31. Mawar Putih

59 9 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم 

Assalamu'alaikum. Humaira Sadiha kembali^^

Apa kabar kalian semua?

Siap untuk baca TaCi?

Jangan lupa vote dan komentar ya😊


"Kehilangannya memang begitu sakit, tapi entah mengapa aku tak dapat menangis."

-Shafyra Nur Az-Zahra-

Tak terasa, waktu berjalan begitu cepat. Tepat hari ini, di mana masa SMA seorang Shafyra Nur Az-Zahra akan berakhir, meninggalkan semua kenangan manis dan kelam.

Fyra menatap pantulan dirinya di cermin dengan senyum yang mengembang. Betapa cantiknya ia, sangat natural. Gadis itu mengenakan atasan tunik bermotif batik warna pink, bawahnya rok hitam, serta jilbab yang selaras dengan roknya. Terlihat sederhana, tapi anggun.

"Ra, ayo kita berangkat!" seru Nadia---ummi Fyra dari arah bawah.

"Iya, Ummi," jawab Fyra. Ia segera mengambil tas kecil yang sudah disiapkannya, lalu, turun ke bawah menemui kedua orang tuanya.

Kedua orang tua Fyra terpana melihat kecantikan anak semata wayangnya itu. Mereka saling melempar senyum, merasa bangga mempunyai anak sebaik Fyra.

"Maa syaa Allah, anak Ummi cantiknya kelewatan," ucap Nadia diselingi kekehan kecil.

"Ummi bisa aja, deh. Udah yuk, Abi, Ummi, Ra takut telat, nih," ucap Fyra.

Di sisi lain, di sekolah SMA TUNAS BANGSA, tampak ramai. Wajah mereka---murid-murid yang kini akan melepas masa SMA nya sangat ceria, tidak ada rasa kesedihan terpancar dari mereka.

Semua perempuan mengenakan batik dan laki-laki memakai setelan jas. Mereka semua terlihat cantik dan tampan.

Ada yang berbeda dari seorang Shena hari ini. Ia tampak lebih cantik dengan balutan hijabnya. Setelah banyak mengkaji agama Islam juga atas hidayah dari Allah, ia memutuskan untuk belajar menjadi muslimah berhijab---seperti Fyra.

"Shen, udah hubungi Fyra? Bentar lagi acaranya mulai, lho, gue gak sabar pengen liat Fyra," ucap Shabilla.

"Nggak, Bil. Kayaknya bentar lagi sampe, deh," jawab Shena.

Tak sengaja, matanya menemukan sosok Radit, seketika senyum terbit di wajahnya. Radit terlihat lebih tampan.

Sedangkan Radit sendiri tampak mencari seseorang, siapa lagi jika bukan Fyra?

Tidak lama kemudian, acara perpisahan kelas XII dimulai. Pembawa acara mulai membacakan susunan acara.

Semua murid duduk di kursi yang telah disediakan. Memperhatikan kepala sekolah yang tengah membuka acara ini dengan pidato singkat. Lalu, dilanjutkan dengan lantunan kalamullah. 

Sahabat-sahabat Fyra tampak resah menunggu gadis itu yang tak kunjung datang. Mereka takut terjadi sesuatu padanya.

"Baiklah, acara selanjutnya penyampaian kesan selama bersekolah di SMA TUNAS BANGSA serta pesan bagi semua teman-teman yang hadir pada hari ini, yang akan diwakilkan oleh Shafyra Nur Az-Zahra.

Kalian semua pasti sudah tidak asing mendengar namanya. Shafyra ini salah satu siswi yang banyak membanggakan sekolah ini melalui prestasi-prestasinya. 

Sepertinya ... nanti kami akan kehilangan sosok Fyra. Sejujurnya, kami berat sekali untuk melepas dia juga kalian semua, tapi kami akan lebih bangga melihat kalian sukses.

Tasbih Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang