--HAPPY READING--
VOTE JANGAN LUPA
Tok tok tok
Pintu kamar milik Vera diketuk beberapa kali oleh Sari.
Cklek
"Pagi mahh" Ucap Vera yang sudah rapi dengan kemeja juga jins.
Sari menatap Vera dari ujung kaki hingga puncak kepala.
"Anak mama udah rapi nih, mau nge date ya" Goda Sari."Ist mama, gak kok, Vera mau kampus lahh, lagian gak ada yang mau nge date sama Vera" Jawab Vera sembari merangkul Sari.
Sari tertawa kecil mendengar jawaban Vera
"Sebelum berangkat, kita sarapan dulu ya, papa udah nungguin dibawah" Ajak Sari mulai melangkahkan kakinya.Vera mengangguk kecil lalu mengikuti langkahan Sari.
Diruang makan sudah ada Arman yang menunggu sambil memainkan ponselnya.
"Pagi pahh" Ucap Vera duduk dikursi samping Arman.
"Pagi nak, kita makan yuk udah laper nih" Jawab Arman dengan senyum.
Sari memberi nasi dan tak lupa lauk pauk pada piring Arman.
"Sini nak mama ambilin" Ucap Sari."Gak usah mah, biar Vera ambil sendiri makannya ya" Jawab Vera yang dijawab senyum oleh Sari.
Setengah jam berlalu, sarapan bersama keluarga yang diselipi beberapa canda tawa membuat Vera tak henti bersyukur.
Keluarga yang serasa asing kini telah kembali ku kenal."Mah, pah, Vera mau tanya sesuatu boleh?" Tanya Vera sedikit ragu.
"Boleh dong sayang, mau tanya apa?" Jawab Arman.
Vera mengambil nafas dalam-dalam.
"Sebenernya, apa sih yang buat kalian percaya kalo Vera gak ada sangkutannya sama kematian Kak Bela? Dan mau nunggu bukti?" Tanya Vera.Arman melirik sekilas ke arah Sari.
"Jadi waktu itu papa sama mama liat Rangga, papa kira dia gak selamet kayak kakak kamu, ternyata dia masih hidup, dan papa bingung kenapa dia bisa selamat dalam kecelakaan itu""Iya, dia juga sudah membohongi kita, agar kita menyangka kamu yang bersalah" Tambah Sari.
Vera mengangguk paham, lalu teringat pada Rangga yang mengaku kakak dari Willi.
"Makasih ya mah pah, udah mau terima Vera lagi""Iya nak, kita juga sebagai orang tua seharusnya percaya sama anaknya, maafin kita ya" Ucap Arman dengan tangan yang mengusap kepala Vera.
"Vera udah maafin kalian ko" Jawab Vera dengan senyum maniss.
Sari melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 7.30
"Gak pada berangkat nih? Udah jam segini""Astaga lupaa, Vera ada kelas jam 9 pagi ini" Panik Vera langsung bangkit dari duduknya.
"Mah pah, Vera pamit yaa bye" Teriak Vera dengan kaki yang berlari meninggalkan rumah.
Sari dan Arman hanya tersenyum melihat anaknya, masih ada rasa bersalah di lubuk hati mereka.
"VERA" Panggil Sari melangkah menyusul putrinya.
Vera berhenti berlari tepat di halaman rumah,saat mendengar namanya dipanggil oleh Sari.
"Iya kenapa ma?" Sahut Vera.
"Ini tolong kasih ke dua sahabat kamu ya nak, sebagai tanda terimakasih mama sama papa karena mereka selalu ada buat kamu" Sari memberi dua paper bag.

KAMU SEDANG MEMBACA
Willi
Fiksi RemajaCinta?apa itu cinta? Kata orang Cinta itu indah,tapi menurut Vera Agresia yang indah itu hanyalah langit yang selalu ada diatasnya. Jika aku mengenal cinta,apa aku akan melupakan langit yang selalu ku rindukan? Jika cinta lebih menyenangkan dari pad...