang merasa seperti obat nyamuk disini pun langsung memecah kan keheningan yang ada di antara kita bertiga.
"Ekhm, Lid ini namanya kak Rian dia temen gue juga. Dia kakak kelas kita" kataku memperkenalkan kak Rian ke Lidya. Lidya pun mengulurkan tangannya "Hai, aku Lidya salam kenal ya kak" kata Lidya dengan nada suara yang di sok imutkan. Kak-kak lo dipelet pake apa sama ni cewek sampe lo tergila-gila sama ni cewe centil satu. Aku pun melihat-lihat sekeliling kantin, mana tau ada bangku yang kosong kan yang bisa aku tumpangin buat makan. "Ah, ketemu" kataku sambil menjentikkan tangan. Lidya dan kak Rian sontak langsung melihat kearahku " ketemu apaan Sya?" kata kak Rian kepo, "Iya nih, apaan yang ketemu Sya?" kali ini Lidya tidak kalah kepo nya dari kak Rian. "Yee, kepo banget lo bedua. Mau tau aja urusan gue. Oiya kak lo jadikan traktirin gue, kalo gitu gue pesen makanan dulu ya daaa" kataku sambil melambaikan tangan ke arah kak Rian. "Iya bawel, lo pesen aja makanan yang lo mau tapi jangan banyak-banyak ntar duit gue gak cukup lagi buat isi bensin" kata kak Rian sambil mengibas-ngibaskan sebelah tangannya seperti mengusirku.
"Iya iya, alah bilang aja lo mau beduaan bareng Lidya, wee" kataku sambil memeletkan lidah ke kak Rian. Perkataanku tadi berhasil ngebuat Lidya salting, dan membuat kak Rian melemparkan tisu yang sudah digumpalkannya untuk menimpukku. Aku langsung aja lari dan tiba-tiba nabrak orang "Aduh, sorry sorry gue gak sengaja." Kataku sambil membersihkan air yang tumpah dibaju orang tsb. Kulihat orang yang ada didepanku ini, ternyata Aldo. "Elo!" katanya sambil melotot kearah ku. Aku yang merasa tidak enak langsung meminta maaf ke dia "Eh, Aldo. Sorry Do gue gak sengaja, sorry ya" kataku panik.
"Apa kata lo sorry ? Lo pikir dengan kata sorry bisa bikin baju gue kering ? Pokoknya gue minta ganti rugi titik!" Katanya dengan nada suara yang cukup tinggi. "Iya iya gue gantiin deh minuman lo. Bentar deh gue beli dulu." Kata ku yang langsung berjalan kearah meja mbak kantin. Dari arah belakang aku merasakan ada yang menarik tanganku. "heh lo pikir baju gue gak basah apa ? lo juga harus ganti rugi sama baju gue ngerti ? Katanya sambil melotot kearahku. "yaelah Do, kan gue udah minta maaf, trus ini juga gue mau gantiin air minum lo. Masa gue kudu ganti rugi baju lo juga?" Kataku dengan muka yang memelas. "ya iyalah, lo pikir didunia ada yang gratis apa ?" cibirnya. "iyaudah oke iya, bakal gue ganti. Lo mau apa ?" kataku menyerah. "Gampang, gue tunggu dibelakang sekolah setelah jam pulang gimana?"
"Hah ? lo...lo gak ada maksud buat macem-macemin gue kan?" kataku terbata-bata.
"heh gue bukan cowok mesum kaya yang lo pikir ya, gue mesum juga pilih pilih kali." katanya remeh. "gue juga gak sudi kali lo macem-macemin, dasar sinting" aku pun berlalu setelah mengakhiri perdebatanku dengan aldo. Tu orang gila kali ya mau ngapain juga dia nyuruh gue kebelakang sekolah pas jam balik. Ini sungguh mengganggu pikiranku, kuputuskan untuk kembali kekelas karna moodku untuk makan pun sudah menguap ntah kemana.
"Sya sya, lo mau kemana woi?" panggil kak RIan
"Balik kekelas kak gue udah gak mood buat makan, bye.." kataku cuek
---
KAMU SEDANG MEMBACA
Akibat Pacar Pura-pura
Genç KurguNo Sipnosis !! Kalo pengen tau ceritanya baca aja langsung ;) :)