Part 4 || Kelurga Agresia

11 3 0
                                    

Sakit fisikku tak sebanding dengan rasa sakit hatiku -Vera Agresia

Sepanjang jalan hening kedua orang itu hanya fokus dengan fikirannya masing-masing.

"Ra,lo sebenernya kenapa sih buru-buru balik?" Tanya Willi pada gadis yang diboncengnya.

Vera menatap kosong gedung-gedung yang menjulang tinggi,ia sudah tahu apa yang akan terjadi jika orang tuanya tahu ia pulang larut malam.

Merasa tak ada jawaban Willi menanyakan ulang pertanyaannya pada gadis dibelakangnya.

"Ra?kenapa lo buru-buru mau balik kerumah lo?" Tanya Willi agak teriak.

Vera memukul helm Willi agak keras.
"Jangan teriak-teriak gue masih bisa denger" Protes Vera.

Willi berusaha tetap fokus pada jalan,menahan emosi demi keselamatan.

"Vera,gua udah nanya baik-baik sama lo,lo malah gak denger" Jelas Willi.

"Jawab pertanyaan gua!" Tegas Willi mulai menaikkan kecepatan motornya.

Vera berusaha menenangkan hatinya agar tak ada yang salah dengan ucapannya.
"Orang tua gue gak izinin gue pulang kemaleman" Jelas Vera yang di akhiri tawa kecil.

Willi mengangguk paham,tapi kenapa terasa janggal baginya?

"Ya karena mereka khawatir sama lo yakan Ra?"

"Gak" Jawaban singkat Vera berhasil membuat Willi tersentak kaget.

"Ma-maksud lo?"Tanya Willi memastikan.

Vera menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan pelan.
"Mereka butuh gue buat bikin makan malem, beres-beres rumah,cuci baju juga piring,pel lantai juga sapu-sapu" Jelas Vera dengan jari yang menghitung.

Willi menautkan kedua alisnya mencoba mencerna penjelasan Vera tadi,Willi berfikir cukup lama.

"Lo anak mereka kok malah jadi kayak pembantu?pembantu di rumah lo gak ada?" Tanya Willi semakin penasaran.

"Gak ada pembantu"

Willi hanya ber 'oh' agar ia tak terlalu ikut campur dengan urusan pribadi temannya ini.

"Dari sini belok kiri terus berhenti di rumah nomer 34 " Vera mengarahkan arah rumahnya pada pria yang memboncengnya.

Cittt

Motor besar Willi berhenti tepat dirumah nomer 34 dengan gerbang putih menjulang tinggi dan suasana yang terlihat sepi.

"Bentar gue buka gerbangnya dulu,kalo lo mau langsung pulang gapapa" Ucap Vera yang mulai turun dari motor milik Willi.

Willi tak ingin pulang ia sekarang semakin penasaran dengan Vera,ada rahasia apa sebenarnya terlihat wajah Vera yang berubah seperti ketakutan.

"Gua mau ikut lo ke dalem gapapa?satpamnya gak ada?" Tanya Willi yang mulai turun dari motornya.

Vera tersenyum manis ke arah Willi,ini pertama kalinya Willi melihat senyuman itu,pantas saja banyak pria tertarik pada gadis ini.

"Oke,ayok masuk aja" Ajak Vera masih dengan senyumnya.

Dengan langkah ragu Vera berjalan kearah pintu awal, menormalkan detak jantungnya dan menguatkan hatinya siap-siap menerima apa yang akan terjadi.

Masih dengan langkahan ragu yang diikuti Willi,Vera menoleh ke arah Willi,Willi begitu santai,tapi mengapa Vera begitu ketakutan?

Willi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang