9. Matematika

107 20 35
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Tidak ada orang bodoh di dunia ini, mereka hanyalah malas untuk menuntut ilmu pengetahuan.
Padahal, ilmu begitu penting dalam kehidupan, terutama ilmu agama

____________________________________

Rangga mengacak rambutnya frustrasi, sudah tiga puluh menit ia berkutat dengan satu soal matematika yang diberikan Fyra padanya. Bayangkan, hanya satu soal saja Rangga belum selesai mengerjakannya dalam tiga puluh menit, bagaimana jika Fyra memberikannya lebih banyak?

Sepertinya Fyra sendiri juga lelah menunggu Rangga yang tak kunjung selesai mengerjakan soal itu. Sejak tadi, Fyra menunggu Rangga selesai sambil berkutat dengan laptopnya, ia tengah membuat sebuah puisi dan sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu. Setahunya, soal itu tidak begitu sulit bahkan terbilang mudah karena itu pelajaran kelas X.

"Lo ngasih soal susah amat sih Ra?" keluh Rangga. Ia memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"Kerjain! Masa satu soal aja gak bisa?" ujar Fyra.

"Ini sulit Ra, sulit!" Rangga mendesah kesal. Inilah alasannya kenapa ia tidak suka dengan matematika dan soal-soal hitungan seperti fisika, padahal dirinya masuk di kelas IPA.

Matematika memang menyulitkannya, dengan jawabannya yang tidak pasti, caranya yang berputar-putar dan lainnya, sungguh membuatnya hampir meledak.

"Gue kasih soal mudah, itu tentang pertidaksamaan logaritma, itu udah dipelajari di kelas X!" Beda halnya dengan Fyra yang begitu menyukai pelajaran yang satu ini. Menurutnya, matematika itu mudah dan senang mengerjakannya. Karena jawabannya yang sudah pasti akurat jika tidak salah dalam menghitung dan banyak sekali cara untuk menyelesaikan sebuah masalah dalam soal matematika.

"Gue gak bisa! Sekali gue bilang gak bisa, tetap gak bisa!" ucap Rangga penuh penekanan.

"Lo bukannya gak bisa, tapi belum bisa!" tukas Fyra. Ia sangat kesal dengan orang yang seenaknya berkata 'Saya tidak bisa', semua manusia itu bisa asalkan ia mau berusaha! Jangan katakan tidak bisa, tapi katakan belum bisa! Ingat pula, tidak ada orang bodoh di dunia ini, ia hanyalah malas, bukan bodoh.

Keduanya menjadi diam dan hanyut dalam pikiran masing-masing. Fyra mengambil kertas yang ada di tangan Rangga dan mulai mengajari Rangga. Fyra menjelaskan dari mulai caranya hingga dapat sebuah penyelesaian yang membuat Rangga menatap tidak percaya.

"Gitu doang? Tapi kok gue gak bisa ya?" ujar Rangga. Fyra memutar bola matanya malas.

"Udah ngerti?" tanya Fyra. Rangga menggeleng kemudian tersenyum menampakkan deretan giginya yang putih. Lagi-lagi Fyra menghela napas kesal.
Fyra menutup laptopnya dan berpikir sesuatu, memikirkan untuk membuka jalan pikiran Rangga agar cowok itu tidak selalu mengira bahwa matematika itu pelajaran yang sangat sulit.

"Lo tau siapa penemu aljabar?" tanya Fyra. Rangga menggeleng lemah, dia tidak ingin tahu apapun tentang matematika.

"Gitu ya? Oke, gue mau cerita," ucap Fyra. Rangga hanya mengangguk pasrah.

"Jangan pernah menyangka bahwa Islam tidak memiliki orang yang ahli di bidang matematika. Bahkan, orang Islam yang ahli dalam bidang matematika itu juga sudah dapat dipastikan ia juga ahli di bidang yang lain terutama di bidang astronomi. Perintis matematika muslim dan orang yang sangat pantas disebut sebagai bapak aljabar modern itu nama aslinya adalah Muhammad ibn Musa al Khawarizmi. Ia berasal dari Khawarizm (Khiva). Kadang, banyak orang keliru dalam menafsirkan suatu hasil-hasil karya peradaban modern, yang selalu dianggap berasal dari Barat. Jika kita menelusuri kata Aljabar itu berasal dari karya Al Khawarizmi yang bernama Hisab al jabir wal mukabalah yang berarti pengutuhan kembali dan perbandingan atau yang kerennya dalam istilah sekarang Kalkulasi integral dan persamaan.

Tasbih Cinta [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang