"Langit sangat jauh, dan cukup indah untuk membuat seseorang bertanya-tanya mengapa hati gue gak pernah sebebas itu."
-Vera Agresia- - selamat membaca - -
•
•
•
Vera membuka matanya perlahan.
Memicing menatap sinar matahari yang mengintip disela sela kaca jendela.Tatapannya yang buram mulai jelas melihat seorang pria tidur di sofa dengan wajah memar juga luka.
Menatap sekeliling karena tak kenal dengan ruangan ini,ini bukan kamar kesayangannya,tempat apa ini?
Kepala Vera masih terasa berat,tak sanggup untuk duduk dari tidurnya, badannya terasa sakit karena lenih luka.
Tapi luka ditubuhnya sudah di tutupi perban putih,juga pakaian yang sekarang ia kenakan adalah pakaian pria.
Mengingat kejadian saat bersama orang tuanya,tanpa sadar Vera menjatuhkan butir air matanya.
Mencoba menahan air matanya Vera menutup matanya dengan telapak tangan kanannya,menangis tanpa suara adalah kebiasaannya.
Perlahan pria diatas sofa coklat itu mulai membuka matanya, melihat gadis itu menutup mata,membuatnya bingung.
Perlahan pria itu melangkah mendekat ke ranjang yang di tiduri Vera,dengan lembut pria itu menarik pelan lengan Vera.
Vera yang merasa seseorang menarik tangannya,tak mau kalah Vera kekeh tak mau menyingkirkan tangannya dari matanya.
"Ra lu kenapa?" Tanya pria itu terdengar lembut.
Pria itu menarik pelan lengan Vera,membuat Vera menyerah dan melihatkan mata sembabnya.
Tangis Vera pecah,tangis dalam diamnya kini bersuara membuat pria itu kebingungan.
"Ra lu kenapa?tenang dulu ya" Pintanya sembari mengelus lembut puncak kepala Vera.
Vera yang sudah merasa lebih tenang mulai mengusap jejak air matanya,dan dibantu duduk oleh pria itu.
"Willi?" Panggil Vera nyaris tak terdengar.
"Hm?"
"Perbannya baik banget udah tutupin luka gue" ucap Vera sembari melihatkan perban di lengannya.
Willi yang melihat itu hanya memasang wajah datar,kenapa gadis didepannya ini begitu menyebalkan?.
"Baru sadar,udah bikin kesel" Ucap Willi.
"Kenapa?hm?salahh" tanya Vera dengan tawa kecilnya.
"Lu pinter banget pasang wajah palsu" Willi tersenyum simpul.
"Emang wajah gue ada berapa? Cukup satu aja" Bela Vera.
"Hm"
Vera menatap sekeliling memastikan apakah ia mengenal tempat ini atau tidak.
Kamar bercat hitam yang dihiasi foto berbingkai juga terbilang rapi.
"Itu foto lo?" Tanya Vera sembari menunjuk ke sebuah bingkai foto.
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Willi
Fiksi RemajaCinta?apa itu cinta? Kata orang Cinta itu indah,tapi menurut Vera Agresia yang indah itu hanyalah langit yang selalu ada diatasnya. Jika aku mengenal cinta,apa aku akan melupakan langit yang selalu ku rindukan? Jika cinta lebih menyenangkan dari pad...