بسم الله الرحمن الرحيم
"Allah punya rencana terbaik mengapa ia membuatmu jauh dariku, membuat kita terpisah. Jika Allah saja memiliki rencana untuk mempertemukan kita, Allah juga punya rencana untuk memisahkan kita dan tentu dibalik semua itu ada alasannya. Seperti, Allah yang membuat kita terpisah agar rasa cinta yang tertanam dapat hilang seiring berjalannya waktu?"
- Shafyra Nur Az-Zahra -
***
Cowok berbaju koko dan berpeci itu tersenyum tidak percaya. Bukan hanya dirinya yang terkejut, sepertinya gadis yang ada di hadapannya ini sama terkejut dengannya, bahkan mungkin lebih. Benarkah itu dirinya? Rasanya seperti sebuah mimpi saat dirinya dapat melihat gadis itu lagi.
"Assalamu'alaikum, Humaira," ucapnya.
Terlihat gadis itu mengusap air matanya, suara yang didengarnya itu membuat air matanya tidak mau berhenti keluar. "Wa-wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawabnya.
"Maa syaa Allah, aku bertemu lagi dengan Humairaku di sini," ucap cowok itu.
Gadis yang tak lain dan tak bukan ialah Fyra itu mengangkat wajahnya, untuk memastikan sekali lagi bahwa penglihatannya tidak salah, juga bukanlah mimpi. Cowok itu tersenyum padanya, membuat air matanya turun lagi.
"Jangan menangis, Humaira," ucap cowok itu.
"A-aku gak mimpi, 'kan? Ini kamu 'kan, Raf?" Air matanya semakin deras keluar.
"Na'am, Humaira, ini aku Raffa," jawab cowok itu lembut. Ya, dialah Raffa cinta pertama Fyra itu.
Melihat tangis Fyra yang tidak berhenti membuatnya ingin ikut menangis. Rasa rindu yang sangat besar ini akhirnya terobati. "Jangan nangis, dong. Hm ... apa aku peluk aja ya biar tangisnya reda?" candanya. Ia merentangkan kedua tangannya lalu mendekatkan diri pada Fyra untuk memeluk gadis itu.
Fyra langsung mendorong tubuh Raffa agar cowok itu menjauh dan tidak memeluknya. "Kamu tuh apaan sih, Raf, bukan mahram!" ujar Fyra kesal.
Raffa tergelak mendengarnya. Setelah sekian lama tidak bertemu, ia melihat diri Fyra yang baru, jelas Fyra yang sekarang berbeda dengan dua tahun yang lalu. Raffa melihat Fyra yang semakin tertutup pakaiannya, wajahnya yang semakin cantik, juga sepertinya hatinya semakin baik.
"Jangan nangis lagi, dong, aku gak bisa usap air mata kamu itu dengan tangan aku," ucap Raffa menenangkan.
"Aku maunya gitu, tapi air matanya gak mau berhenti keluar," keluh Fyra. Raffa kembali tergelak mendengarnya.
"Kok malah ketawaa," ucap Fyra kesal.
"Eh bentar, kok tadi manggilnya 'Humaira'?" lanjutnya.
"Hm ... spontan aja!" jawab Raffa.
***
Mereka berdua duduk di kursi panjang yang ada di halaman masjid sambil memakan cilok yang dibelinya tadi. Hening, mereka hanya menikmati cilok yang dimakannya, tidak ada obrolan.
"Ra, maafin aku ya," ucap Raffa memulai pembicaraan.
"Buat apa?" tanya Fyra.
"Karena aku pergi tanpa---"
"Gak papa kok, jangan dibahas lagi," potong Fyra.
Raffa menganggukkan kepalanya, suasana kembali canggung. Mungkin karena mereka sudah lama tidak bertemu makanya mereka canggung dan tidak tahu harus bagaimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Cinta [End]
SpiritualShafyra Nur Az-Zahra, gadis cantik, berjilbab, namun dingin tak tersentuh. Dia selalu menjadi murid terbaik di sekolahnya, SMA TUNASBANGSA. Meski sikapnya dingin, tapi hatinya begitu baik. Gadis yang menyukai partner lombanya sendiri yang bernama R...