29. Firasat Buruk

52 8 8
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Hari ini semua murid kelas dua belas mengadakan acara makan bersama di restoran milik keluarga Fyra. Restoran ini disewakan satu hari untuk semua teman-teman Fyra.

Awalnya, mereka ingin mengadakan acara ini setelah acara perpisahan di sekolah nanti. Namun, mengingat nantinya akan disibukkan dengan daftar kuliah yang mungkin di antara semuanya akan ada yang kuliah di luar kota bahkan sampai luar negeri, jadi mereka lebih memilih sekarang. Karena jika terus diundur, nantinya mereka akan disibukkan dengan ujian nasional dan ujian-ujian sekolah lainnya.

Fyra mengedarkan pandangannya, teman-temannya tampak menikmati makanan yang dihidangkan di restoran milik orang tuanya ini. Lalu, kini tatapannya tertuju pada tiga cowok yang ada di hadapannya, mereka itu Radit, Rangga, dan Reyhan. Ketiga cowok itu juga tampak menikmati hidangan dalam diam, tidak ada perbincangan di antara mereka.

Fyra melirik samping kiri-kanannya yang diisi oleh Shena dan Dewi. Semua orang sangat menikmati hidangan sepertinya. Namun, tidak dengan Fyra, selera makannya hilang, hatinya berdegup tak karuan seperti akan ada sesuatu yang terjadi.

"Aku ... ke toilet dulu, ya," ucap Fyra yang dibalas anggukan oleh mereka berlima.

Di sisi lain, Shabilla duduk di pinggir ranjang tempat mamanya terbaring lemah. Ia memilih untuk tidak datang meski ia tahu hari ini ada acara makan bersama. Shabilla mengambil sebelah tangan mamanya itu dan menggenggamnya erat. Operasi sudah selesai sejak kemarin dan hingga sekarang mamanya itu belum juga sadarkan diri.

"Mama harus bangun, ya. Aku kangen mama ...," ucap Shabilla.

Tidak terasa buliran air membasahi pipinya.
Berkali-kali ponselnya berdering, tapi ia biarkan. Orang yang menelponnya itu Shakira. Ia sudah memutuskan untuk tidak ikut terlibat dalam rencana jahat itu lagi, dia tidak ingin dirinya terus dihantui rasa bersalah. Itulah yang dirasakannya selama ini, selama dia berbuat jahat pada Fyra.

Decitan pintu ruangan mengalihkan fokusnya, ia menoleh ke belakang dan membelalakkan matanya. Ia terperanjat lalu menghampiri orang yang masuk ke ruangannya.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Shabilla ketus.

"Assalamu'alaikum," ucap cowok itu.

"Cih! Ngapain lo ke sini?" tanya Shabilla lagi.

"Saya hanya ingin memberitahu kamu siapa yang sudah membiayai operasi mama kamu," jawab cowok itu.

Shabilla tertarik untuk mengetahuinya, karena bagaimanapun dia harus mengucapkan terima kasih pada orang yang baik hati itu.

Cowok itu, ia memberikan ponselnya memperlihatkan sebuah video pada Shabilla. Lantas, Shabilla langsung memutar video itu. Betapa terkejutnya ia saat tahu orang yang telah menolongnya

"Gak, gak mungkin! Lo pasti kerjasama 'kan sama dia?" tuduh Shabilla.

"Saya belum bertemu lagi dengan dia semenjak saya bilang saya balik ke pesantren," ucap cowok terus terang.

Air lolos keluar dari matanya. Sekelabat kenangan indah bersama Fyra kembali berputar. Lalu, digantikan lagi dengan semua perbuatan jahatnya pada Fyra yang berputar jelas di ingatannya. Ia benar-benar tidak menyangka, perbuatan jahatnya selama ini justru dibalas dengan kebaikan oleh Fyra.

Ia membulatkan matanya saat teringat bos bersama para sekutunya itu akan menjalankan rencananya hari ini untuk mencelakai Fyra. Shabilla menggelengkan kepalanya kuat-kuat, ia tidak akan membiarkan orang yang telah menolong nyawa mamanya itu dalam bahaya. Ia harus menemukan dan menolong Fyra.

Tasbih Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang