بسم الله الرحمن الرحيم
Shabilla menghempaskan tubuh Fyra di lantai koridor yang cukup ramai hingga mengundang orang-orang untuk menghampirinya. Fyra dapat merasakan lututnya yang terasa sakit. Rasa sakit di lutut tidak sebanding dengan rasa sakit di hati. Fyra terus tertunduk sambil beristighfar, mungkin dirinya seperti ini karena kesalahannya di masa lalu?
BYURR
Seember air diguyurkan pada Fyra, membuat gadis itu terkejut. Sekarang Fyra basah kuyup, tubuhnya menggigil, wajahnya pucat dan air yang membendung di pelupuk matanya. Fyra berharap dari sekian banyaknya orang yang melihat, akan ada yang menolongnya, tapi justru mereka menertawakan dan mengucilkannya, membuat Fyra merasa semakin lemah.
"Gimana? Menyenangkan? Lo jadi gak usah capek-capek mandi lagi," ucap Shabilla diselingi tawa.
"Cewek murahan emang harus diperlakukan kayak gini, 'kan?"
"Aduuh, kasiaan, gak ada yang tolongin, ya?"
"Iya lha, Bil, Raffanya kan gak ada, iya 'kan?"
"Ouh, lo bener! Raffa gak ada, Rangga juga ke mana ya?"
Shabilla, Shakira, dan Tasya tertawa lepas, begitu pun dengan beberapa orang lainnya.
Seorang laki-laki membelah kerumunan dan tiba-tiba saja menyampirkan jaket di tubuh Fyra. Fyra sedikit mendongak untuk melihat orang itu dan air matanya tumpah, air mata yang sejak tadi dibendungnya tidak kuasa lagi, mereka tumpah membasahi pipi Fyra.
"Reyhan?" Fyra tersenyum kecil. Ia bersyukur karena masih ada orang yang berbaik hati menolongnya.
"Lho, Reyhan? Lo ngapain bantu si cewek murahan ini, sih?" tanya Tasya ketus.
Reyhan menampilkan senyum miring. "Cewek murahan? Cih! Lo semua cewek gak punya hati emang! Menghakimi orang lain seenaknya! Lo tau dari mana Fyra cewek murahan, hah?!"
Semuanya terdiam. Bukan karena mereka takut, tapi karena mereka tidak ingin nantinya seorang Reyhan yang menjadi pujaan hati akan membenci mereka dan itu semua salah pada Fyra!
"Ada apa ini?" Bu Teni, guru BK membelah kerumunan. Dia membulatkan mata saat melihat Fyra dengan bajunya yang basah. Lalu, menggelengkan kepalanya saat melihat Shabilla, Shakira, dan Tasya.
"Kalian bertiga ikut Ibu!" titah Bu Teni. Mereka bertiga mengekori Bu Teni menuju ruang BK. Namun, baru beberapa langkah berjalan, Bu Teni membalikkan tubuhnya.
"Kalian semua, Bubar!" titahnya pada semua orang yang berkurumun itu.
Mereka semua pergi hingga menyisakan Fyra yang masih duduk berlutut di lantai dan Reyhan yang berjongkok di sampingnya. Fyra menangis dalam diam, hidungnya memerah, matanya sembab.
"Jangan nangis ...," ucap Reyhan. Bukannya reda, justru air mata Fyra semakin deras."Fyra!" teriak seseorang di ujung lorong sana. Dengan cepat ia berlari untuk memeluk Fyra, bahkan sampai mengeluarkan air mata.
"Ra, lo gak papa, 'kan? Maaf, Ra, maaf ..., gue gak bisa nolong lo ...," ucap Shena.
Fyra mencoba tersenyum walau sulit, lalu menggeleng. "Gak papa kok. Yuk, ke kelas!" ajaknya.
Fyra mencoba bangkit meski kepalanya terasa pening. Jaket yang menyampir di tubuhnya ia lepas, lalu, ia kembalikan pada pemiliknya. "Makasih," ucap Fyra dengan seulas senyum. Namun, senyum sekecil apa pun, dalam keadaan apa pun mampu membuat orang-orang terpesona.
Fyra dan Shena melangkah bersama-sama. Baru beberapa langkah, pandangan Fyra buram, lalu, ia pingsan di sana. Membuat Shena juga Reyhan yang belum beranjak menjadi cemas.
"Ini ... gue gendong aja, ya? Biar gue bawa ke UKS," ujar Reyhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasbih Cinta [End]
SpiritualShafyra Nur Az-Zahra, gadis cantik, berjilbab, namun dingin tak tersentuh. Dia selalu menjadi murid terbaik di sekolahnya, SMA TUNASBANGSA. Meski sikapnya dingin, tapi hatinya begitu baik. Gadis yang menyukai partner lombanya sendiri yang bernama R...